Indonesia Tampil di Vatikan Lewat: Kebaya Menari di Selebrasi 60 Tahun Nostra Aetate

Komisi HAK KWI mendapat berkat dari Paus Leo XIV di Vatikan. Momen Baciamano dan “Kebaya Menari” jadi sorotan Selebrasi 60 Tahun Nostra Aetate.

Editor: Adrianus Adhi
Dok Vatikan
BERTEMU PAUS - Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KOMHAK KWI), Mgr Christophorus Tri Harsono bersalaman dengan Paus Leo XIV di Lapangan Basilica St. Petrus, Vatikan, Rabu (29/10/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Komisi HAK KWI menerima berkat dari Paus Leo XIV dalam Selebrasi 60 Tahun Nostra Aetate di Vatikan.
  • Momen Baciamano jadi sorotan, saat Romo Budi menyerahkan buku ke Paus dan mendapat pujian langsung.
  • Indonesia tampil lewat “Kebaya Menari”, menegaskan semangat dialog lintasagama dan budaya di panggung global.

SURYA.co.id - Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menerima berkat khusus dari Paus Leo XIV dalam rangka peringatan 60 tahun dokumen Nostra Aetate.

Berkat ini diberikan dalam dua momen penting di Vatikan: selebrasi umum di Aula Paulus VI dan Baciamano, yakni jabatan tangan langsung dengan Paus.

Selebrasi 60 tahun Nostra Aetate digelar meriah pada 28 Oktober 2025 di Aula Paulus VI, Vatikan. Acara ini dihadiri para Kardinal, Uskup, Imam, Biarawan-Biarawati, umat Katolik, serta tokoh lintasagama dari berbagai negara.

Indonesia turut tampil lewat pertunjukan “Kebaya Menari” yang memadukan unsur budaya Jawa, Bali, dan Aceh.

Momen paling istimewa terjadi saat Baciamano dalam Audiensi Umum Vatikan. Uskup Christophorus Tri Harsono dan Romo Aloys Budi Purnomo Pr mewakili Komisi HAK KWI maju untuk menjabat tangan Paus Leo XIV. Mereka didampingi Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Michael Trias Kuncahyono.

Dalam kesempatan itu, Romo Budi menyerahkan buku karyanya berjudul An Interreligious Ecotheological Leadership kepada Paus.

Sang Paus menyambut hangat dan memuji buku tersebut yang terinspirasi dari ensiklik Laudato Si’. “This is very important for the future! Thank you very munch!” ujar Paus Leo XIV.

Romo Budi mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan langka ini. Ia menyampaikan terima kasih kepada Uskup Antonius dan Uskup Christophorus atas dukungan mereka, serta kepada Dubes Trias yang memfasilitasi pertemuan dengan Paus.

Mgr Christophorus menyebut peristiwa ini sebagai jalan Tuhan yang penuh berkat. Ia menilai semua terjadi di luar rencana manusia, namun berjalan lancar berkat kerja sama antara Dikasteri Dialog Interreligius (DDI) Vatikan dan Komisi HAK KWI.

Romo Budi menilai Baciamano sebagai pengalaman spiritual yang langka dan penuh makna. Ia berharap momen ini menjadi penyemangat bagi siapa pun yang terlibat dalam dialog lintasagama di Indonesia maupun dunia.

Nostra Aetate sendiri merupakan dokumen penting Gereja Katolik yang menegaskan sikap terbuka terhadap agama dan budaya lain. Dokumen ini menekankan bahwa Gereja tidak menolak apa pun yang baik, benar, dan indah dalam agama-agama lain.

Ajaran Nostra Aetate berpijak pada Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium 16, yang menyatakan bahwa terang Kristus dapat tercermin dalam berbagai tradisi keagamaan dan budaya, meski berbeda dari ajaran Katolik.

Bagi Komisi HAK KWI, berkat dari Paus Leo XIV bukan hanya simbol penghargaan, tetapi juga dorongan moral untuk terus memperkuat dialog antariman demi perdamaian dan persaudaraan global.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved