Berita Surabaya

Freeprt Indonesia Tegaskan Komitmennya Rangkul Pengusaha Lokal Jatim Jelang Operasional di Juli 2024

Industri smelter PT Freeprt Indonesia (PTFI) kembali menegaskan komitmennya merangkul masyarakat dan pengusaha lokal Jawa Timur

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
Dari kiri ke kanan: Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024 Emil Dardak bersama Executive Chairman B-Universe, Enggartiasto Lukita, sertIndonesi Tony Wenas, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia saat menggelar diskusi di Surabaya. 

Dipilihnya Gresik sebagai lokasi berdirinya pabrik pemurnian ini dengan melihat ketersediaan SDM dan industri di sekitar yang membutuhkan produk yang nantinya akan dihasilkan.

“Karena katoda tembaga sebenarnya tidak menguntungkan secara ekonomis, tetapi bagaimana langkah ini memberikan nilai tambah bagi industri lanjutan sehingga presiden menekankan harus membangun smelter,” bebernya.

Apalagi kebutuhan tembaga dalam negeri dipastikan akan terus mengalami kenaikan seiring dnegan mulai berjalannya transisi energi di dalam negeri.

Data yang dimiliki Freeport menunjukkan, 70 persen tembaga di dunia adalah untuk menghantarkan listrik sehingga setiap pembangunan renewable energi atau renewable power membutuhkan tembaga yang cukup besar.

“Ini menjadi peluang Indonesia apalagi kalau industri lebih hilir akan muncul. Belum lagi PLN yang kedepannya akan membutuhkan 47 ribu km kabel dan ini semua adalah tembaga karena tembaga adalah logam terbaik penghantar listrik, paling lentur dan paling murah,” papar Tony.

Freeport Indonesia adalah tambang tembaga yang mengandung emas dan perak.

Sedangkan yang dihasilkan adalah konsentrat tembaga.

Produksi konsentrat tembaga ini mencapai sekitar 1 juta ton per tahun.

Sebanyak 350 ribu ton telah dioleh PT Smelting sejak tahun 1997 sementara sisanya sebanyak 650 ribu ton masih diekspor ke sejumlah negara.

"Dengan beroperasinya Smelter PTFI, maka hingga akhir Desember 2024 seluruh produksi tembaga Freeport sebesar 1 juta ton sepenuhnya bisa diolah dalam negeri, termasuk emas  yang produksinya mencapai 50-60 ton per tahun dan perak serta logal lainnya," terang Tony.

Saat ini negara  yang paling banyak memproduksi katoda tembaga dari konsentrat tembaga adalah China sebanyak 12 juta ton per tahun, di mana sebagian besar bijih tembaga atau konsentrat berasal dari impor.

Kedua adalah Chilli sebanyak  2 juta ton per tahun, selanjutnya Kongo sebanyak 1,9 juta ton per tahun, Jepang 1,5 juta ton per tahun dan ke-5 adalah Rusia 1 juta ton.

“Nah, kami akan produksi 1 juta ton, jadi produksi kami sama besarnya dengan seluruh Rusia. Kalau bersama- sama PT Amman Mineral Internasional,  maka Indonesia akan menjadi negara terbesar nomor 4 dunia yang memproduksi katoda tembaga. Ini sangat besar sekali kr Freeport adalah salah satu tambang terbesar di dunia. Dan tambang bahwa tanah yang terbesar,” papar Tony.

Saat ini, total capex Smelter Freeport telah menbcapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 60 triliun yang memberikan multiplier effect yang cukup luar biasa bagi perekonomian Indonesia, khususnya Jatim.

Jika dilihat sejarahnya, kontribusi Freeport terhadap Indonesia di tahun 1992 hampir mencapai US$30 miliar dalam bentuk pajak, royalti, deviden.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved