Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal

TANGISAN Putri Candrawathi Disebut Ayah Brigadir J untuk Tarik Rasa Iba: Dia Tutupi Kebohongan

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, mencatat beberapa poin yang dia perhatikan selama persidangan pertama hingga jelang pembacaan putusan oleh hakim.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Youtube/Kompas TV
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat yang menyebut Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi masih bangun skenario kebohongan. 

SURYA.CO.ID - Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, mencatat beberapa poin yang dia perhatikan selama persidangan pertama hingga jelang pembacaan putusan oleh hakim.

Beberapa poin yang dicatat Samuel Hutabarat yakni, mengenai skenario kebohongan yang dilakukan sepasang suami-istri, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam persidangan.

Dalam wawancara bersama Kompas TV, Sabtu (14/1/2023), Samuel Hutabarat mengatakan bahwa Ferdy Sambo sangat konsisten dalam membangun skenario kebohongan terkait pembunuhan terjadap Brigadir J.

Baca juga: NASIB BEDA Bharada E dan Arif Rahman yang Berani Lawan Ferdy Sambo, Kondisi Keluarga Mengkhawatirkan

"Ferdy Sambo sangat konsistena dalam membangun skenario kebohongan selama persidangan," terangnya.

Tak hanya Ferdy Sambo, hal serupa juga didapati Samuel Hutabarat pada Putri Candrawathi, yang dalam beberapa persidangan diketahui menangis.

"Dia mulai mengubah gaya rambutnya, yang dulunya selalui diurai, kini justru diikat. Dia juga menghadirkan tangisan saat persidangan, untuk menutupi kebohongan juga menarik rasa iba hakim dan jaksa," sambung Samuel.

Dengan segala bentuk skenario kebohingan yang ditemukan Samuel, dia berharap agar terdakwa pembunuhan anaknya tetap dihukum dengan pasal 340, perkara pembunuhan berencana.

"Jika kita mengikuti persidangan dari awal, terutama kesaksian terdakwa Ferdy Sambo yang berbelit-belit dan mempertahankan skenario yang dia bangun. Jadi sudah sepantasnya pasal 340 diterapkan untuk hukuman para terdakwa, yang seberat-beratnya yaitu, hukuman mati," jelasnya.

Baca juga: KETAKUTAN Arif Rahman setelah Bantah Ferdy Sambo di Sidang: Istri Takut, Ajudan Saja Disuruh Dibunuh

Ahli Forensik Soroti Perilaku Putri Candrawathi

Kebenaran Putri Candrawathi sebagai korban pelecahan seksual seperti yang dia saksikan saat menjalani persidangan, tetap diragukan oleh beberapa pihak.

Pada persidangan terbaru, kesaksian Putri Candrawathi kembali diragukan oleh ahli forensik psikologi Reza Indragiri Amriel, yang menyampaikan pendapatnya dalam tayangan kompas TV, Jumat (13/1/2023).

Dengan tegas, Reza mengaku sangsi denan kesaksian yang disampaikan Putri Candrawathi secara berulang dalam persidangan.

Hal itu karena Reza melihat bahwa perilaku Putri Candrawathi tak seperti korban pelecehan seksual pada umumnya.

Dalam pandangan Reza dan mengacu pada beberapa riset yang dia ketahui, biasanya korban pelecehan seskual akan merasa takut. Selain pada pelaku, juga terhadap lingkungan sekitarnya.

Putri Candrawathi saat menjalani sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023).
Putri Candrawathi saat menjalani sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023). (Youtube/Tribunnews)

Namun perilaku itu tidak ditunjukkan oleh Putri Candrawathi. Bahkan, dalam kesaksian istri Ferdy Sambo, dia mengatakan sempat beberapa kali mengajak Brigadir J bertemu dan berbicara empat mata.

"Bagi saya, di sampaing melihat perkataan dan tindak tanduk Putri Candrawathi, kita juga harus bandingkan Putri Candrawathi dengan korban pemerkosaan lainnya istilahnya nomotetik."

"Kalau ini kita bandingkan, kita akan mendapatkan kenyataan bahwa Putri Candrawathi ini sungguh-sungguh berbeda dengan profil kejadian pelecehan seksual lainnya," jelas Reza, Jumat (13/1/2023) melansir Tribunnews.

Reza juga mempertanyakan hasil tes Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) yang mengatakan istri Ferdy Sambo tersebut mengalami freeze.

Yakni tak bisa berkutik, seketika tubuh tak bisa digerakan seperti merasa beku saat mengalami pelecehan seksual.

Menurutnya, seorang korban pelecehan yang mengalami freeze tidak mungkin dalam hitungan menit psikologisnya kembali normal.

Perlu adanya waktu untuk dia benar-benar menyadari bahwa dia mengalami pelecehan.

Baca juga: PAKAR EKSPRESI Sebut Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Bak Aktor: Naik Intensitas, Baru Action Sedih

"Disampaikan Apsifor kalau Putri Candrawathi alami freeze, tapi ternyata dalam itungan menit setelah itu, ia tak sudah mengalami freeze."

"Padahal riset mengatakan tahap demi tahap korban pelecehan adalah dimulai mengatasi ketakutannya."

"Korban pasti dibanjiri perasaan takut yang luar biasa, baik kepada pelaku pemerkosaan maupun takut pada lingkungan karena stigma lainnya."

"Tapi apa yang terjadi Putri Candrawathi, sesaat setelah dilecehkan, 15 kemudian dia meminta Yosua mendatanginya dan berbincang empat mata membahas bukan tentang ketakutannya atau tragedi yang dialaminya tapi justru tentang masa depan Yosua."

"Perilaku semacam ini bukan sungguh-sungguh korban pelecehan," tegas Reza.

Sehingga, Reza juga menyangsikan hasil tes tim apsifor kepada Putri Candrawathi.

"Jauh pemeriksaan apsifor itu, apakah benar-benar dilakukan?"

"Dan terkait dengan pelecehan seksual yang di terima Putri Candrawathi, dengan segala hormat saya tidak percaya," kata Reza.

Menurut Reza, Putri Candrawathi tampaknya ingin menyakinkan kepada hakim dan kepada masyarakat, bahwa dia adalah orang pemaaf.

"Sehingga ia mampu untuk pulih tanpa harus ke dokter, tanpa harus visum, tanpa haru ke tabib, dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri."

"Padahal watu yang dibutuhkan korban untuk benar-benar pulih dari apa yang dikatakan freeze itu hitungan pekan."

"Tapi Putri Candrawathi ini dalam hitungan menit langsung mau bersosialisasi kembali dengan pelaku pelecehan itu, sulit diterima oleh nalar saya," jelas Reza.

Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved