Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

IMPIAN Bripda Febriyan Duwi Kandas Gara-gara Ritual Maut di Jember, Polisi Cari Dalang di Baliknya

Impian Bripda Febriyan Duwi belum terwujud sampai ajal menjemputnya saat mengikuti ritual maut di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/20

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Musahadah
surya/tony hermawan
Keluarga Bripda Febriyan Duwi menuntut Nurhasan (foto kanan), ketua ritual maut di Pantai Payangan Jember diadili. Polisi kini mencari dalang di balik ritual maut tersebut. 

"Jika memungkinkan semua korban selamat, termasuk sopir, akan kami mintai keterangan semua. Ini untuk melengkapi berkas pemeriksaan kami. Setelah itu baru kami lakukan gelar perkara," tegas Yogi.

Sedangkan untuk penetapan tersangka masih menunggu waktu 1x24 jam, atau setelah gelar perkara dilakukan.

Ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara Nurhasan kini sedang menjalani pemeriksaan di Unit Pidana Umum Polres Jember. Dia dibawa ke Markas Polres Jember di Jl Kartini, setelah dinyatakan layak menjalani rawat jalan oleh dokter RSD dr Soebandi Jember. Dia dijemput tim penyidik dari rumah sakit itu, Selasa (15/2/2022) pukul 13.00 Wib.

Nurhasan memakai kaus merah marun, dan bersarung warna senada, juga memakai masker langsung dibawa ke Ruang Unit Pidana Umum setelah turun dari mobil.

Masa Lalu Nurhasan Terungkap

Ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara, Nurhasan digelandang ke Mapolres Jember. Foto kanan: karangan bunga di rumah duka Bripda Febriyan Duwi. Setelah kejadian ritual maut di Pantai Payangan, istri Bripda Febriyan Duwi, Diana ingin mengdili Nurhasan karena suaminya dijadikan tumbal ritual maut tersebut.
Ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara, Nurhasan digelandang ke Mapolres Jember. Foto kanan: karangan bunga di rumah duka Bripda Febriyan Duwi. Setelah kejadian ritual maut di Pantai Payangan, istri Bripda Febriyan Duwi, Diana ingin mengdili Nurhasan karena suaminya dijadikan tumbal ritual maut tersebut. (SURYA.co.id/Sri Wahyunik/Tony Hermawan)

Di bagian lain, masa lalu Nurhasan, si ketua ritual maut itu terungkap. 

Ternyata sebelum menjadi ketua padepokan Tunggal Jati Nusantara, Nurhasan lama bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di Malaysia. 

Di Malaysia juga dia bertemu dengan jodohnya.   

"Pak Hasan sama istrinya ketemu ketika kerja di Malaysia," terang Budi Harto, sekretaris Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Jember, tempat Nurhasan tinggal.

Nurhasan baru kembali dari Malaysia pada tahun 2014. 

Saat kembali pun, Hasan sempat menjalani pekerjaan sebagai MC acara dangdut hingga berjualan online seperti berjualan tisu.

Nasib Nurhasan berubah ketika dia menjadi paranormal. 

Dia membuka praktik di rumahnya, di Dusun Botosari, Desa Dukuh Memcek. 

Rumah berdinding putih menghadap selatan itu juga kerap dipakai tempat berkumpul pengikut Kelompok Tunggal Jati Nusantara. 

Hampir setiap hari rumah Hasan dikunjungi tamu. Entah dari mana saja asal mereka. Apalagi kalau malam Jumat, jumlah tamu yang datang bisa sampai 20an orang. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved