Kiprah Pemuda Suku Osing Banyuwangi yang Jadi Penggerak Desa Wisata Kelas Dunia
Masyarakat suku Osing punya kedekatan dengan kopi dari sisi budaya. Wajib bagi mereka menyuguhkan kopi kepada tamu yang datang ke rumah
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
Satu yang tak pernah ketinggalan adalah selusin cangkir keramik kecil. Bisa cangkir baru atau cangkir lawas yang diwariskan secara turun temurun.
Cangkir-cangkir ini juga yang dikeluarkan dari tiap rumah untuk disajikan kepada wisatawan dalam festival Ngopi Sepuluh Ewu.
"Dulu tidak terpikirkan bagi kami bahwa budaya sederhana yang kami miliki menarik bagi para wisatawan," kata Moh Edy Saputro, Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Kemiren.
Ada Tiga Event Besar di Desa Kemiren
Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang rutin digelar setiap tahun bukanlah satu-satunya pagelaran besar di desa tersebut.
Kemiren setidaknya menyumbang tiga event dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest), sebuah rangkaian event wisata yang sukses memoles citra Banyuwangi sebagai Kota Wisata di Indonesia.
Selain Ngopi Sepuluh Ewu, dua festival lain adalah Festival Barong Ider Bumi dan Tumpeng Sewu.
"Barong Ider Bumi merupakan ritual yang digelar sebagai penyucian dan perlindungan. Upacara tradisional ini sudah digelar puluhan atau bahkan ratusan tahun setiap hari kedua bulan Syawal dalam kalender Islam," terang Edy.
Sementara Tumpeng Sewu berakar dari tradisi selamatan desa atas hasil panen yang melimpah.
Warga suku Osing menggelarnya sebagai bentuk rasa syukur sekaligus untuk memperkuat solidaritas sosial antarwarga.
"Kami berusaha menjaga warisan leluhur. Pariwisata menjadi momentum bagi masyarakat suku Osing terus merawat tradisi," imbuh pria 27 tahun itu.
Edy menjelaskan, memoles desa adat menjadi desa wisata tidak semudah membalik telapak tangan.
Beberapa kali upaya dilakukan, tapi tak selalu membuahkan hasil maksimal. Desa wisata pertama kali digagas sekitar tahun 2013.
Berbagai kegiatan budaya digelar untuk mendatangkan minat wisatawan. Sempat berjalan beberapa tahun, tapi kurangnya konsistensi membuat desa adat sempat mati suri.
Siapkan Titik Destinasi Budaya dengan Paket Wisata
Baru sekitar 2017, pemuda-pemuda suku Osing yang tergabung dalam kelompok karang taruna mencoba mengulangnya kembali.
Sekitar 20 remaja membentuk Pokdarwis. Mereka menyiapkan titik-titik destinasi budaya sebagai paket wisata dengan konsep yang lebih matang.
| Ancaman Menkeu Purbaya ke 200 Pengemplang Pajak Rp 60 Triliun: Jangan Main-main Sama Kita! |
|
|---|
| Tantang KGPH Hangabehi Ikrar di Watu Gilang Jika Ingin Jadi Raja Keraton Solo, Ini Sosok KGPH Benowo |
|
|---|
| Tumbang 1-0 dari Tuan Rumah Barito Putera, Pelatih Deltras FC : Gagal Redam Pergerakan Renan Alves |
|
|---|
| Persela Kalah Tipis dari Kendal Tornado FC di Surajaya Lamongan, Ragil Sudirman : Kurang Beruntung |
|
|---|
| Imbas Menkeu Purbaya Ngotot Bubarkan Satgas BLBI Abaikan Mahfud MD, Pengamat: Harus Dituntaskan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/di-Banyuwangi-yang-mengangkat-adat-istiadat-masyarakat-suku-Osing.jpg)