Wanita Sukabumi Tewas Usai Karaoke

TERKUAK Detik-detik Dini Sera Afrianti Sebelum Tewas Dianiaya Ronald Tannur, Temui Security 2 Kali

Ternyata sebelum Dini Sera Afrianti tewas, Ronald Tannur sempat menemui petugas keamanan atau security Blackhole KTV, tempat hiburan

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
Kolase Surya.co.id
Sosok Dini Sera Afrianti, wanita Sukabumi yang tewas di karaoke Surabaya, setelah menjadi korban penganiayaan anak anggota DPR. 

"Pelaku menanyakan karena ingin bukti, bahwa ceweknya ini marah marah, dia merasa ditampar oleh pelaku dan ngotot minta CCTV. Yang menanyakan CCTV itu si pelaku ke sekuriti kami. Itu yang kami dengar dari para pelaku," terang pria bermasker warna putih itu. 

Judystira menjelaskan, kewenangan memeriksa rekaman CCTV area lift ada di manajemen mal, karena bukan menjadi wilayah properti yang disewa oleh pihak Blackhole KTV. 

"Pada saat itu, di handle oleh sekuriti kami, tim sekuriti kami bilang; CCTV kami merupakan area mal, bukan blackhole. Kami tidak punya wewenang mengakses CCTV tersebut. Sehingga pelaku masih ingin meminta CCTV tersebut silahkan ke area manajemen mal," ungkapnya. 

Setelah tak mendapatkan apa yang diinginkan, kedua pasangan tersebut kembali keluar melalui lift yang sama. 

Namun, lima menit kemudian, atau sekitar pukul 00.20 WIB, pasangan tersebut kembali lagi untuk menanyakan hal yang sama. Dan direspon dengan jawaban yang sama oleh sekuriti Blackhole KTV. 

"Sekitar 00.40 kami diinfokan oleh Tim Sekuriti bahwa ada tamu dari blackhole tergeletak di basement, dari situ kami meminta tim sekuriti ke bawa untuk mengecek. Apakah benar. Dan hanya sampai itu saja yang kami ketahui," jelasnya. 

Judystira menegaskan, pihaknya sangat kooperatif dalam mengikuti rangkaian proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak anggota Satreskrim Polrestabes Surabaya. 

Bahkan, setahu dia terdapat lima dokumen softfile rekaman CCTV yang diserahkan kepada penyidik kepolisian untuk diteliti sebagai bahan penyelidikan kasus tersebut. 

Termasuk, benda lain seperti sebotol minuman berbahan kaca yang diketahui merupakan properti milik tempat usahanya. 

"Terbukti juga di CCTV kami. Selama berada di wilayah kami, tidak ada kontak fisik secara berlebihan. Jadi sejak masuk hingga keluar outlet seperti biasa biasa saja, berbincang biasa dan sehat. 5 CCTV dan sisa botol tequila 1 aja (yang dibawa Polisi)," katanya. 

Judystira juga menegaskan, sosok kedua pasangan tersebut murni sebagai salah satu pengunjung tempat usaha karaokenya. 

Seingatnya, keduanya baru pertama kali berkunjung di tempatnya. Dan, sebatas informasi yang dihimpunnya, kedua pasangan tersebut merupakan teman dari salah satu pelanggannya berinisial YN. 

"Pertama kali berkunjung. Baru sekali aja. Bukan karyawan atau karyawati sini, si korban," pungkasnya. 

Sementara itu, tim penasehat hukum manajemen Blackhole KTV Sudiman Sidabukke mengatakan, sepanjang kedua pasangan tersebut melenggang masuk pertama kali hingga keluar dari area bangunan outlet tersebut, tidak terpantau adanya aksi kekerasan secara kasat mata. 

Dan, sesuai dengan hasil penyelidikan anggota Satreskrim Polrestabes Surabaya, bahwa lokasi penganiayaan yang terjadi antara kedua belah pihaknya tersebut, berada di lift bangunan mal utama yang bukanlah menjadi kewenangan Manajemen Blackhole KTV secara khusus. Melainkan, manajemen mal. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved