Berita Viral

Gelagat Brigadir Esco Sebelum Tewas Dibunuh Istrinya Sempat Buat Orangtua Panik

Ini gelagat Brigadir Esco Faska Rely, anggota Intel Polsek  Sekotong, Polres Lombok Barat sebelum tewas dibunuh istrinya, Briptu Rizka Sintiyani.

Editor: Musahadah
kolase tribun lombok
JANGGAL - Gelagat Brigadir Esco (kanan) sebelum tewas diduga dibunuh istrinya, Briptu Rizka (kanan) diungkap pihak keluarga. Sempat mengaku sakit. 

SURYA.CO.ID - Terungkap gelagat Brigadir Esco Faska Rely, anggota Intel Polsek  Sekotong, Polres Lombok Barat sebelum tewas dibunuh istrinya, Briptu Rizka Sintiyani

Ternyata sebelum ditemukan tewas di bukit belakang permukiman warga Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, pada Minggu, (24/8/2025), Brigadir Esco sempat mengeluh sakit. 

Hal itu terungkap dari percakapan online (chat) Brigadir Esco kepada adiknya pada Senin, 18 Agustus 2025. 

Dalam chat itu Brigadir Esco mengabarkan tidak bisa pulang ke Lombok Tengah karena kurang sehat dan meminta adiknya untuk tidak memberitahu orangtuanya. 

Namun, saat itu sang ibu justru mengetahui kabar itu dan langsung menyusul Brigadir Esco ke rumahnya, di Lombok Barat. 

Baca juga: Nasib Briptu Rizka Tersangka Pembunuh Brigadir Esco Suaminya, Tak Cuma Terancam Lama di Penjara

"Ketika kita temui, dia memang kurang sehat. Tapi dia bilang katanya sudah sehat dan besok (Selasa, 19 Agustus 2025) akan piket," ungkap Syamsul Herawadi, ayah Brigadir Esco dikutip dari tayangan Kompas TV pada Selasa (23/9/2025). 

Saat itu Syamsul sempat menasehati agar Brigadir Esco tidak usah piket kalau memang kondisinya kurang sehat. 

Lalu, pada Senin sore Syamsul dan istrinya pulang ke Lombok Tengah.  

Kemudian pada Selasa (19/9/2025) sekira pukul 18.00, Syamsul mendapat kontak dari menantunya, Briptu RIzka Sintiyani yang mengabarkan kalau Brigadir Esco belum pulang ke rumah. 

"Istrinya chat katanya, pak Esco gak pulang. Saya bilang ngapain pulang, kan dia lagi piket. 
Katanya dia mau pulang, tapi sampai sekarang belum datang. Saya bilang tunggu saja," ungkap Syamsul. 

Tak berselang lama, Briptu Rizka mengabarkan kalau malam itu dia pergi ke polsek mencari suaminya.

"Dia telpon katanya di depan polsek. Saya marahi, ngapain kesana, sudah malam.

 "Katanya di polsek (Brigadir Esco) gak ada, keluar.Di situ putus telpon. 

"Kita gak tahu, dia benar kesana atau tidak," ungkap Syamsul. 

Jeda beberapa jam, Briptu Rizka kembali mengabarkan kalau udah ada motor dan sepatu (Brigadir Esco), Mungkin dia sudah pulang.  Di situ terakhir," katanya. 

Setelah itu, Briptu Rizka tidak mengabarkan lagi keberadaan Brigadir Esco. 

Pihak keluarga baru mengetahui Brigadir Esco tidak ada beberapa hari setelahnya.

Dan puncaknya, jasad Brigadir Esco ditemukan dalam kondisi ada lilitan tali pada Minggu (24/8/2025). 

Lalu, pihak keluarga melaporkan hal itu ke polisi pada Senin (25/8/2025). 

Sementara Briptu Rizka tidak pernah melapor mulai dari hilangnya Brigadir Esco hingga ditemukan dalam kondisi tewas. 

Puncaknya, Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) mengumumkan bahwa Briptu Rizka menjadi tersangka pembunuhan Brigadir Esco sebulan kemudian, yakni pada Senin (22/9/2025). 

Diakui Syamsul, dari awal ditemukannya jenazah Brigadir Esco, dia sudah menyangka anaknya tewas dibunuh. 

Dia yakin pelaku pembunuhan anaknya, bukan hanya sang menantu, tapi ada tersangka lain. 

Hal ini setelah dia mendapati ada barang bukti di TKP 1 yang melekat di tubuh korban dan di TKP 2 berupa bercak darah di handuk anak korban. 

Terkait motif, Syamsul menyerahkannya ke polisi. 

Namun dia meragukan jika pembunuhan itu berkaitan dengan tugas korban di unit intel Polsek Sekotong.  

"Dilihat pribadi amak saya, gak ada masalah kalau terkait tugas yang sedang diemban. Dari pribadinya, sepak terjang dan pergaulan. Berani jamin lah tidak terkait gembong narkoba. Kami yakin sebagai orangtua," katanya. 

Disinggung tentang prahara rumah tangga antara anaknya dan pelaku (Briptu Rizka),  diakui Syamsul memang ada bentrok sedikit, namun itu dinilai masih wajar. 

"Sering terjadi keluhan kedua belah pihak. Saya anggap biasa, wajar suami istri cek-cok faktor ekonomi. 
Kami gak terlalu kut campur urusan mereka," katanya. 

Karena belum jelas motifnya, Syamsul berharap polisi bisa segera mengungkapnya. 

"Mohon motif sebenarnya dari pihak kepolisian jangan sampai disembunyikan, dipublikasi secara terang benderang. Apapun bentuk motifnya, melibatkan pihak pori atau keluarga kami. Silakan dijelaskan apa adanya," tukasnya. 

Di acara yang sama mantan Kabareskrim Komjen (purn) Susno Duadji mengatakan kalau betul salah satu pelaku istrinya, tidak akan kesulitan mengungkap siapa pelaku yang lain. 

"Disuruh rekonstruksi, bagaimana dia melakukan sesuai dengan cara yang diakui istri. Dari situ akan terlihat banyak kejanggalan. Dari kejanggalan-kejanggalan itu akan terungkap pelaku lain. Setelah terungkap pelaku lain, bagaimana modus yang sebenarnya. Dari sana rentetannya akan terungkap motifnya," katanya.

Menurut Susno, untuk kasus ini, bagi penyidik yang berpengalaman tidak terlalu sulit untuk mengungkap tuntas, apakah penganiayaan apakah pembunuhan berenacna, sehingga ancamana hukumannya bisa maksimal sampai hukuman mati. 

3 Kelakuan Janggal Briptu Rizka

TERSANGKA - Briptu Rizka Sintiyani, tersangka pembunuh polisi yang juga suaminya, Brigadir Esco. Terungkap 3 gelagat janggalnya.
TERSANGKA - Briptu Rizka Sintiyani, tersangka pembunuh polisi yang juga suaminya, Brigadir Esco. Terungkap 3 gelagat janggalnya. (kolase tribun lombok)

Di bagian lain, Briptu Rizka justru menunjukkan perilaku janggal setelah pembunuhan suaminya hingga sebelum ditetapkan tersangka. 

Berikut uraiannya: 

  1. Ngaku ke dukun

Sebelum jasad Brogadir Esco ditemukan, Briptu Rizka menyusun siasat agar tidak dicurigai. 

Briptu Rizka sempat berdalih pergi ke dukun untuk mencari keberadaan suaminya yang hilang. 

Hal tersebut diakui Rizka saat ditanya pihak keluarga Brigadir Esco yang kesulitan mencari keberadaan sang polisi.  

Menurut kuasa hukum keluarga korban, Anton Hariyawan, Rizka sempat mengatakan kepada ayahnya bahwa berdasarkan pernyataan dukun yang ditemuinya, Brigadir Esco sudah jauh dari rumah. 

"Brigadir Esco itu hilang pada tanggal 19 Agustus. Jadi, lima hari menghilang, ibu dari korban bertanya kepada menantunya atau istri dari korban. Jadi hasil bertanyanya (ibu Brigadir Esco) tersebut dia WhatsApp-lah, 'kenapa HP anak saya tidak pernah aktif?' tapi dijawab sama si pelaku 'saya juga mencari keliling, saya sudah meminta kepada dukun katanya bahwa si almarhum sudah jauh dari lokasi rumah'," kata Anton dikutip dari program Kompas Malam di YouTube Kompas TV, Minggu (21/9/2025).

Namun, sang ibu tidak mempercayai perkataan menantunya.

Ia meyakini anaknya masih berada di sekitar rumah. 

"Ibu dari korban menjawab 'saya yang melahirkan anak saya, saya yakin anak saya masih berada di sekitar rumah tersebut'. Maka besok paginya, jenazah itu ditemukan," ujar Anton. 

2. Tak mau lapor 

Meski kehilangan suami berhari-hari, Briptu Rizka tidak mau melapor ke perangkat desa . 

Hal ini diakui Suhaimi, kepala desa setempat.i. 

“Istrinya nggak pernah lapor kalau suami belum pulang, dan ndak pernah dia lapor kasih tahu tetangga atau kadusnya,” ungkap Suhaimi saat diwawancarai Tribun Lombok, Senin (25/8/2025) lalu.

Bahkan, setelah jasad Brigadir Esco ditemukan, Briptu Rizka tetap tidak mau melapor. 

Padahal hasil autopsi menunjukkan Brigadir Esco bukan bunuh diri, melainkan dibunuh.

DI kemudian hari, laporan justru dibuat oleh ayah Brigadir Esco yaitu Samsul Herwadi.

"Dan yang janggal, mengapa setelah hasil autopsi di mana almarhum ini bukan bunuh diri tetapi dibunuh, yang melaporkan (ke kepolisian) justru ayahnya bukan istrinya. Istrinya ini malah nggak pernah membuat LP (laporan kepolisian)," ungkap Anton.

3. Hanya datang saat pemakaman 

Gelagat janggal Briptu Rizka lainnya adalah ketika keluarga korban menggelar acara tahlilan, polisi yang juga Bhabinkamtibmas desa setempat itu tidak pernah hadir.

Briptu Rizka hanya hadir saat pemakaman Brigadir Esco.  

Hal ini memunculkan kecurigaan keluarga setelah sebelumnya orangtua BRogadir Esco juga curiga dengan pengakuan Rizka yang mencari dukun. 

"Awalnya tidak ada kecurigaan, tetapi ketika ada kontak dari ayah dan ibu Brigadir Esco, kecurigaan (Briptu Rizka terlibat) timbul karena selaku istri, dia menyampaikan bahwa sudah mencari dukun atau orang pintar untuk mencari keberadaan Brigadir Esco. Kecurigaan kedua, tersangka ini kan datangnya hanya saat pemakaman saja. Di acara tahlilan, tidak pernah hadir," kata Anton. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Briptu Rizka Diperiksa Propam Usai Ditetapkan sebagai Tersangka Kematian Brigadir Esco

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved