Ritual Maut di Pantai Payangan Jember
IMPIAN Bripda Febriyan Duwi Kandas Gara-gara Ritual Maut di Jember, Polisi Cari Dalang di Baliknya
Impian Bripda Febriyan Duwi belum terwujud sampai ajal menjemputnya saat mengikuti ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/20
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Impian Bripda Febriyan Duwi belum terwujud sampai ajal menjemputnya saat mengikuti ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022).
Bripda Febriyan Duwi menjadi satu dari 11 korban meninggal dunia dalam ritual maut tersebut.
Diana, istri Bripda Febriyan Duwi mengungkapkan keinginan suaminya untuk memiliki rumah di Bondowoso sebelum meninggal dunia.
Hal ini beralasan karena selaa lima tahun terakhir, Bripda Febri bertugas di jajaran Polres Bondowoso, tepatnya di Polsek Pujer.
Sementara sang istri tinggal dan bekerja di Lumajang.
Baca juga: TUNTUTAN Ayah Bripda Febriyan Duwi ke Pimpinan Ritual Maut di Jember, Masa Lalu Nurhasan Terungkap
Diana mengatakan untuk mewujudkan impiannya ini, Bripda Febri sudah membeli tanah di Bondowoso.
Dan rencananya tahun ini sudah mulai dibangun.
Joko Purnomo, ayah Bripda Febri membenarkan rencana anaknya itu.
Bahkan, dua minggu sebelum Febri pergi, dia meminta ayahnya menyiapkan kayu untuk membangun rumah di Bondowoso.
"Bilangnya mau dibuat bikin kusen di rumah baru," katanya.
Karena Bripda Febri sudah meninggal, akhirnya kayu yang sudah disiapkan itu dipakai Joko untuk membuat plingsir makamnya.
"Ternyata kayu yang diminta dijadikan rumah untuk selamanya. Kayu yang diminta aku buat plingsir pemakamannya," kata Joko.
Baik Diana maupun Joko tidak mengetahui ritual yang dijalani Febri.
Diana hanya mengenal sosok Nur Hasan sebagai ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang sering mengadakan pengajian.
"Pernah beberapa kali diajak suami (Febri) ke rumah Hasan. Tapi gak ada cerita soal ritual, tahu ku Hasan ini teman suamiku yang bisa nyembuhkan orang," ujar Diana.