Berita Viral

Rekam Jejak 10 Pahlawan Nasional yang Baru Diumumkan Presiden Prabowo, Termasuk Soeharto dan Gus Dur

Presiden Prabowo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh di Istana Negara,  Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025). Ini rekam jejaknya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com Fika Nurul Ulya/Sekretariat Presiden
(kiri ke kanan) Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025). Upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara 

Pada 1964, Prof. Mochtar Kusumaatmadja melanjutkan pendidikannya (post doctor) di Harvard Law School, Amerika Serikat. Setelahnya, Prof. Mochtar Kusumaatmadja menempuh pendidikan di University of Chicago. Pada 1970, Prof. Mochtar Kusumaatmadja mendapat gelar profesor dari Unpad.

Mochtar pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman dari 1974 sampai 1978, dan Menteri Luar Negeri dua periode dari 1978 sampai 1988.

Ia kerap mewakili Indonesia di PBB dan perundingan-perundingan internasional, terutama mengenai batas darat dan batas laut teritorial.

Prof. Mochtar Kusumaatmadja wafat pada 6 Juni 2021 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Hajjah Rahma El Yunusiyyah, tokoh dari Sumatera Barat

Rahmah El Yunusiyah merupakan pendiri Perguruan Diniyah Putri, sekaligus penggagas lahirnya Madrasah Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang pada 1 November 1923. 

Dia membuat madrasah tersebut karena cita-cita dan kepedulian untuk mengangkat harkat dan derajat kaum perempuan.

Di masa revolusi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945, Rahmah terjun ke medan perjuangan fisik.

Ia menjadi Bundo Kanduang dari barisan Sabilillah dan Hizbullah di Sumatera Barat.

Dalam masa revolusi kemerdekaan, Perguruan Diniyah Putri memberikan andil perjuangan dengan sarana yang dimilikinya untuk mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa.

Rektor Universitas Al-Azhar Cairo Dr. Syekh Abdurrahman Taj di tahun 1955 mengunjungi Indonesia dan meninjau Diniyah Putri Padang Panjang. Pemimpin tertinggi Al-Azhar itu terkesan dengan pendidikan Diniyah Putri. Di Mesir, belum ada sekolah khusus untuk perempuan.

Rahmah diundang ke Universitas Al-Azhar untuk membentangkan pengalamannya membangun pendidikan Islam di Indonesia. Pemimpin Diniyah Putri Rahmah El Yunusiyah adalah ulama perempuan pertama yang dianugerahi gelar kehormatan "Syaikhah" dari Universitas Al-Azhar Cairo.

Sistem dan pola pendidikan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang menginspirasi Universitas Al-Azhar hingga mendirikan Kulliyatul Banat yakni fakultas khusus untuk perempuan. Pada tahun 1958, untuk pertama kali alumni Diniyah Putri mendapat beasiswa melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar Cairo, antara lain Isnaniyah Saleh dan Zakiah Daradjat.

Pahlawan pendidikan Islam itu meninggal pada malam takbiran Hari Raya Idul Adha tanggal 26 Februari 1969 di Padang Panjang. Rumah kediamannya sekarang menjadi Museum Rahmah El Yunusiyah.

Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, tokoh dari Jawa Tengah

Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo merupakan tokoh militer Indonesia.

Ia pernah menjabat sebagai Komandan Resimen Komando Angkatan Darat atau RPKAD (sekarang Kopassus) di tahun 1965 dan Gubernur Akademi Militer di tahun 1970.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved