Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal

Apa Putri Candrawathi Ada Hubungan dengan Brigadir J? Hendra Pernah Simpan Curiga Berdasar Chat Ini

Kecurigaan mengenai hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir J, rupanya juga pernah dirasakan oleh Hendra Kurniawan berdasar chat yang dia miliki.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Youtube/Tribunnews
Putri Candrawathi saat menjalani sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023). 

SURYA.CO.ID - Kecurigaan mengenai hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir J, rupanya juga pernah dirasakan oleh Hendra Kurniawan berdasar chat yang dia miliki.

Kecurigaan itu pun pernah disampaikan Hendra Kurniawan pada Chuck Putranto dan diungkapkan kembali dalam persidangan yang digelar hari ini, Kamis (12/1/2023).

Dalam sidang tersebut, Chuck Putranto ditanyai oleh jaksa mengenai chat Whatsapp yang ditunjukkan Hendra Kurniawan pada 9 Juli.

Baca juga: BAJU Putri Candrawathi yang Hilang Usai Pembunuhan Yosua Disorot Hakim, Istri Ferdy Sambo Berdalih

"Pada 9 Juli apakah saudara saksi pernah disampaikan oleh Hendra Kurniawan Karopaminal menunjukkan WhatsApp," tanya Jaksa Penuntut Umum kepada Chuck Putranto saat dihadirkan sebagai saksi mahkota untuk terdakwa Arif Rahman Arifin dalam PN Jaksel, Kamis (12/1/2023).

"Ada," jawab Chuck Putranto.

"Apa itu WhatsApp-nya?" tanya JPU.

"Terkait pembicaraan antara Ibu Putri dengan Ade Joshua," jawab Chuck Putranto.

"Apakah bahasan itu disampaikan Hendra Kurniawan?" tanya lagi JPU.

"Beliau menyampaikan, menurutmu ini ada 'hubungan' tidak?" kata Chuck tirukan perkataan Hendra Kurniawan.

Chuck melanjutkan menurutnya saat itu hal yang bisa karena Bu Putri kalau bicara seperti itu.

"Tau nggak apa isinya?" tanya JPU.

"Yang saya ingat pembicaraan masalah waktu itu ada HUT Bhayangkara, datang ke rumah dan sekitar itu," jawab Chuck Putranto.

Adapun dalam persidangan terdakwa Chuck Putranto menyampaikan, dirinya pernah bertanya langsung dengan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo soal insiden penembakan terhadap Brigadir Yosua.

Chuck saat itu menanyakan Ferdy Sambo, apakah mantan atasannya itu turut menembak atau tidak dalam insiden itu.

Baca juga: KONDISI Putri Candrawathi Sehari Usai Pembunuhan Brigadir J Dikuak ART: Baik-baik Saja, Perintah Ini

Namun, kepada Chuck, Ferdy Sambo secara tegas menyatakan tidak ikut menembak. Pertanyaan itu disampaikan guna memancing Ferdy Sambo untuk bercerita.

Hal itu diungkap oleh Chuck Putranto saat dirinya dihadirkan sebagai saksi mahkota untuk terdakwa Arif Rahman Arifin.

Mulanya jaksa menanyakan soal Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Chuck Putranto dalam sidang, Kamis (12/1/2023).

"Apa tujuan saudara bertanya begitu kepada Ferdy Sambo?" tanya jaksa dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

"Jadi begitu kita habis menonton (CCTV) situasinya kita kan menjadi bingung. Kemudian setelah kejadian kami menonton, dilakukan lagi rekonstruksi saat LP itu berpindah atau ditarik dari Polres ke Polda Metro," kata Chuck.

Namun pada rekonstruksi itu sejatinya Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi hadir, akan tetapi keduanya urung memenuhi agenda tersebut.

"Jadi yang datang hanya Ricky, Richard dan Kuat. Saat itu Richard sudah di Mako Brimob, jadi saya yang mengantarkan Ricky dan Kuat," kata Chuck.

Chuck menyebut, rekonstruksi yang dilakukan saat itu, hanya perihal penembakan saja.

Dirinya memastikan, tidak ada proses dari para terdakwa dan Brigadir Yosua datang sampai masuk ke rumah.

"Jadi hanya berbicara penembakan dan itu dianggap oleh penyidik, saat itu yang kami dengar karena disitu ada penyidik bareskrim, ada labfor juga, ada inafis, dinyatakan tembakan ini," kata dia.

Namun atas rekonstruksi itu, Chuck yang berada di lokasi merasa semakin bingung dengan apa yang diperagakan dalam rekonstruksi.

Alhasil, sebelum ditempatkan khusus (patsus) Chuck mengaku memberanikan diri untuk bertanya kepada Ferdy Sambo soal apakah mantan atasannya itu menembak atau tidak.

Hal itu semata untuk mendorong Ferdy Sambo bercerita kepada dirinya.

"Jadi kita makin bingung kok ini ceritanya seperti ini gitu, sehingga pada saat itu, saya sudah memberanikan diri untuk memancing jadi pertanyaan itu sebenarnya untuk memancing supaya pak Ferdy Sambo cerita kepada saya," kata dia.

"Saat sebelum saat dipatsus waktu itu, karena saya paham karena saya akan dipatsus saya sudah akan bertanya saja. itu tujuannya sebenarnya," tukasnya.

Baca juga: HUKUMAN Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Bisa Makin Berat, Ahli: Jika Isu Pemerkosaan Masih Lanjut

Putri Candrawathi Disebut Bak Aktor

Aksi Putri Candarwathi dan Ferdy Sambo saat memberikan keterangan di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J  bak seorang aktor.

Aksi Putri Candrawathi yang kerap menangis di persidangan, dan reaksi tak biasa Ferdy Sambo saat menjawab pertanyaan juga diindikasikan tengah menyembunyikan sesuatu. 

Analisis ini diungkapkan Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra dalam berbincangan di program Apa Kabar Indonesia Malam TV One, Rabu (11/1/2023). 

Awalnya Kirdi Putra menyebut bahwa ekspresi sedih dan tangisan yang ditunjukkan Putri adalah riil.

Namun, jika dikaitkan kesedihan itu akibat trauma, Kirdi justru memiliki pendapat sebaliknya.

Menurutnya, seseorang yang mengalami trauma itu tidak bisa melompat perasaan ekspresi atau emosi dalam waktu yang cukup cepat.

"Kalau kita lihat gambaran atau video, memang dia menangis. Tapi begitu bergeser ke pertanyaan lain, emosi naik lagi. Biasa lagi," kata Kirdi.

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J. (Kolase Surya.co.id)

Menurut Kirdi ini sangat janggal, karena kalau dikaitkan dengan kondisi seorang korban kekerasan seksual, tentunya dia sangat traumatis. 

Dan ketika trauma itu dipicu, biasanya emosinya akan bertahan cukup lama.

Sehingga ketika ditanya pertanyaan lain, dia masih akan menarik nafas dan terbata-bata.

"Akan terlihat residu emosi dalam jangka cukup lama," kata Kirdi. 

"Terlalu janggal untuk bisa menangis sesenggukan, ketuka terjadi lompatan pertanyaan lagi, residu ekspresi hampir tidak ada," tegasnya.

Sementara terkait kalimat atau jawaban-jawaban yang diucapkan. 

Kirdi melihat baik Putri maupun Ferdy Sambo terindikasi menutupi sesuatu. 

Hal ini tampak saat Putri ditanaya untuk sebuah jawaban yang singkat yang hanya membutuhkan jawaban iya atau tidak, justru menjawab dengan kalimat yang sangat panjang dan lengkap. 

"Ketika seorang spontan, saya berani beri statemen iya atau tidak.

Tetapi biasanya orang yang menutupi sesuatu, membutuhkan waktu agak panjang untuk berpikir, sehingga membutuhkan kalimat panjang. Dan dia mau menjauhkan dirinya dari posisi dia berbohong, dengan cara panjang.

Ini sebuah penanda, indikator seseorang menyembunyikan sesuatu," tegas Kirdi. 

Hal lain, yang menarik perhatian KIrdi adalah ketika Ferdy Sambo maupun Putri ditanya tentang sesuatu, jawabannya justru tidak nyambung. 

Seperti ketika Ferdy Sambo ditanya kenapa tidak membawa Putri visum, dia justru mengatakan bahwa itu kesalahan dia. Bukan menjawab alasan kenapa tidak divisum. 

"Seolah-lah menunjukkan dengan ke gentle-an padahal bukan itu jawaban yang diharapkan," ujar Kirdi. 

Begitu juga dengan Putri yang justru menjawab dengan mengatakan saat itu dia terdiam, trauma dan sebagainya. 

"Kegagalan menjawab ini berkali-kali dan terjadi diantara mereka. Ini teknis sangat biasa digunakan orang yang menyembunyikan sesuatu. Ada seuatu yang harusnya digali lebih jauh," ungkapnya.

KIrdi juga menyoroti bagaimana tahapan intensitas kesedihan yang ditunjukkan Ferdy maupun Putri. 

"Ketika hakim bertanya, intensitas sedih naik pelan-pelan. Sementara kalau orang yang msngalami kejadian dan trauma langsung naik, jek langsung tinggi," kata Kirdi, 

Kirdi bahkan membandingkan aksi Ferdy dan Putri denan seorang aktor,

"Jadi seperti aktor ketika diminta siap-siap kita adegan sedih, Dia akan diam, naikin intensitas, baru action sedih.

Jadi, cukup terlihat dengan berbagai indikator, kalau kita melihat, kelihatan," tukas KIrdi. 

Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved