Pemakaman Korban Kebakaran Kwitang

Keluarga Reno Terima Hasil Identifikasi DNA: Kami Percaya Polri, Tidak Ada Kejanggalan

Hasil tes DNA Polri pastikan Reno dan Farhan korban kebakaran Gedung ACC. Keluarga terima dengan ikhlas.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA/Luhur Pambudi
RUMAH DUKA - Peti jenazah Reno disemayamkan di rumah duka kawasan Kampung Malang Utara, Tegalsari, Surabaya, pada Sabtu (8/11/2025) malam. Kerabat dan para tetangga menangis meratapi nasib nahas Reno 
Ringkasan Berita:
  • Hasil tes DNA Polri pastikan Reno dan Farhan sebagai korban kebakaran Gedung ACC Kwitang.
  • Keluarga Reno menerima hasil identifikasi dengan penuh hormat dan tidak merencanakan langkah hukum.
  • Polisi pastikan keduanya terperangkap saat kerusuhan, bukan korban pembunuhan, kerangka ditemukan tertimbun puing.

SURYA.co.id, Surabaya - Keluarga Reno Syahputra Dewo akhirnya menerima hasil identifikasi DNA dari Polri. Reno dinyatakan sebagai salah satu korban kebakaran di gedung bekas Kantor Astra Credit Companies (ACC), Kwitang, Jakarta Pusat.

Peti jenazah Reno tiba di rumah duka Kampung Malang Utara, Surabaya, Sabtu (8/11/2025) malam.

Jimmy Yunianto, paman Reno, menyampaikan bahwa keluarga besar menerima hasil tes DNA dengan lapang dada.

Ia menegaskan bahwa keluarga menghormati proses identifikasi yang dilakukan Polri.

“Hasil tes DNA yang dilakukan sama Polri apapun hasilnya itu tetap kita terima. Kita menghormati, sangat menghormati institusi polisi,” ujarnya.

Jimmy juga menyatakan tidak ada kejanggalan dalam penjelasan Polri terkait kematian Reno. Ia menegaskan bahwa keluarga mempercayai sepenuhnya proses identifikasi yang dilakukan.

“Ya, kami yakin dan mempercayai institusi polisi ya untuk melakukan tugasnya,” katanya.

Saat ditanya soal kemungkinan langkah hukum lanjutan, Jimmy menyebut keluarga belum merencanakan hal tersebut.

Baca juga: Peti Jenazah Berisi Kerangka Reno Tiba di Surabaya, Disambut Jerit Tangis Sang Ibu

Orangtua Reno, Moh Yasin dan Nita Sutianingsih, memilih untuk menerima kenyataan.

“Kalau untuk sampai ke selanjutnya kayaknya enggak ada deh mas,” tutupnya.

Reno merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Jenazahnya masih disemayamkan di rumah duka dan direncanakan dimakamkan Minggu (9/11/2025) pukul 10.00 WIB.

Proses Identifikasi: Dari Puing ke Kepastian

Penemuan dua kerangka manusia di lantai dua Gedung ACC Kwitang pada Kamis (30/10/2025) menjadi titik balik penyelidikan yang sempat mandek selama dua bulan.

Kedua jasad ditemukan tertimbun puing plafon yang terbakar, dalam kondisi hangus dan tak dikenali.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengonfirmasi temuan tersebut.

“Saat ini kami masih melakukan penyelidikan terkait temuan dua kerangka manusia dalam kondisi hangus terbakar,” ujarnya.

Keluarga Reno dan Farhan kemudian menjalani tes DNA di Laboratorium Forensik Polri. Sampel DNA dan kerangka dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk pemeriksaan lanjutan.

“Keluarga kedua nama tersebut sudah melakukan uji sampling di Labfor Polri,” kata AKBP Roby Saputra.

Hasil tes DNA keluar hampir seminggu kemudian. Brigjen Sumy Hastry Purwanti dari Pusdokkes Polri menyatakan bahwa kerangka post-mortem 0080 cocok dengan ante-mortem 002, mengidentifikasi Reno sebagai anak biologis dari Muhammad Yasin.

Kerangka lainnya, post-mortem 0081, teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan melalui data sekunder berupa perhiasan dan pemeriksaan primer DNA.

“Hasil pemeriksaan nomer post-mortem 0081 cocok dengan ante-mortem 001,” ujar Sumy.

Fakta di Balik Kebakaran: Terperangkap, Bukan Dibunuh

Polisi memastikan bahwa Reno dan Farhan bukan korban pembunuhan. Mereka terperangkap di dalam gedung saat kebakaran terjadi pada demonstrasi Agustus 2025. Rekaman video amatir menunjukkan keberadaan mereka di sekitar lokasi sebelum insiden.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Bhudi Hermanto menegaskan bahwa keduanya tidak dipindahkan dari luar. “Bukan (dibunuh), yang bersangkutan terperangkap di gedung yang terbakar pada saat aksi kerusuhan,” ujarnya.

Jenazah keduanya diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Proses identifikasi menjadi penutup dari misteri hilangnya dua demonstran yang sempat dikaitkan dengan catatan KontraS.

AKBP Roby Saputra menjelaskan mengapa kerangka baru ditemukan dua bulan setelah kebakaran. Puing-puing sisa kebakaran menutupi jasad, sehingga tidak terdeteksi saat olah TKP pertama pada 2 September 2025.

Tim Labfor kembali melakukan pemeriksaan pada 19 September 2025, namun tetap tidak menemukan kerangka. “Kalau daging terbakar itu sama dengan bau kayu terbakar, kalau terbakar yang full menyeluruh,” jelas Roby.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved