Pasang Garis Polisi, Warga Balun Lamongan Pastikan JLU Tidak Pernah Dibuka Sampai Ada Traffic Light

"Garis polisi kami pasang untuk keselamatan pengguna jalan roda dua. Masih ada space jalan untuk pemotor," kata Umam, salah seorang warga.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri (hanif manshuri)
HAMBATAN KEMAJUAN - Warga Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan memasang garis polisi di JLU karena jalur baru itu masih membahayakan pengendara, Selasa (16/9/2025) sore. 

SURYA.CO.ID LAMONGAN - Jalan Lingkar Utara (JLU) di Kabupaten Lamongan sudah menuai masalah padahal baru sebulan diujicobakan.

Setelah didemo warga Desa Balun, Kecamatan Turi, Minggu (14/9/2025), JLU memang sudh ditutup sementara namun warga tidak puas.

Aksi warga Desa Balun malah berlanjut, Selasa (16/9/2025), dengan memasang garis polisi di ruas JLU. 

Padahal sebelumnya sejumlah ruas jalan JLU sudah tidak bisa dilewati kendaraan roda empat atau lebih, karena resmi ditutup Dishub Lamongan dengan memasang puluhan barrier beton di beberapa titik.

Dan sorenya, dibarengi hujan gerimis puluhan warga Desa Balun membentangkan garis polisi kuning hitam bertuliskan 'Dilarang Melintas' di sisi Timur perempatan.

Pemasangan garis polisi kali ini bukan untuk menutup total JLU, namun untuk memberikan rambu atau tanda bahwa ada barrier beton dan menghindarkan pemotor dari kecelakaan. 

"Garis polisi kami pasang untuk keselamatan pengguna jalan roda dua. Masih ada space jalan untuk pemotor," kata Umam, salah seorang warga.

Warga memang cukup banyak garis polisi dengan jarak beberapa meter di depan barrier. Selain itu, garis polisi itu diikatkan ke barrier beton untuk menunjukkan kepada pengguna jalan. 

"Garis polisi kami pasang untuk memberikan arah kepada pengguna jalan. Jangan sampai mereka menabrak barrier beton. Jadi ini aksi keperdulian," ungkapnya.

Warga tidak ingin pengguna jalan mengalami kecelakan karena menabrak barrier. Makanya setiap selisih 5 hingga 7 meter dari barrier, dipasangi garis polisi.

Selain itu, warga akan tetap memaksa pemerintah atau pihak terkait untuk segera mewujudkan traffic light di semua perempatan JLU. Warga menegaskan, JLU tidak akan dibuka selama belum dipasangi traffic light. 

Umam menegaskan, masyarakat akan terus mengawal dan mengawasi agar tidak ada rekayasa pembukaan akses di JLU.

Seperti diketahui, di perempatan Balun sudah kerap terjadi kecelakaan selama satu bulan terakhir. Terhitung ada 3 korban kecelakaan yang meninggal.

Warga Balun pun meminta pemerintah serius merespons kebutuhan pemasangan traffic light. Dan Kepala Dinas Perhubungan Lamongan, Dianto Hari Wibowo kepada SURYA sebelumnya memastikan, JLU akan dibuka jika sudah terpasang traffic light. *****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved