PGN Mulai Bangun Titik Injeksi Biomethane di Pagardewa Sumatera Selatan

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mulai membangun injection point di Pagardewa, Sumatera Selatan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
PGN
BIOMETHANE - Stasion Kompresor Gas Pagardewa PGN di Sumatera Selatan. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mulai membangun injection point di Pagardewa, Sumatera Selatan, sebagai bagian dari inisiatif pengembangan proyek strategis Biomethane. 

Ringkasan Berita:
  • PGN memulai pembangunan injection point di Pagardewa, Sumatera Selatan untuk proyek Biomethane.
  • Titik ini berfungsi menyuntikkan Biomethane ke jaringan gas bumi, memungkinkan akses luas untuk berbagai sektor pelanggan.
  • PGN merencanakan penyediaan Biomethane volume 1,2 BBTUD; memanfaatkan limbah POME (limbah pabrik kelapa sawit).
  • Proyek ini bertujuan memperluas portofolio EBT, mendukung dekarbonisasi, dan mengurangi emisi GRK secara signifikan.

 

SURYA.co.id | SURABAYA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mulai membangun injection point di Pagardewa, Sumatera Selatan.

Pembangunan ini sebagai bagian dari inisiatif pengembangan proyek strategis Biomethane.

Baca juga: PGN Perluas Layanan Jargas di Lumajang, Lakukan Sosialisasi pada Masyarakat

Injection point di Pagardewa ini adalah titik di mana Biomethane 'disuntikkan' ke dalam jaringan gas bumi, sehingga Biomethane dapat digunakan sama seperti gas bumi untuk rumah tangga, industri, retail hingga transportasi darat, serta dapat diakses dengan luas sesuai jangkauan jaringan gas yang sudah beroperasi.

"Injection Point di Pagardewa terdiri dari Pressure Reducing System (PRS) yang  juga dapat digunakan sebagai titik injeksi sumber pasokan lainnya, misalnya coalbed methane (CBM), stranded gas dan sumber pasokan lainnya," kata Arief Kurnia Risdianto, Direktur Utama PGN, Jumat (7/11/2025).

Sementara itu, PGN merencanakan penyediaan Biomethane dengan volume berkisar 1,2 BBTUD melalui Injection Point Pagardewa.

“Proyek Biomethane akan memperluas portofolio PGN di sektor energi terbarukan dengan menyediakan produk untuk dekarbonisasi. Selain itu, akan membuka peluang bagi PGN untuk mendapatkan pendapatan baru sekaligus memperkuat peran PGN dalam transisi energi serta mendukung pencapaian target ESG perusahaan,” jelas Arif.

Memanfaatkan Limbah

Dalam proyek biomethane, PGN memanfaatkan limbah dari pabrik minyak kelapa sawit atau POME (Palm Oil Mill Effluent) untuk menghasilkan biogas.

Melalui proses lebih lanjut, biogas akan diolah menjadi biomethane dan dikompresi menjadi renewable natural gas sehingga dapat diinjeksikan ke dalam infrastruktur gas bumi.

Setelah diinjeksikan, biomethane dapat digunakan sebagai energi terbarukan yang karakteristiknya serupa dengan gas bumi untuk didistribusikan ke berbagai sektor pelanggan.

Proyek Biomethane ini diinisiasi berdasarkan potensi Indonesia untuk memproduksi Biomethane dari limbah pabrik kelapa sawit.

Biomethane menjadi solusi yang modern dalam pengelolaan limbah organik menjadi renewable energy.

Pengelolaan limbah yang tepat sangat penting, karena apabila limbah tidak diolah dengan optimal, maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

Proyek ini berpotensi memberikan kontribusi pada reduksi emisi GRK sebesar 29.688 ton-CO2e/tahun (konversi bahan bakar) dan 204.867 ton-CO2e/tahun (methane capture dari POME).

“Di Pulau Sumatera terdapat banyak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dan PGN telah memiliki jaringan infrastruktur gas bumi eksisting di wilayah tersebut, dalam hal ini Pipa Transmisi SSWJ dan Stasiun Kompresor Gas Pagardewa, sehingga PGN mengupayakan untuk pengembangan biomethane.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved