Berita Viral

Nasib Febri Pembunuh Anti Puspita Sari Bisa Terancam Hukuman Mati, Ini Penjelasan Pengamat Hukum

Begini nasib Febri (22), pembunuh Anti Puspita Sari (22), yang ditemukan di hotel Palembang, Sumatera Selatan.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kompas.com Aji YK Putra
Pelaku pembunuhan ibu hamil di Palembang, saat tiba di Polda Sumatera Selatan, Kamis (16/10/2025). 

SURYA.CO.ID - Begini nasib Febrianto alias Febri (22), pembunuh Anti Puspita Sari (22), yang ditemukan di hotel Jalan Printis Kemerdekaan, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan IT II, Palembang, Sumatera Selatan.

Tim gabungan Polda Sumatera Selatan menangkap Febri di Desa Sidomulyo, Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Rabu (15/10/2025) sekira pukul 21.55 WIB.

Febri sempat melarikan diri, namun berhasil dilumpuhkan setelah polisi menembak kaki kirinya.

Dari tersangka, polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor Honda Beat warna hitam dengan pelat nomor BG 2486 AI milik korban.

"Dari hasil olah TKP, dia (pelaku) marah ketika masuk ke hotel karena adanya ketidaksesuaian harga (waktu kencan). Dugaan lain masih didalami," kata Nandang, dikutip SURYA.CO.ID dari Sripoku.

Penangkapan Febri membawa angin segar bagi masyarakat, khususnya keluarga korban. 

Mereka pun berharap, Febri diberi hukuman seberat-beratnya.

Sementara Pengamat Hukum sekaligus dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda (STIHPADA) Palembang, Redho Juniadi berpendapat, Febri pantas mendapat hukuman mati.

"Kalau saya sendiri, lihat dari Kronologis yang ada, pantas pelaku diberikan hukuman maksimal, yaitu hukuman mati, karena ini sudah pembunuhan berencana, " tutupnya. 

Menurutnya, antara korban dan pelaku sudah saling kenal.

Hal tersebut tampak dari rekaman CCTV hotel, yang memperlihatkan saat keduanya tengah check in.

"Kita lihat dari sana dan kembali berdasarkan CCTV yang ada, lihat saat keduanya berada di depan resepsionis hotel," kata Redho.

Baca juga: Sosok Febri Pembunuh Anti Puspita Sari yang Jasadnya Ditemukan di Hotel Palembang, Motif Terkuak

"Siapa yang mau dalam hotel tidak saling kenal, apalagi dalam kondisi sama-sama sadar. Beda cerita jika korban ini pingsan dan dikasih obat tidur dan dibawa ke dalam kamar hotel," imbuhnya.

Redho menegaskan, keduanya pasti sudah kenal lama.

"Kalau tidak dekat. Tidak mungkin kedua sama-sama ke resepsionis untuk check in sama-sama ke dalam kamar hotel," tegasnya. 

Berdua ke Hotel

Dalam rekaman CCTV, Anti dan Febri terlihat melakukan transaksi untuk mem-booking salah satu kamar yang berada di lantai dua, Jumat (10/10/2025) sekira pukul 17.30 WIB.

Lalu, Anti ditemukan tewas pegawai kamar hotel pada Sabtu (11/10/2025) sekitar pukul 11.30 WIB ketika hendak menginformasikan batas waktu sewa.

Baca juga: Siasat Licik Orang Tua Briptu Rizka Tutupi Pembunuhan Brigadir Esco, Rekayasa Penyebab Kematian

"Saat pintu diketuk tidak dijawab, kemudian salah satu pihak hotel memanggil temannya. Sekitar pukul 12.00 WIB, kamar akhirnya dibuka menggunakan kunci cadangan," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya, Kamis (16/10/2025), dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

"Ternyata ditemukan korban atas nama Anti Puspitasari tergeletak di lantai ditutupi selimut, dengan pakaian yang tidak lengkap," tuturnya.

Pihak hotel kemudian melaporkan temuan tersebut ke polisi sehingga petugas pun melakukan olah TKP di lokasi kejadian.

Dari olah TKP itu, korban diketahui mengalami tindak kekerasan dengan mulut disumpal manset dan tangan diikat jilbab berwarna pink.

"Dari hasil analisis rekaman CCTV, akhirnya penyidik memperoleh petunjuk penting di mana pelaku sempat diantar oleh pengemudi ojek online ke lokasi hotel," ujar Kabid Humas.

Penyebab Kematian Anti

Terpisah, Dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang, Indra Nasution, menjelaskan penyebab kematian Anti berdasarkan hasil pemeriksaan sementara.

Pria yang memimpin pembongkaran makam Anti untuk melakukan autopsi (ekshumasi), menjelaskan bahwa korban meninggal karena kekurangan oksigen. 

"Korban meninggal dunia karena lemas dan kekurangan oksigen pada saluran napas atas," ujarnya, dikutip SURYA.CO.ID dari Sripoku.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polrestabes Palembang, AKBP Andrie Setiawan, bahwa penyebab kematian karena pukulan benda tumpul.

"Di bagian leher," terangnya.

Ekshumasi ini, tegas Andrie, merupakan bagian penting dari rangkaian proses penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban yang ditemukan dalam rentang waktu kurang dari 24 jam usai pembunuhan.

Pemeriksaan lebih lanjut pada korban juga mengungkapkan fakta mengejutkan terkait kehamilan korban.

Baca juga: Kondisi Terkini Semburan Air Beraroma Gas di Surabaya yang Dipastikan Bukan Pipa PDAM atau Gas Bocor

Sementara dokter Indra menjelaskan, meskipun kondisi jenazah sudah membusuk, pihaknya melakukan pemeriksaan sensitif untuk mengetahui apakah korban tengah hamil.

"Kami melakukan tes pada payudara dan mengurutkan keluar kolostrum, yang menunjukkan bahwa korban hamil," jelas dokter Indra.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, diketahui bahwa korban sedang mengandung sekitar dua bulan memasuki trimester pertama.

Lebih lanjut, dokter Indra juga mengungkapkan bahwa penyebab kematian korban terkait dengan cara pembunuhan yang dilakukan.

AP meninggal akibat mulutnya yang disumpal dengan kain dan lehernya yang dijerat.

"Korban meninggal dunia karena kekurangan oksigen yang disebabkan oleh penyumpalan mulut dengan kain dan jeratan pada lehernya," tambah dr. Indra.

Tim gabungan Polda Sumsel dan Satreskrim Polrestabes Palembang terus mengumpulkan fakta dan bukti untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut.

Hingga hari ini, delapan orang saksi telah diperiksa secara intensif.

Terdiri dari dua orang resepsionis hotel, suami korban, warga hingga teman korban. 

"Ada 8 saksi yang sudah kita periksa hingga hari ini," kata dia. 

Bak Beri Isyarat

Sebelum ditemukan meninggal dunia, Anti terekam kamera (CCTV) sedang check in bersama seorang pria, Sabtu (11/10/2025) sore.

Dia tengah berada di lobi hotel bersama seorang pria.

Ia sempat menoleh satu kali ke arah kamera CCTV, seakan-akan memastikan ada CCTV di lokasi tersebut.

Di awal video ini, tubuh Anti terlihat dalam posisi di samping sang pria.

Posisi tubuh tersebut tetap ia pertahankan hingga memegang smartphone di tangan kanannya.

Selanjutnya, wajah pria terlihat jelas terekam CCTV ketika ia setengah menunduk ke depan tubuh Anti.

Setelah pria tersebut berdiri kembali, Anti mulai sedikit mengubah posisi tubuhnya dengan sedikit membelakangi kamera CCTV.

Kali ini bagian belakang tubuhnya terlihat lebih jelas.

Selanjutnya, tangan kanan Anti mulai turun hingga telapak tangan berada di bagian bawah tubuhnya.

Di sinilah Anti mulai memperlihatkan gerak telapak tangan mencurigakan.

Awalnya, ia membuka lebar telapak tangannya.

Tak sampai satu detik, telapak tangan itu seakan-akan terlihat seperti menggempal.

 Rekaman CCTV Anti diduga saat check-in di hotel tempat dirinya ditemukan tewas.
Tak sampai satu detik selanjutnya, tangan ia pindahkan ke bagian pinggang.

Gerakan tangan kanan Anti ini dilakukan dalam waktu yang begitu singkat dan ia juga memperlihatkan gestur seakan-akan jangan sampai gerak tangan tersebut terlihat pria di sampingnya.

Identitas Pria Tak Diketahui

Suami Anti, Adi, tak percaya sang istri meninggal secara tragis. 

Sebelum ditemukan meninggal, ternyata Anti sempat mengantar Adi berangkat kerja. 

"Sempat antar saya kerja," kata dia. 

Menurut dia, sang istri baru kerja sebagai kurir pengantar makanan. 

"Pamitnya mau antar pesanan, sempat mampir sebentar di tempat kerja setelah itu pamit pergi," kata dia. 

Namun sampai malam ia tidak mendapatkan kabar lagi dari sang istri. 

Bahkan ia tidak menjemputnya kembali ke tempat kerja. 

"Tidak biasanya istri tidak beri kabar," kata dia. 

Menanggapi rekaman CCTV istrinya check in bareng pria yang viral di media sosial, Adi Rosadi akhirnya bereaksi.

"Saya tidak kenal pak dengan pria yang ada dalam video tersebut," kata Adi. 

Namun, diungkapkan Adi, ia pernah memergoki istrinya sedang chat di WhatsApp dengan pria lain.

"Ada chat wa dengan seorang laki laki. Saat itu saya marahi," ungkapnya sambil mengatakan hanya sampai disitu. 

Terkait kehamilan korban yang tengah mengandung, ditambahkan Adi, benar itu merupakan anaknya. 

"Anak pertama kami berumur 1 tahun 8 bulan. Dan yang tengah dikandung istri saya itu anak kedua kami," tutupnya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved