Kiprah Pemuda Suku Osing Banyuwangi yang Jadi Penggerak Desa Wisata Kelas Dunia
Masyarakat suku Osing punya kedekatan dengan kopi dari sisi budaya. Wajib bagi mereka menyuguhkan kopi kepada tamu yang datang ke rumah
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
Sejak Kemiren menjelma menjadi desa wisata, lebih dari 200 keluarga hidupnya bergantung pada sektor tersebut.
Mereka antara lain adalah para pemandu wisata, pekerja seni, pemilik akomodasi penginapan, pelaku usaha mikro kecil menengah, pengelola rumah adata kawasan cagar budaya, hingga pemilik persewaan tempat tinggi atau homestay.
Jumlah pelaku jasa wisata di Desa Kemiren juga terus tumbuh seiring waktu berjalan. Tercatat saat ini, sebanyak 22 usaha kecil-menengah berdiri di desa tersebut. Mereka bergerak di usaha makan-minuman hingga sandang.
Jumlah homestay berkali-kali lipat lebih banyak. Pihak desa mencatat, lebih dari 40 homestay berdiri di kawasan Desa Wisata Kemiren.
Mayoritas adalah rumah tinggal milik pribadi yang disewakan saat ada tamu berkunjung.
Beberapa sedikit di antaranya adalah hunian berupa kamar-kamar yang sengaja dibangun untuk tempat menginap tamu.
“Adanya wisata juga membuat sanggar kesenian tetap hidup. Di Kemiren, sanggar kesenian berjumlah 18. Semuanya adalah sanggar yang melestarikan kebudayaan adat suku Osing,” ujar Edy.
Ribuan Orang Datang ke Desa Wisata Kemiren
Setiap tahunnya, ribuan orang datang ke Desa Wisata Kemiren untuk mengenal kebudayaan setempat.
Data yang dihimpun Pokdarwis setempat, rata-rata 2 ribu hingga 4 ribu kunjungan tercatat dalam buku tamu dalam setiap tahunnya.
“Sebelum pandemi Covid-19, kunjungan di Desa Wisata Kemiren sempat menyentuh angka 18 ribu kunjungan. Itu terjadi pada 2019. Namun setelah pandemi, kunjungan sebanyak itu masih belum terulang kembali. Kami berupaya menyuguhkan kebudayaan dalam pariwisata sebaik mungkin untuk mengulang kembali capaian waktu itu,” imbuhnya.
Budaya dan Wisata Berjalan Beriringan
Bagi masyarakat suku Osing, kebudayaan yang membaur dengan pariwisata justru memberi nilai lebih. Keduanya saling melengkapi. Adat istiadat tetap lestari dan dijunjung tinggi. Di satu sisi, asap dapur rumah warga juga terus mengepul dampak dari pariwisata yang bergeliat.
“Kalau menurut saya, keduanya bisa berjalan beriringan dengan sangat baik. Dengan jadinya Kemiren sebagai desa wisata, masyarakat juga sejahtera. Anak-anak muda tak perlu pergi ke kota besar untuk mencari kerja,” kata Ketua Adat Osing Desa Kemiren, Suhaimi.
Suhaimi menjelaskan, suku Osing sebenarnya memiliki lebih banyak kebudayaan menarik di luar yang disuguhkan dalam pariwisata.
Contohnya, masyarakat suku Osing memiliki bahasa Osing, sebuah dialek jawa khas yang hingga kini masih menjadi bahasa ibu, bahkan oleh kalangan muda-mudi.
Bahasa Osing bisa didengar dalam lirik lagu-lagu bergenre kendang kempul Banyuwangi yang salah satunya dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Sumiati. Lagu dengan lirik serupa juga banyak dinyanyikan oleh penyanyi dangdut generasi terkini seperti Suliayana atau Wandra Resturian.
Sejarah Panjang Bahasa Osing
Suhaimi bercerita, bahasa Osing menarik untuk diulik sebab memiliki sejarah yang panjang.
