Kronologi Puluhan Emak-Emak Di SurabayaTertipu Investasi Bodong Hingga Rp 8M Begini Modusnya

Ia awalnya tergiur tawaran teman untuk berinvestasi alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan oksigen. 

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Wiwit Purwanto
surya.co.id/Ton
INVESTASI BODONG - Ibu-ibu korban investasi bodong diskusi melaporkan kasus penipuan. 

 

Ringkasan Berita:
  • Pada awal transaksi awal berjalan mulus. Barang datang sesuai janji, sehingga Dwi percaya untuk menanamkan modal lebih banyak. 
  • Seiring waktu TT menawarkan investasi dengan janji keuntungan menggiurkan. Nyatanya, barang yang dijanjikan tak pernah ada. 
  • Total korban TT mencapai 20 orang dengan kerugian kolektif miliaran rupiah. Ada yang sampai Rp 8 miliar

 

SURYA.co.id Surabaya- Puluhan ibu rumah tangga melapor menjadi korban investasi bodong yang diduga dilakukan wanita berinisial TT, warga Jalan Dinoyo. Modusnya bervariasi, mulai dari pengadaan alat kesehatan hingga paket perjalanan haji, tergantung kesempatan dan tren.

Salah satu emak emak itu adalah Dwi, warga Ketintang, menceritakan pengalamannya. Ia awalnya tergiur tawaran teman untuk berinvestasi alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan oksigen. 

"Waktu pandemi, barang-barang itu langka dan banyak dicari. TT bilang dia bisa menyediakannya," ujar Dwi, Rabu (29/10).

Pada awal transaksi awal berjalan mulus. Barang datang sesuai janji, sehingga Dwi percaya untuk menanamkan modal lebih banyak. 

Namun, seiring waktu TT menawarkan investasi dengan janji keuntungan menggiurkan. Nyatanya, barang yang dijanjikan tak pernah ada. 

Baca juga: INVESTASI BODONG : Puluhan Ibu Muda di Tuban Rugi Rp 2 Miliar, Datangi Polres Tuban Laporkan Pelaku

“Setiap kali ada masalah, TT selalu memberi alasan. Barang di-cut, atau katanya ditipu pihak lain,” lanjut Dwi.

Selama delapan bulan, Dwi melakukan delapan transaksi dengan total kerugian mencapai Rp 1,8 miliar, belum termasuk janji keuntungan. 

"Pernah diberi 30 persen, tapi sorenya diminta kembali," keluhnya.

Jumlah korban lain pun cukup banyak. Menurut Dwi, total korban TT mencapai 20 orang dengan kerugian kolektif miliaran rupiah. "Ada yang sampai Rp 8 miliar," ungkapnya.

Ocha warga asal Perak mengaku turut menjadi korban. Dia menyebut bahwa investasi TT tak hanya soal alkes. 

Baca juga: Investasi Bodong di Surabaya Jerat Ratusan Korban, CV Cuan Grup Tebar Iming-iming Keuntungan Palsu

"Tergantung musim, kadang alkes, kadang makanan, bahkan travel haji," jelasnya. Para korban mayoritas dikenalkan TT lewat teman dan diyakinkan dengan foto-foto barang serta janji keuntungan besar. 

"Yang membuat frustasi, setiap tahun selalu ada investasi baru," tambah Ocha.

TT juga diduga sengaja menyekolahkan anaknya di sekolah ternama untuk menjaring korban lebih banyak. Setelah banyak orang tua tertipu, anaknya dipindahkan ke sekolah lain.

Upaya somasi pun gagal. Laporan ke Polrestabes Surabaya tidak bisa diproses karena kasus ini sudah pernah dilaporkan pada 2021. 

Akhirnya, kasus dilaporkan ke Polsek Tegalsari, namun hingga kini belum ada kejelasan. 'Terakhir, kami melapor ke Rumah Aspirasi Wawali Armuji,' pungkas Ocha.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved