Kiprah Pemuda Suku Osing Banyuwangi yang Jadi Penggerak Desa Wisata Kelas Dunia

Masyarakat suku Osing punya kedekatan dengan kopi dari sisi budaya. Wajib bagi mereka menyuguhkan kopi kepada tamu yang datang ke rumah

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Aflahul Abidin
KOPI - Ratusan warga berbaur dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (8/11/2025). Ini adalah salah satu festival di Banyuwangi yang mengangkat adat istiadat masyarakat suku Osing. 

Para pemuda yang melek teknologi membuat promosi Desa Wisata Adat Kemiren menjadi lebih bergairah.

Apalagi saat itu bertepatan juga dengan momentum kebangkitan wisata di Bumi Blambangan.

Data pemerintah daerah yang dihimpun dari Badan Statistik Nasional mencatat, jumlah wisatawan yang datang ke Banyuwangi pada 2017 mencapai 4,9 juta kunjungan.

Naik signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 4 juta kunjungan.

Sejak saat itu, wisatawan di Banyuwangi terus meningkat dari tahun ke tahun, yakni 5,3 juta pada 2018 dan 5,4 juta pada 2019.

Sempat menurun karena pandemi Covid-19, Banyuwangi terus mencoba bangkit untuk mengulang kesuksesan sebelumnya.

Di beberapa daerah, pariwisata mengubah budaya dari sebuah desa. Tapi tidak di Kemiren. Di sana, kearifan lokal justru semakin dirawat sebab ia menjadi daya tarik.

"Masyarakat suku Osing memiliki rumah yang khas terbuat dari kayu dan bambu dengan bentuk atap yang berbeda dari rumah khas Jawa atau Bali. Sejak menjadi desa wisata, rumah-rumah adat justru semakin banyak karena ini juga menjadi daya tarik," tambah Edy tahun itu.

Tari Gandung Mendunia

Kebudayaan lain masyarakat suku Osing tak boleh dilupakan adalah Tari Gandrung.

Ini merupakan sebuah tarian yang pertama kali ditampilkan zaman kependudukan Belanda atau sekitar abad ke-18.

Tarian tersebut kini dikenal luas melalui pentas tari kolosal Festival Gandrung Sewu yang digelar oleh Pemkab Banyuwangi.

Festival yang rutin digelar di pantai Selat Bali ini menjadi salah satu event unggulan nasional dan masuk dalam kalender wisata Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata.

Kekayaan budaya yang dibungkus dalam atraksi wisata berhasil mengantarkan Desa Kemiren sebagai salah satu desa wisata terbaik di dunia 2025.

Kemiren masuk dalam jaringan desa wisata terbaik dunia kategori Upgrade Programme dari UN Tourism, badan kepariwisataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kategori itu merupakan tingkat kedua tertinggi dalam penilaian desa wisata opeh UN Tourism. Dari 72 desa wisata terbaik di dunia tahun ini, hanya ada dua desa wisata di Indonesia yang masuk di dalamnya.

Ratusan Keluarga Bergantung pada Sektor Wisata

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved