Transformasi Eks Dolly: UMKM Sepatu, Batik, dan Tempe Bertahan Berkat Dukungan Pemkot Surabaya

Seetelah lokalisasi Dolly resmi ditutup pada Juni 2014, kini menjadi rumah bagi puluhan UMKM perlahan tumbuh.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
nuraini faiq/surya.co.id
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat mengunjungi salah satu tempat kegiatan di kawasan eks lokalisasi Dolly, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Sabtu (30/7/2022). 

“Akhirnya mandiri sampai hingga sekarang,” pungkasnya.

Lesunya UMKM dan Menurunnya Aktivitas Wisata Edukasi

Meski UMKM tumbuh, banyak pelaku usaha mengeluhkan turunnya aktivitas pendampingan dan pameran.

Program Trip Edukasi Kampung Eks Dolly, yang pernah membuat kawasan ramai wisatawan dan menjadi benteng moral dari kembalinya praktik prostitusi, kini jarang berjalan.

Kondisi tersebut berdampak pada menurunnya penjualan, termasuk usaha tempe Jarwo yang turun dari 30 kg kedelai per hari menjadi hanya 15 kg.

Menurut Jarwo, faktor perubahan zaman, pascapandemi, hingga minimnya pendampingan UMKM menjadi penyebab utama.

“Pendampingannya yang kurang. Kalau munculnya UMKM baru ada pendampingan. Kalau UMKM Bang Jarwo, Arumi, Samijali, sekarang ya enggak kayak dulu, bergerak sendiri,” ujarnya.

Jarwo juga menyoroti munculnya kembali aktivitas negatif skala kecil karena kawasan kini lebih sepi program pemberdayaan.

“Kalau ada trip edukasi wisata kayak dulu… itu sudah buat mereka yang masih begitu enggak berani,” katanya.

Langkah Pemkot: Pendampingan Digital dan Penguatan UMKM

Camat Sawahan, Amiril Hidayat, mengakui UMKM eks Dolly masih banyak mengandalkan pemasaran manual. Untuk itu, Pemkot menggandeng berbagai perguruan tinggi.

“Kami berusaha memberikan intervensi dalam bentuk marketing digital,” ujarnya (23/11/2025).

Sekitar 30 UMKM aktif di kawasan Putat Jaya mendapat pendampingan rutin, yang dinilai mulai membuahkan hasil.

“Sekarang sudah banyak yang bisa memasarkan secara online. Bahkan ada yang tembus ke luar negeri,” katanya.

Ia mencontohkan bekas Wisma Barbara yang kini berkembang menjadi sentra sandal slipper pesanan hotel.

Wali Kota Eri Cahyadi: Evaluasi Produk dan Hidupkan Wisata Edukasi

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan evaluasi menyeluruh sedang dilakukan.

“Jika tempatnya sepi, maka jenis dagangan (komoditas) harus diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar,” tegasnya.

Sumber: Surya
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved