surabaya Darurat Kekurangan Guru

3 Solusi Surabaya Darurat Kekurangan Guru: Kuota CPNS 2026 Ditambah, Eri Cahyadi Siapkan Cara Ini

Surabaya krisis guru SD dan SMP. Banyak guru pensiun, formasi tak terpenuhi, beban mengajar melonjak. Ini sederet solusinya.

Tribunnews
GURU MASUK PENJARA - Ilustrasi guru ngajar. Surabaya krisis guru SD dan SMP. Banyak guru pensiun, formasi tak terpenuhi, beban mengajar melonjak. Ini sederet solusinya. 

Ringkasan Berita:
  • Surabaya mengalami kekurangan besar guru SD dan SMP.
  • Banyak formasi kosong karena guru pensiun dan minim pelamar PPG.
  • Dinas Pendidikan mengajukan 1.500 formasi, tetapi hanya 250 disetujui.
  • Sejumlah solusi sudah disiapkan pemerintah.

 

SURYA.co.id - Kota Surabaya kini tengah menghadapi situasi darurat terkait minimnya jumlah tenaga pendidik di sekolah negeri tingkat SD dan SMP.

Meskipun perekrutan ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) terus dilakukan, jumlah guru yang dibutuhkan masih jauh dari kata cukup.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Surabaya, Tri Endang Kustianingsih, turut mengonfirmasi pernyataan Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Akmarawita Kadir.

Ia menyebutkan bahwa kebutuhan guru SMP di kota ini mencapai sekitar 800 orang, sementara kekurangan lainnya berasal dari jenjang SD.

“Kekurangan tersebut memang nyata dan dipicu oleh tingginya jumlah guru yang pensiun setiap tahun. Betul (data DPRD Kota Surabaya), karena dalam satu tahun ada 360 guru yang pensiun,” ujar Tri Endang.

Tri menjelaskan bahwa setiap tahun Dinas Pendidikan sebenarnya mengajukan sekitar 1.500 formasi guru ASN kepada Pemerintah Kota Surabaya. Namun hanya sebagian kecil yang disetujui.

“Kami mengajukan 1.500, tapi yang turun hanya 250 guru. Tahun ini prioritas untuk menghabiskan guru GTT dulu menjadi ASN,” jelasnya.

Menurutnya, angka 1.500 formasi itu merupakan akumulasi kebutuhan akibat guru yang pensiun atau meninggal selama empat tahun terakhir. Selain itu, beberapa formasi tidak terisi karena tidak ada pelamar, terutama dari lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan.

“Ini akumulasi yang pensiun sampai tahun depan. Ada juga formasi yang tidak ada pelamarnya, seperti guru agama Islam, Hindu, Buddha, Kristen, guru kelas, dan guru pendidikan khusus,” tutur Tri Endang.

Walaupun terjadi kekurangan tenaga pengajar, ia memastikan proses belajar mengajar masih bisa berlangsung. Namun beban kerja guru kini jauh lebih berat dibanding kondisi ideal.

“Saat ini bisa diatasi. Namun untuk idealnya, minimal guru mengajar 24 jam. Sekarang ada yang sampai 40 jam, itu maksimal,” paparnya.

Tri juga menyampaikan bahwa rekrutmen ASN P3K atau CPNS tahun depan akan dialokasikan sepenuhnya untuk guru baru.

“Tahun depan murni untuk guru baru. GTT sudah habis tahun ini,” tegasnya.

Meski pembelajaran tetap berjalan, kebutuhan guru baru tetap mendesak agar kualitas pendidikan di Surabaya tetap terjaga dan beban kerja tidak semakin menumpuk.

Sumber: Surya
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved