Semburan Air di Rungkut Surabaya

Kondisi Terkini Semburan Air Beraroma Gas di Surabaya yang Dipastikan Bukan Pipa PDAM atau Gas Bocor

Beginilah kondisi terkini semburan air beraroma gas di aliran sungai kawasan Kebon Agung, Rungkut Tengah, Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID/Sulvi Sofiana
(kanan) Penampakan semburan air beraroma gas di sekitar Sungai Kebon Agung, Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, yang muncul Kamis (16/10/2025) siang (kiri) Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widianto meninjau kawasan Sungai Rungkut Tengah, Kamis (16/10/2025) 

“Tekanan dan lokasinya tidak sesuai dengan jalur pipa kami,” pungkasnya.

Penyebab Semburan

Dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Wien Lestari, menilai penyebab semburan itu berasal dari kandungan gas alami yang tersimpan di bawah permukaan tanah, bukan dari kebocoran pipa utilitas.

“Dari laporan awal, kami sempat menduga apakah ada pipa gas yang terlepas. Namun hasil uji yang dilakukan pihak terkait menunjukkan kandungannya adalah belerang dan gas, bukan gas buatan dari pipa PGN,” ujar Wien saat ditemui di lokasi, Kamis (17/10/2025).

Menurutnya, berdasarkan kajian awal, gas tersebut kemungkinan berasal dari aktivitas vulkanik atau magmatis purba yang masih tersimpan di lapisan bawah tanah Surabaya.

Ia menambahkan, fenomena serupa sebelumnya pernah muncul di Gunung Anyar dan Kedung Sari, di mana semburan air dan gas bertahan cukup lama namun debitnya menurun seiring waktu.

“Secara geologis, Surabaya tersusun dari lapisan lempung dan endapan tebal yang memang menyimpan gas dan hidrokarbon."

"Itu sebabnya beberapa titik di Surabaya Timur sering muncul semburan seperti ini,” jelasnya.

Wien menuturkan, tim ITS bersama pihak terkait akan melakukan serangkaian studi lanjutan untuk memastikan sumber semburan tersebut.

Beberapa tahapan yang akan dilakukan antara lain pemetaan utilitas bawah tanah, studi geofisika permukaan, dan pengambilan sampel air untuk diuji di laboratorium.

“Sampel air akan diuji untuk melihat kandungan hidrokarbon atau logam berat. Kalau nanti terdeteksi minyak atau TPH (Total Petroleum Hydrocarbon), baru bisa dikategorikan sebagai potensi pencemaran,” imbuhnya.

Namun sejauh pengamatannya, tidak ditemukan tanda-tanda tumpahan minyak di permukaan air, seperti warna mengkilap atau lapisan gelap kental.

“Dari hasil pengamatan visual, tampaknya ini murni gas saja, bukan oil spill,” tegasnya.

Situasi Terkini

Saat ini, semburan masih terjadi. Namun, Wien memastikan fenomena tersebut tidak berbahaya bagi warga sekitar karena lokasinya berada di ruang terbuka.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved