Sukses Ekspor ke Filipina dan Korsel, PT Gunawan Dianjaya Steel: Jadi Momentum Tingkatkan Ekspor

PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk atau yang melantai di pasar bursa dengan kode GDST menggelar public expose kinerja hingga September 2025

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
PABRIK BAJA - Karyawan PT Gunawan Dianjaya Steel (GDST) bersama produk plat baja yang diproduksi di pabrik kawasan Margomulyo, Surabaya. Kinerja ekspor produk plat baja GDST di tahun 2025 ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibanding tahun 2024. 

Ringkasan Berita:
  • Penjualan ekspor mencapai 22 ribu ton (hingga Okt 2025), naik 590 persen dibanding 2024, didukung pasar baru Filipina dan Korsel.
  • Total penjualan hingga September 2025 tercatat Rp 1,788 triliun (Ekspor Rp 110,896 M; Domestik Rp 1,677 T).
  • Target total penjualan 2025 diprediksi tercapai Rp 2,4 triliun, dengan proyeksi laba turun menjadi 4?ri penjualan bersih.
  • Perseroan menghadapi kendala ekspor ke Eropa (margin kurang menarik) dan bea masuk anti-dumping dari AS, Kanada, Australia, dan Meksiko.

 

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk atau yang melantai di pasar bursa dengan kode GDST menggelar public expose kinerja hingga September 2025, Kamis (6/11/2025).

Dalam kegiatan tersebut Direktur GDST Hadi Sutjipto menyampaikan hasil kinerja ekspor perseroan yang bergerak di bidang produksi steel plate (plat baja) di tahun 2025 ini yang berhasil masuk ke pasar Filipina dan Korea Selatan (Korsel).

Baca juga: Sukses Ekspor ke Filipina & Korsel, PT Gunawan Dianjaya Steel Harap Jadi Momentum Peningkatan Ekspor

"Pada bulan Agustus dan Oktober 2025 lalu, perseroan berhasil melakukan penjualan ekspor sebesar 8 ribu ton dan 11 ribu ton ke Filipina dan Korsel. Total penjualan ekspor sampai dengan Oktober, di tahun 2025 ini mencapai 22 ribu ton atau naik 590 persen dibanding tahun 2024," kata Hadi, dalam public expose yang digelar di pabrik GDST di kawasan Margomulyo, Kota Surabaya tersebut.

Momentum tersebut diharapkan bisa peningkatan penjualan ekspor di masa mendatang.

Mengingat sebelumnya, GDST masih menghadapi kendala ekspor untuk ke pasar Eropa dan masih adanya penerapan bea masuk anti dumping ke negara-negara tujuan ekspor yang sebelumnya menjadi pasar bagi perseroan.

"Kendala ekspor pasar Eropa karena marginnya yang kurang menarik akibat bersaingan dengan negara-negara produsen plat baja lainnya, seperti China, Korsel dan Jepang," jelas Hadi.

Kontribusi Ekspor Naik

Sementara negara-negara yang menerapkan pengenaan bea masuk anti dumping untuk melindungi industri sejenis mereka adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia dan Meksiko.

"Tapi kami tetap berupa untuk masuk ke pasar baru. Termasuk mempertahankan serta meningkatkan pasar ekspor existing kami di Singapura dan Malaysia," ungkapnya.

Hingga September 2025, kontribusi penjualan ekspor naik 242,77 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 dengan nilai mencapai Rp 110,896 miliar.

Sementara pasar domestik, hingga September 2025 penjualan mencapai Rp 1,677 triliun.

Turun 7,30 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

Secara total perseroan mencatatkan penjualan baik dari ekspor maupun domestik sebesar Rp 1,788 triliun.

Didampingi Sigis Bahak Mustawan, Corporate Secretary GDST, Hadi menyebut, hingga akhir tahun, pihaknya mentargetkan penjualan total bisa mencapai Rp 2,6 triliun.

Dengan target laba setelah pajak sebesar 5 persen dari penjualan bersih atau Rp 130 miliar.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved