Lipsus Menguji Klaim Tembakan Polisi

Tahanan Ini Penasaran Wajah Polisi Penembak Kakinya

Menunggu antrean di depan klinik, Jamali lebih banyak duduk. Posisi itu dipilih agar bisa mengurangi beban.

“Lakban di mata baru dibuka saat di rumah sakit,” ujarnya.

Di rumah sakit luka tembak itu hanya dijahit tanpa diobati. Setelah dijahit, petugas medis membalut luka dengan perban yang ketat. Namun darah sulit dihentikan dan terus merembes.

Selama dalam penahanan polisi, Jamali hanya diberi obat penahan nyeri untuk tiga hari.

Jamali sempat mengajukan izin untuk operasi mengeluarkan peluru dari betisnya.Tapi polisi hanya menyanggupi.

Proyektil peluru tersebut terus bersarang di kakinya selama dua bulan. Panas dingin menahan sakit kakinya yang mulai infeksi.

“Rasanya ya gak karu-karuan. Sering panas dingin karena infeksi, serta ngilu karena pelurunya belum diambil,” katanya.

Akibat tembakan itu, tulang kering Jamali retak. Setelah dibawa ke rumah tahanan, pihak rutan mengizinkannya operasi. Dengan  uang Rp 500.000, peluru tersebut berhasil dikeluarkan dari dalam kakinya.

Selama menjalani hukuman, kaki Jamali masih dalam keadaan retak. Keluarga tidak sanggup lagi untuk melakukan pengobatan.

Jamali beralasan, dokter bilang retak tulangnya akan pulih dengan sendirinya, karena masih tulang muda.

Saat ini Jumali terus menjaga, agar kakinya yang terluka tidak menerima pembebanan.

Namun karena kurang bergerak, kakinya mulai mengecil. Jamali berharap, tulangnya kembali pulih agar bisa melatih kekuatan ototnya.

“Kalau gak dilatih, akan terus mengecil. Sebisanya saja digerakan agar ototnya tidak diam,” ucapnya.

Tapi Jamali mengaku masih beruntung karena polisi masih berbelaskasihan. Setidaknya tembakan polisi tidak sampai merenggut nyawanya.

“Waktu itu saya sudah nyerah dan memang  tidak bisa kabur. Kalau saja waktu saya  melawan atau berusaha kabur, ya mungkin bukan kaki yang ditembak, tapi badan atau kepala, dan mati,” pungkasnya.

Jamali yang saat kejadian matanya ditutup,  mengaku hingga masih penasaran dengan wajah polisi yang menembaknya.  

"Saya pingin sekali tahu. Bukan untuk membalas dendam, tapi ya biar tidak penasaran saja,”  katanya. (tim lipsus surya)

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA

Sumber: Surya Cetak
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved