Berita Tulungagung
Sakit Hati karena Diomeli, Warga Malang Bunuh Temannya di Tulungagung, Begini Kronologi Lengkapnya
Tersangka dan korbvan sebelumnya sempat bermain judi di kawasan Pantai Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
Saat itu Sait berupaya melawan, namun Sugeng lebih siaga dan kembali menyerangnya dengan sebongkah batu.
Batu seberat sekitar 20 kilogram itu dihantamkan beberapa kali ke tubuh Sait hingga meninggal dunia.
Tubuh Sait kemudian ditarik dari badan jalan ke semak-semak.
“Hasil autopsi korban ada sejumlah luka di kepala hingga rusuknya ada yang patah. Luka-luka itu yang menyebabkan korban meninggal dunia,” ungkap Handono.
Sementara Sugeng mengaku saat itu tidak bermaksud menghabisi Sait.
Ketika Sait jatuh telungkup karena tiga pukulannya, korban berupaya melawan.
Di dalam gelap, Sugeng menginjak batu dan spontan mengambilnya.
“Kondisinya gelap, saya merasakan ada batu di kaki lalu saya ambil untuk memukul korban,” ujar Sugeng.
Ternyata batu itu ukurannya cukup besar, beratnya sekitar 20 kilogram.
Namun dalam kondisi kesetanan, Sugeng mengangkat batu itu dengan mudah dan dipakai penyerang Sait.
Seingatnya, batu itu sempat menghajar bagian belakang kepala dan dada sebelah kanan.
“Di bagian belakang kepala sekitar tiga kali. Lalu di bagian dada juga,” ucapnya.
Selepas membunuh Sait, Sugeng mengambil ponsel, sepeda motor dan uang Rp 1.100.000 milik Sait.
Ia kemudian pulang dan membuang plat nomor sepeda motor, serta menggantikan dengan plat palsu.
Sepeda motor itu juga dicat untuk menghilangkan jejak.
Sait diketahui lahir di Sumbermanjing Kulon, lalu menikah dan pindah ke Blok Kamis, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Ia melakukan perekaman data kependudukan di Majalengka, sehingga saat proses identifikasi jenazah alamat Jawa Barat yang keluar.
Namun sudah lama Sait telah pindah ke Sumbermanjing Kulon, tanah kelahirannya.