Lipsus UKT Universitas di Jatim
Seleksi Jalur Mandiri Universitas Jember 2024, BEM: yang Diterima Masuk UKT Golongan Tinggi
BEM Fakultas Pertanian (Faperta) dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember angkat bicara soal seleksi mahasiswa baru jalur mandiri.
Penulis: Imam Nahwawi | Editor: irwan sy
"Beberapa program studi itu ada laboratorium, tetapi tidak ada fisiknya. Jadi hanya nama lebnya saja, sehingga itu masih kurang. Termasuk AC yang kurang memadai dan juga proyektor yang seringkali jadi problem," katanya.
Angel mengungkapkan selama ini, pihak Universitas Jember juga tidak pernah melibatkan organisasi kemahasiswaan intra kampus dalam menetapkan biaya kuliah untuk mahasiswa baru.
"Jadi langsung ditetapkan dari unversitas jadi tidak ada pelibatan mahasiswa dari BEM," katanya.
Mahasiswi asal Kota Medan ini mengaku tidak bisa berbuat banyak mengawasi proses seleksi mahasiswa baru jalur mandiri 2024. Sebab semua dikendalikan oleh pihak kampus.
"Kami hanya bisa meminta transparansi dan keterbukaan dari Universitas nanti seleksi ini seperti apa. Dan biaya pendaftarannya dialokasikan seperti apa, kami lebih mengarah pada hal itu sih," urai Angel.
Kata Angel, BEM Faperta Universitas Jember akan mengawal mahasiswa yang mengajukan banding UKT.
"Mengawal kebutuhan mahasiswa dan kebutuhan orang tuanya dalam pengumpulan berkas-berkas pendukung untuk diajukan ke Universitas agar UKT nya diturunkan. Kmi akan kawal berkas pendukungnya," ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua BEM Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Wisnu Wardana.
Dia mengaku tidak paham tolak ukur kampus menerima mahasiswa baru lewat seleksi jalur mandiri.
"Jadi teman-teman BEM Fakultas itu langsung terima jadi datanya. Pertimbangan Universitas selama seleksi kami juga belum paham, kami hanya tahu jadwal pendaftarannya tanggal sekian dan pengumumannya tanggal sekian," tambahnya.
Wisnu menilai sebenarnya kampus perlu melibatkan semua stakeholder untuk berembuk menetapkan besaran biaya kuliah, termasuk berkomunikasi degan BEM.
"Jadi pihak rektorat kalau mau buat kebijakan pasti perlu opini mahasiswa, sehingga pertimbangannya dapat diketahui," ulasnya.
Namun kendala yang dialami oleh Universitas Jember hanya punya BEM di tingkat Fakultas saja, sehingga aspirasi mahasiswa kurang tertampung dengan baik.
"Karena tidak ada Badan Eksekutif tingkat universitas, adanya cuma setiap fakultas. Jadi kalau mau mengadakan pelibatan langsung mahasiswa harus melibatkan semua fakultas," ulas Wisnu.
Beda halnya kalau ada BEM tingkat Universitas, kata dia, pengawalan terhadap kebijakan kampus akan lebih masif pastinya.
Pemkot Surabaya dan Pemkab Gresik Beri Beasiswa Mahasiswa Kurang Mampu |
![]() |
---|
Anak Buruh Tani Diterima Kuliah di Poltek Jember Berbekal Tutorial YouTube dan TikTok Sebelum Tes |
![]() |
---|
Ombudsman Jatim Ikut Awasi Penerimaan Mahasiswa Baru Kampus Negeri |
![]() |
---|
Sosok Azizah Jadi Salah Satu Mahasiswa Termuda Unair Jalur SNBT, Keluarga Besar Bantu Bayar UKT |
![]() |
---|
Sebut Fasilitas Kurang, Aliansi Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pertanyakan Transparansi Keuangan Kampus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.