Sejarah bahasa ini berhubungan erat dengan asal muasal masayarakat suku Osing yang lahir era Perang Puputan Bayu (1771-1773).
“Jadi sebagian masyarakat Blambangan yang sudah bosan dengan peperangan memilih untuk mengasingkan dan memisahkan diri dari pemerintahan. Mereka tidak mau terlibat lagi dengan peperangan. Untuk itu mereka mengubah jati diri dengan salah satunya menggunakan bahasa yang berbeda. Bahasa Osing itulah yang masih digunakan hingga saat ini,” sambung Suhaimi.
Di Banyuwangi, masyarakat suku Osing sebenarnya tak hanya tinggal di Desa Kemiren. Suhaimi menyebut, warga suku Osing menyebar di sembilan kecamatan. Masing-masing memiliki komunitas Osing yang eksis.
“Yang dikenal masih menjaga dan melestarikan adat budaya sampai sekarang salah satunya Kemiren,” imbuhnya.
Kampung Berseri Astra
Desa Kemiren termasuk satu dari 235 Kampung Berseri Astra, sebuah program berbasis komunitas yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif.
Kepala Desa Kemiren Mohammad Arifin mengatakan, desa yang ia pimpin mendapat dukungan dari Astra sejak 2024.
Dukungan tersebut meliputi empat pilar, yakni pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, dan kesehatan.
Pada pilar kesehatan, Astra memberi dukungan pada penyediaan sarana kesehatan dan pendampingan kader kesehatan. Astra juga memelopori pertemuan dini ibu hamil.
Sementara pada pilar pendidikan, Astra mendukung sarana pada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kemiren. Termasuk juga penyediaan peralatan belajar mengajar dan pelatihan bagi guru dan murid.
Pada pilar lingkungan, Astra melatih warga Kemiren untuk memanfaatkan limbah ternak menjadi beberapa produk bermanfaat.
Seperti pupuk organik dan biogas rumah tangga. Astra juga turut membentuk kelompok sadar lingkungan di Kemiren.
Terakhir, Astra turut memperkuat ekonomi melalui pengembangan unit usaha berbasis budaya lokal.
“Astra juga yang mendukung kami ketika perwakilan warga harus berangkat ke China untuk pemaparan dalam program desa wisata terbaik dunia yang digelar UN Tourism di China pada Oktober lalu. Sehingga desa kami bisa masuk menjadi salah satu desa wisata terbaik di dunia,” kata dia.
Kearifan dan Budaya Lokal Dirawat
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Taufik Rohman mengatakan, prestasi Desa Kemiren di tingkat internasional berasal dari kearifan dan budaya lokal yang dirawat dengan sungguh-sungguh.
Tugas terpenting saat ini, kata dia, adalah memastikan Kemiren tetap konsisten dalam menguri-uri budaya dan membangkitkan pariwisata.
“Penghargaan internasional ini tidak boleh membuat berpuas diri. Harus terus ada inovasi-inovasi dalam bentuk apapun yang membuat Kemiren akan tetap dikenal sebagai desa wisata terbaik dunia,” kata Taufik.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS
| Ancaman Menkeu Purbaya ke 200 Pengemplang Pajak Rp 60 Triliun: Jangan Main-main Sama Kita! |
|
|---|
| Tantang KGPH Hangabehi Ikrar di Watu Gilang Jika Ingin Jadi Raja Keraton Solo, Ini Sosok KGPH Benowo |
|
|---|
| Tumbang 1-0 dari Tuan Rumah Barito Putera, Pelatih Deltras FC : Gagal Redam Pergerakan Renan Alves |
|
|---|
| Persela Kalah Tipis dari Kendal Tornado FC di Surajaya Lamongan, Ragil Sudirman : Kurang Beruntung |
|
|---|
| Imbas Menkeu Purbaya Ngotot Bubarkan Satgas BLBI Abaikan Mahfud MD, Pengamat: Harus Dituntaskan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/di-Banyuwangi-yang-mengangkat-adat-istiadat-masyarakat-suku-Osing.jpg)