Pembunuhan Vina Cirebon

Penting Iptu Rudiana Bersaksi di Sidang Praperadilan Pegi Setiawan Menurut Ahli, Polda Jabar Menolak

Kuasa hukum Polda Jabar didesak menghadirkan saksi Iptu Rudiana dalam sidang praperadilan Pegi Setiawan di Pengadilan Negeri Bandung.  

Editor: Musahadah
kolase instagram/tribun jabar
Iptu Rudiana didesak dihadirkan di sidang praperadilan Pegi Setiawan. 

SURYA.CO.ID - Kuasa hukum Polda Jabar didesak menghadirkan saksi Iptu Rudiana dalam sidang praperadilan Pegi Setiawan di Pengadilan Negeri Bandung.  

Kesaksian Iptu Rudiana dinilai penting mengingat perwira polisi ini adalah ayah korban Muhammad Rizky sekaligus pelapor kasus ini. 

Ahli hukum pidana Universitas Pelita Harapan Jakarta, Jamin Ginting, menilai selain sebagai pelapor, Iptu Rudiana yang notabene penegak hukum, tentu mempunyai kemampuan melakukan penggambaran kejadian dan siapa pelakunya. 

Menurut Jamin, waktu Iptu Rudiana membuat laporan, dia harus diminta keterangan, kira-kira korbannya yang merupakan anak, bergaul dengan siapa, musuhnya siapa.

Namun, hal ini mengarah memang pada pokok perkara, bukan para proses penetapan tersangka. 

Baca juga: Ini Sosok yang Temukan CCTV Kasus Vina Cirebon tapi Tak Dibuka, Pihak Pegi Mau Laporkan Iptu Rudiana

Sedangkan pada proses penangkapan tersangka, Iptu Rudiana bisa dimintai keterangan terkait apakah penanganan perkara ini dilakukan oleh Polres Cirebon pada awalnya, dan dia ikut sebagai pihak yang mengawasi pelaksana pemeriksaan alat bukti dan mengetahui siapa-siapa orang yang melakukan penyidikan dan penyelidikan, dan mengetahui alat-alat yang digunakan.

"Sehingga ada relevansinya dengan Pegi Setiawan yang diduga Pegi Perong sebagai tersangka," terang Jamin Ginting dikutip dari tayangan Kompas TV pada Rabu (3/7/2024. 

Selain Iptu Rudiana, menurut Rudiana, sosok lain yang perlu dihadirkan di sidang praperadilan ini adalah penyidik yang pertama menangani korban. Lalu, penyidik yang memeriksa para saksi yang pertama. 

Dia yang mengambil keterangan, berdasarkan keterangan saksi lain, yang dimaksud sebagai Pegi Perong adalah orang yang sama dengan Pegi Setiawan.

"Itu lebih terang dan jelas. Dasar mengatakna sama itu apa? harus ada bukti," kata Jamin.

Jamin mencontohkan, misalnya dari dari 8 saksi semua menyatakan sama, mereka melihat. Bahkan orang yang sama boncengen dengan dia, dia kenal. Sama-sama geng motor. 

"Ini yang paling kuart sebenarnya. Ini yang kuat. didukung scientific crime investigation," katanya. 

Kemudian, kata Jamin, alat bukti berdasarkan scientific crime investigation (SCI) yakni CCTV yang telah muncul dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) namun belum dibuka.

"Nah itu harus dibuka terkait contohnya adanya alat bukti melakukan perbuatan samurai, bambu pastik ada sidik jari yang punya di-scanner, sama enggak?" katanya

Jamin mengingatkan bahwa sidik jari itu bukan sidik jari yang ada di KTP lalu disamakan dengan Pegi Setiawan.

"Tapi dari alat yang digunakan (menganiaya Vina dan Eky)," imbuhnya.

Sebelumnya, kuasa hukum Pegi Setiawan, selaku pemohon meminta majelis hakim untuk menghadirkan Rudiana dalam sidang praperadilan, di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, besok.

"Demi keadilan dan demi tegaknya hukum, mohon untuk kesaksian dari pemohon besok, Rudiana dapat dihadirkan di persidangan," ujar Insank Nasrudin, salah satu kuasa hukum Pegi Setiawan, Selasa (3/7/2024).

Hakim tunggal Eman Sulaeman kemudian menanggapi permintaan dari kuasa hukum Pegi Setiawan. Menurutnya, hakim praperadilan bersifat pasif.

"Hakim praperadilan tidak bisa seperti itu, karena hakim peradilan itu tidak aktif berbeda dengan hakim pokok perkara," ujar Eman.

"Hakim praperadilan tidak bisa memaksa, kalau mau mengajukan saksi atau tidak mengajukan juga apa-apa, terserah," tambahnya.

Hakim praperadilan, kata dia, berbeda dengan hakim pokok yang dapat memanggil saksi bahkan yang tidak ada dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

"Ini ada yang mau diajukan silakan, tidak ada pun silakan dan hakim tidak berpihak. Kalau saudara mau menghadirkan Rudiana dari saudara dan kalau saudara mampu silakan, bukan dari kita," ucapnya.

Sementara, Tim Hukum Polda Jabar Kombes Pol Nurhadi Handayani mengaku keberatan untuk menghadirkan Iptu Rudiana dalam persidangan.

"Saya keberatan dong, karena sudah ada kuasanya kan. Saya ga akan menghadirkan, karena ini bukan sidang pokok. Cuma praperadilan, yang diuji bukti-bukti formilnya, syarat-syarat formilnya yang dimiliki oleh penyidik itu seperti apa saja," katanya.

Iptu Rudiana Diduga Sudah Tahu Kejadian Sebenarnya 

Pengacara Pegi Setiawan, Toni RM berencana melaporkan Iptu Rudiana setelah mengetahui fakta CCTV kasus Vina sudah ditemukan tapi tidak dibuka.
Pengacara Pegi Setiawan, Toni RM berencana melaporkan Iptu Rudiana setelah mengetahui fakta CCTV kasus Vina sudah ditemukan tapi tidak dibuka. (kolase Indonesia Lawyers Club/istimewa)

Ternyata CCTV yang menyorot kejadian Vina dan Eky tewas dianiaya pada 2016 sudah ditemukan. 

Sayangnya, CCTV yang sudah didapatkan ini justru tidak dibuka isinya sehingga tidak bisa menjadi alat bukti di persidangan. 

Kuasa Hukum tersangka Pegi Setiawan, Toni RM mengungkapkan, saksi yang berhasil mendapatkan CCTV kasus Vina ini berasal dari kepolisian, bernama Gugum Gumilar. 

"Keterangan Gugun Gumilar (di BAP), sudah mengecek CCTV yang ada di lokasi kejadian, namun CCTV belum dibuka," terang Tomi RM dikutip dari tayangan Indonesia Lawyers Club TVOne pada Rabu (26/6/2024).  

Ditegaskan Toni, CCTV itu sudah diambil, namun anehnya justru tidak dibuka. 

Baca juga: Hari Ini Nasib Pegi Ditentukan, Kuasa Hukum Minta Polda Jabar Hentikan Penyidikan

"Bayangkan, untuk menghikum orang sampai seumur hidup main-main, (CCTV) belum dibuka," seru Toni. 

Padahal, lanjut Toni,sesuai petunjuk Kapolri karena ini harus mengedepankan metode scientific crime investigation. 

"Makanya, bapak kapolri, di kesempatan pegi setiawan tolong dibuka semua," desaknya.  

Sementara itu, dalam wawancara dengan media pada Minggu (30/6/2024), Toni mengungkapkan terkait CCTV yang belum dibuka itu, pihaknya merencana melaporkan Iptu Rudiana ke polisi.   

"Ya, terkait CCTV yang belum dibuka itu, kami akan berdiskusi dengan tim penasehat hukum."

"Tapi pasti langkah hukum yang akan kami lakukan adalah melaporkan Pak Rudiana (ayah Eki) terkait dugaan perintangan penyidikan atau obstruction of justice," ujar Toni.

Lebih lanjut, Toni menjelaskan bahwa jika Rudiana ini sudah mengetahui isi rekaman CCTV, namun tetap memproses orang yang sudah terlanjur ditangkap, maka terdapat dugaan bahwa rangkaian ceritanya palsu atau direkayasa.

 "Kalau kemudian Pak Rudiana sudah mengetahui CCTV misalnya, terus isinya itu sudah tahu, lalu dia tetap memproses orang yang sudah terlanjur ditangkap, berarti rangkaian ceritanya diduga palsu atau direkayasa."

"Kalau memang benar sudah dibuka," ucapnya.

Toni juga menegaskan, bahwa dugaan ini akan menjadi jelas apabila mereka melaporkan kasus ini dengan pasal 317 tentang laporan yang dipalsukan.

"Nah sehingga, dugaan itu akan clear nanti kalau kami laporkan dengan pasal 317 tentang laporan yang dipalsukan, artinya peristiwanya ada (pembunuhan), tapi direkayasa," jelas dia.

Menurut Toni, jika Iptu Rudiana telah membuka hasil penyelidikan dari CCTV di TKP, maka ia seharusnya tahu siapa yang ada di dalam rekaman tersebut dan siapa pelakunya.

"Logikanya gini, kalau Pak Rudiana sudah buka CCTV hasil penyelidikan yang dilakukan dengan rekan-rekannya di TKP, berarti dia tahu siapa yang ada di dalam CCTV dan pelaku."

"Parahnya kalau pelaku bukan yang kini ditangkap, berarti ada kebohongan di situ," katanya.

Toni menyatakan, bahwa tindakan ini dapat dilaporkan dengan pasal 317 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 4 tahun.

"Jadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya itu bisa dilaporkan dengan pasal 317 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 4 tahun," ujar pengacara asal Kabupaten Indramayu ini.

Dengan langkah hukum ini, tim kuasa hukum Pegi Setiawan berharap agar kebenaran dalam kasus ini dapat terungkap dan keadilan dapat ditegakkan.

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved