Berita Mojokerto

Indeks Perkembangan Harga Kota Mojokerto Awal 2024 Turun, Ali Kuncoro: Tak Ada Kenaikan Signifikan

Tren Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Mojokerto mengalami pergerakan cukup signifikan di angka -3,858 persen

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: irwan sy
mohammad romadoni/surya.co.id
Pj Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro, dalam kegiatan rakor di Pemkot Mojokerto, Senin (29/1/2024). 

SURYA.co.id | MOJOKERTO - Tren Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Mojokerto mengalami pergerakan cukup signifikan di angka -3,858 persen, pada Senin (29/1/2024).

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mojokerto, capaian itu lebih besar apabila dibandingkan pada pekan sebelumnya yakni, mencapai -3,46 persen ketiga dan -3,018 persen pekan kedua.

Pj Wali kota Mojokerto, Ali Kuncoro, mengatakan hal itu cukup signifikan jika dibanding pekan awal bulan Januari yang justru mengalami kenaikan di angka 0,977 persen.

"Tren IPH Kota Mojokerto terus menurun, semoga tren penurunan ini bisa berlanjut sehingga tidak ada kenaikan-kenaikan harga yang seringkali memberatkan masyarakat," kata Ali Kuncoro, Senin (29/1/2024).

Ali Kuncoro menjelaskan adapun beberapa komoditas yang ambil andil perubahan harga tertinggi di Kota Mojokerto, di antaranya cabai rawit, cabai merah, dan telur ayam.

Intervensi yang dilakukan Pemkot Mojokerto adalah telah membentuk Pracangan TPID (Tim Pemgendali Inflasi Daerah).

Pracangan TPID sebagai intervensi nyata dalam pengendalian harga komoditas yang mengalami kenaikan maupun penyumbang inflasi.

Terlebih, Pracangan TPID akan ditambah lagi dan ditargetkan dapat menekan inflasi signifikan di Kota Onde-onde ini.

"Ditargetkan akan ada 26 titik (Pracangan TPID) pada Februari nanti,  Untuk lokasinya di masing-masing kelurahan dan di pasar rakyat," bebernya.

Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto, Ani Wijaya menambahkan Prancangan TPID berkolaborasi dengan Bulog Surabaya.

Hal itu dilakukan untuk pengendalian harga beras, mingak goreng, tepung, dan gula.

"Untuk komoditas bumbu dapur seperti cabai, bawang merah dan bawang putih, intervensi diberikan berupa subsidi transport. Sehingga harga-harga komoditas di Pracangan TPID menjadi lebih murah," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved