SURYA Kampus

Dulu Laptop Harus Pinjam Teman, Kini Aliman Lulus dengan IPK 3.86 dan Jadi Wisudawan Terbaik FEB UGM

Siapa sangka, Aliman yang dulunya pinjam laptop teman demi mengerjakan skripsi, kini lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.86. Ini kisahnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
UGM
Aliman, wisudawan terbaik FEB UGM 

SURYA.CO.ID - Siapa sangka, Aliman yang dulunya pinjam laptop teman demi mengerjakan skripsi, kini lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.86.

Aliman juga dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. 

Pemuda 21 tahun itu resmi menyandang gelar wisuda usai menjalani prosesi wisuda periode Tahun Ajaran (TA) 2023/2024, Rabu (22/5/2024), di Grha Sabha Pramana UGM.

Apalagi bila Aliman mengingat perjuangannya menyelesaikan tugas akhir. 

Di akhir masa kuliah, Aliman sempat kesulitan menyelesaikan tugas akhirnya.

Sebab, laptop miliknya tak mendukung untuk program pengolahan data yang digunakan.

Baca juga: Nasib Mujur Siswa SMP di Kediri Jatim yang Rawat Orangtua Stroke, Sampai Nangis Terharu

“Saya ada laptop, tetapi tidak mendukung untuk pengolahan data yang harus menggunakan software khusus sehingga mau tidak mau harus meminjam laptop teman,” ungkapnya.

Sempat ia mengajukan peminjaman laptop ke FEB UGM tetapi persediaan telah habis.

Ia pun terpaksa meminjam laptop temannya.

Terpaksa ia memutuskan untuk meminjam laptop temannya, dan berhasil hingga penyelesaian skripsi dengan judul 'Pengaruh Literasi Perpajakan dan Kenaikan Tarif PPN Indonesia Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa dalam Platform Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)'.

Keberhasilan ini, kata Aliman, sebagai bukti usaha keras dalam belajar, semangat pantang menyerah, mengelola waktu, dan dorongan doa orang tua.

Ada satu nilai yang ditanamkan orang tuanya dan terus ia pegang hingga kini yaitu untuk selalu serius dalam mengerjakan segala hal agar mendapatkan hasil yang maksimal.

“Pesan orang tua itu selalu saya pegang. Apabila kita sudah berusaha maksimal namun hasilnya tidak sesuai harapan, jangan putus asa karena pasti ada pelajaran yang bisa diambil di dalamnya. Kalau sudah berhasil jangan lekas berpuas diri tetapi tetap rendah hati,” terangnya.

Ibu Aliman, A Cin, mengaku bahagia putra sulungnya bisa lulus dari UGM.

Ia tidak menyangka Aliman bisa kuliah dan lulus dengan baik dengan nilai yang sangat memuaskan.

Lahir dari Pulau Kecil di Batam

Bisa menyelesaikan kuliah di UGM bak mimpi bagi Aliman.

Apalagi dirinya hanya terlahir dan besar di sebuah kota kecil di Pulau Batam, tepatnya di Kelurahan Buliang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam.

“Tidak pernah terpikirkan, mimpi pun tidak sebelumnya saya bisa berkuliah di UGM salah satu universitas ternama di Indonesia,” ujar mahasiswa Program Studi Akuntansi angkatan 2020 ini.

Ayah Aliman, Tang Hiong ie, menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga untuk kehidupan sehari-hari.

Ia bekerja sebagai karyawan di sebuah industri logistik di Batam.

Karena itu, Tang Hiong ie sangat bangga melihat keberhasilan Aliman menjadi lulusan terbaik FEB UGM.

Kelulusannya menjadi seorang sarjana adalah kebanggaan tiada tara bagi keluarga besarnya.

“Saya ini menjadi sarjana pertama di dalam keluarga besar. Ayah sekolah hanya sampai kelas 3 SD sementara ibu tamatan SMP,” ungkap Aliman.

Aliman menuturkan keinginannya untuk kuliah telah muncul sejak kecil. Tetapi keinginan itu mengalami pasang surut, terkadang muncul terkadang menghilang.

Pada akhirnya keinginan kuat muncul saat ia duduk di bangku SMK Putra Batam. Kuatnya keinginan itu juga karena mendapat dorongan dari kepala sekolah.

Memang bukan sekedar keinginan kuat. Aliman mengimbangi itu dengan prestasi, dan sejak belajar di SMK Putra Batam ia langganan juara kelas.

“Kepala sekolah pernah mengatakan dan menyayangkan jika saya tidak melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Ya, alhasil, dorongan kuat dari kepala sekolah dan restu orang tua memantapkan tekad,” ucapnya.

Meski mendapat restu dari kedua orang tuanya, kata Aliman, kedua orang tuanya memintanya untuk kuliah di Batam saja.

Pada waktu itu, kedua orang tuanya berharap Aliman bisa mengambil kuliah kelas karyawan sehingga bisa sembari bekerja.

Bagi Aliman, permintaan orang tuanya cukup bisa dimaklumi karena mereka  belum pernah mengecap pendidikan tinggi.

Orang tua Aliman pun semakin kaget manakala dirinya menyampaikan keinginan kuliah di UGM.

“Sempat kaget, selain jauh orang tua mikir juga soal biaya. Tapi saat dinyatakan diterima Prodi Akuntansi melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Tes (SNBT) pada tahun 2020, mau tidak mau orang tuanya memperbolehkan. Ya terkejut juga, tidak menyangka anaknya bisa lolos diterima di UGM di prodi favorit,” katanya.

Sosok Berprestasi

Tidak ingin menjadi mahasiswa biasa-biasa saja.

Aliman membuktikan kepercayaan yang diberikan kedua orang tuanya dengan mengikuti perkuliahan dengan baik, dan aktif mengikuti berbagai kegiatan mahasiswa di kampus.

Selama kuliah, ia aktif dan tergabung dalam organisasi kerohanian Keluarga Mahasiswa Buddhis (Kamaddis) UGM, Badan Audit Kemahasiswaan FEB UGM, dan sejumlah kepanitiaan kegiatan kampus.

Pada tahun 2022, ia pun berkesempatan menjalani kerja sambilan di sebuah kantor konsultan pajak hingga saat ini.

Pada tahun 2023, iapun menjadi salah satu awardee beasiswa Bank Indonesia.

Selama menjalani perkuliahan, iapun berhasil mencatatkan sederet prestasi, diantaranya di tahun 2022 ia berhasil meraih Juara 1 Kompetisi Gerakan Menulis #3 pada Kompetisi Esai UNY, Juara 1 Kompetisi Esai LSCF UII, Juara 1 Kompetisi Esai Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Juara 2 Kompetisi Penulisan Eka Citta UGM (2022), dan Juara 2 Kompetisi Esai UPI . Berikutnya, pada tahun 2023 Aliman meraih Juara 1 Kompetisi Esai Bank Indonesia.

Juara 2 Kompetisi Esai Nasional Demokratia UNS, Juara 2 Kompetisi Esai Cendekia Days UGM, dan Top 9 Taxplore Fiscal Policy Competition UI.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved