Liputan Khusus

Cerita Pilu Pasutri Surabaya Ratapi Bayinya Diduga Meninggal Tak Wajar Usai Berobat di Rumah Sakit

Pasutri di Surabaya mengadu ke Ditreskrimsus Polda Jatim karena merasa meninggalnya anak bungsu mereka di sebuah RS terjadi secara tidak wajar.

|
Editor: irwan sy
surya.co.id
KISAH PILU PASUTRI - Pasangan suami istri (pasutri) di Surabaya, Karnoto (38) dan Deni Irnawati (37) saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya, kawasan Jalan Banyu Urip Wetan Tengah, Gang VI, Banyu Urip, Sawahan, Surabaya, pada Rabu (16/4/2025). Mereka hendak mengadu ke Mapolda Jatim, karena menganggap kematian anak bungsunya; Bayi ALA berusia empat bulan, terjadi secara tak wajar usai menjalani perawatan medis di sebuah RS Kawasan Wonokromo, Surabaya, pada November 2024 silam. 

Tim Liputan Khusus Harian Surya

SURYA.co.id, SURABAYA - Pasangan suami istri (pasutri) di Surabaya, Karnoto (38) dan Deni Irnawati (37) mengadu ke Ditreskrimsus Mapolda Jatim, pada Rabu (16/4/2025), karena merasa meninggalnya anak laki-laki bungsu (ALA) mereka yang masih berusia empat bulan, terjadi secara tak wajar.

Anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan itu, diduga meninggal dunia secara tak wajar usai menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit kawasan Wonokromo, Surabaya, pada November 2024 silam.

Ceritanya, Bayi ALA semula mengalami gejala sakit batuk dan pilek yang tak tak kunjung sembuh sejak bulan Agustus 2024.

Selama kurun waktu hampir kurun waktu 3-4 bulan, Bayi ALA menjalani penanganan medis sebanyak tiga kali di sebuah puskesmas kawasan Menur Pumpungan, Sukolilo, Surabaya.

Nah, pada fase perawatan untuk yang ketiga kalinya, yakni Kamis (28/11/2025), puskesmas tersebut dimintai oleh ibunda Bayi ALA, Deni Irnawati untuk merujuk sang buah hati ke RS terdekat, yakni RS yang berlokasi di kawasan Kecamatan Wonokromo, Surabaya.

Setibanya di RS tersebut sekitar pukul 13.00 WIB, Bayi ALA ditangani secara medis, termasuk diberikan beberapa jenis obat, yakni tiga macam obat serbuk untuk mengatasi gejala batuk serta pilek pasien, obat berbentuk sirup botolan penambah asupan vitamin, dan nutrisi pasien.

Lalu, ada juga susu formula baru yang direkomendasikan sebagai pengganti jenis susu formula yang sebelumnya sudah dikonsumsi oleh pasien.

"Lalu dirujuk, jam 11.00 WIB di RS, dan jam 16.00, saya baru dapat obat, yakni batuk pilek, nyeri, antibiotik, suplemen. Ada 3 obat; serbuk, dan 1 obat sirup," ujar Irnawati saat ditemui Tim Liputan Khusus Harian Surya di kediamannya, kawasan Jalan Banyu Urip Wetan Tengah Surabaya, pada Rabu (16/4/2025).

Namun, Irnawati baru memberikan asupan obat tersebut kepada Bayi ALA sekitar pukul 18.00 WIB.

Alhasil, reaksi obatnya mulai muncul.

Kondisi sang anak mulai tenang dan tak lagi rewel, bahkan tidurnya juga pulas.

Namun, anehnya, terdapat lendir dari dubur Bayi ALA.

Lendir tersebut berwarna kecokelatan menyerupai bentuk riak dahak yang lazim keluar dari mulut pasien penderita batuk berdahak.

"Tanggal 28-11-2024, jam 18.00 saya kasih minum obat. Selepas itu, saya merasa anak ini, dari duburnya saya cek apakah kencing atau berak. Tapi anak ini tidur pulas. Badannya gak ada panas. Tapi, duburnya keluar lendir, kayak cairan batuk riak. Lendirnya warna cokelat, banyak sekali," katanya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved