Polemik di PBNU

Rois Syuriyah PBNU Ungkap Disharmoni Gus Yahya-Gus Ipul, Berdampak Roda Organisasi Tersendat

Ada pula lembaga-lembaga yang SK-nya harus diperbaharui tetapi tidak diperbaharui. Seperti halnya Lembaga Amil Zakat dan Shadaqah (Lazisnu) 

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
Tribunnews.com/Ahmad Amru Muiz
DINAMIKA PBNU - Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil Bangkalan sekaligus Rois Syuriyah KH Imam Buchori Cholil (kiri) meminta semua pihak di PBNU menahan diri. Hal itu disampaikan dzurriyah Syaikhona Kholil itu di kediamannya, Jalan Halim Perdana Kusuma Bangkalan, Senin (24/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Rois Syuriyah PBNU, KH Imam Buchori  Cholil (Kiai Imam) mengungkapkan disharmoni di tubuh PBNU antara ketua umum dan sekjen.
  • Ketidaksesuaian antara Gus Yahya dan Gus Ipul berdampak roda organisasi tidak berjalan mulus, sampai kemudian berujung desakan mundur kepada Gus Yahya.
  • Salah satu dampak konflik itu adalah lembaga seperti Lazismu yang tidak bisa memperbarui SK karena tidak ada tanda tangan kedua pihak.

 


SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Di balik gejolak internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mencuat disharmoni di lingkungan internal organisasi antara Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Sekjen PBNU, KH Saifullah Yusuf (Gus Ipul). 

Kondisi itu tentu berdampak pada tersendatnya perputaran roda organisasi karena dua jabatan itu memegang peran krusial dan saling melengkapi.

Tidak selarasnya hubungan Gus Yahya dan Gus Ipul itu disampaikan Rois Syuriyah PBNU, KH Imam Buchori  Cholil (Kiai Imam), telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir.

Bahkan sebelum Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU soal pemberhentian Gus Yahya selaku Ketua PBNU beredar.

“Perseteruan ketum dan sekjen di luar urusan pemberhentian ini. Namun (perseteruan) itu  berdampak pada persuratan PBNU eksternal dalam beberapa bulan mandeg, dipicu ketidakharmonisan ketum dan sekjen,” ungkap Kiai Imam di kediamannya, Senin (24/11/2025).   

Ia menjelaskan, ada beberapa SK yang tidak ditandatangani padahal kegiatan konferensi sudah begitu lama selesai. 

Mengganggu Roda Organisasi

Ada pula lembaga-lembaga yang SK-nya harus diperbaharui tetapi tidak diperbaharui. Seperti halnya Lembaga Amil Zakat dan Shadaqah (Lazisnu) 

Keabsahan kepengurusan Lazisnu agar bisa bekerja untuk umat, lanjutnya, membutuhkan SK dari PBNU yang harus ditandatangani ketum dan sekjen. Termasuk lembaga-lembaga berkaitan dengan program pemerintah yang juga membutuhkan SK.

“Kalau ketumnya tanda tangan, sekjennya tidak mau tanda tangan atau sebaliknya. Kalau ini dibiarkan, muktamar pun juga tidak akan terselenggara," terangnya.

"Hari Santri kemarin mestinya PBNU mengadakan, tetapi panitinya tidak dibentuk. Harlah akhir tahun ini yang semestinya digelar, panitianya juga tidak dibentuk,” papar Kia Imam.  

Disinggung apa yang menjadi penyebab permasalahan hingga Gus Yahya dan Gus Ipul ‘terjebak’ dalam perseteruan, Kiai Imam mengaku tidak tahu karena sudah menjadi ranah masing-masing pribadi.

“Kami tidak bisa masuk ke ranah itu, namun kondisi dan fakta yang ada di PBNU seperti itu. Jadi sebelum ada gejolak yang sekarang, mesin organisasi sudah tidak berjalan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini mulai meresahkan," jelasnya.

"Dan itulah yang kemudian menjadi pertimbangan Rois Aam untuk mengambil langkah dengan gelaran Rapat Harian Syuriyah kemarin,” pungkas Kiai Imam yang juga hadir bersama 37 dari total 53 pengurus. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved