Berita Viral

Momen Prabowo Kepincut Purbaya hingga Jadikan Menteri Keuangan Dibongkar Kolega, Ini Tabiat Aslinya

Aviliani adalah teman sekaligus kolega Purbaya Yudhi Sadewa di Komisi Ekonomi Nasional (KEN) pada 2010-2014. 

Editor: Musahadah
kolase nusantara TV/tribunnews/istimewa
KEPINCUT - Ekonom INDEF, Aviliani (kiri) mengungkap momen saat Prrsiden Prabowo (kanan) kepincut Purbaya (tengag) hingga menjadikannya Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani. 

SURYA.CO.ID - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aviliani blak-blakan membongkar gaya koboi Menteri Keuangan yang Baru, Purbaya Yudhi Sadewa dan alasan Presiden Prabowo kepincut padanya.  

Aviliani adalah teman sekaligus kolega Purbaya Yudhi Sadewa di Komisi Ekonomi Nasional (KEN) pada 2010-2014. 

Aviliani menduga Prabowo mulai tertarik ke Purbaya ketika momen sarasehan ekonomi yang diselenggaran presiden beberapa waktu lalu. 

Saat itu, presiden mengundang para pengusaha, akademisi dan seluruh unsur masyarakat.

"Semua orang standar presenstasinya. Dia memang agak beda sedikit. Katanya, saya ngolah data iseng-iseng begini. Iseng-iseng begini. Jadi orang-orang bingung, kok dia berani ngomong iseng," ungkap Avi dikutip dari tayangan Nusantara TV pada Jumat (12/9/2025). 

Baca juga: Komentar Jokowi Usai Sri Mulyani Diganti Purbaya Yudhi Sadewa, Puji Menteri Keuangan yang Baru

Dalam presentasi itu, Purbaya dengan blak-blakan mengaku sempat berpikir hasil ekonomi Prabowo jelek, tapi ternyata bagus. 

Purbaya juga menyebut ekonomi Indonesia sebenarnya bagus, sehingga tidak perlu khawatir. 

"Kelihatannya banyak orang pesimis, dia yang kelihatan paling optimis tuh. Ada dasarnya, karena waktu itu dia menyampaikan data-data," ungkap Aviliani yang juga Komisaris Utama PT Allo Bank Tbk (BBHI).  

Aviliani meyakini momen ini lah yang membuat Prabowo terkesan hingga menunjuk Purbaya menjadi Menteri Keuangan. 

"Karena waktu (Purbaya) ditanya, katanya mungkin waktu sarasehan. Habis itu dia sering dipanggil ke istana," ungkap Aviliani.  

Dia mengungkap, sosok Purbaya memang apa adanya dan selalu berbicara out of the box. 

"Tapi dasarnya data. Ada hal-hal yang diliat lebih dalam. Di KEN, dia selalu memberikan warna saat diskusi," ungkap Avi.

Diakui Aviliani, bagi sebagian orang sikap Purbaya yang apa adanya, belum sepenuhnya bisa diterima. 

Karena itu, kemarin ketika dia berbicara usai dilantik, banyak yang kaget. 

"Tapi ini justri memberikan warna baru, supaya bicara apa adanya, tidak ditutup-tutupi  malah nantinya masyarakat membukanya dengan hal-hal yang negatif," katanya. 

Menurut Avi, Purbaya ketika berbicara pasti berdasarkan data.

"Cuma dia di pasar cukup lama, yang dia pimpin tidak langsung berhubungan dengan lembaga lain," katanya. 

Karena itu, lanjut Avi, pekerjaan rumah Purbaya adalah bagaimana kebijakan yang dibuatnya itu bisa diikuti kementerian lain.

"Contohnya saat dia bilang Rp 200 triliun mau diguyurin. Itu bagus karena likuiditas lebih besar. Makanya sahamnya naik. Namun, akan menjadi problem, apakah sektor riil berjalan gak, kalau gak kan uangnya gak bergerak lagi," ujarnya.

Terkait janji Purbaya yang akan mampu memperbaiki ekonomi Indonesia, menurut Avi, sebelum menyampaikan itu Purbaya pasti sudah memiliki data. 

Namun, untuk itu dia menyarankan Purbaya agar berkoordinasi dengan kementerian lain agar belanja dan insentif berjalan dengan baik. 

"Dia orang pasar, 15 tahun dia di perusahaan sekuritas. Punya basis data, dari krisis ke krisis, hasilnya banyak yang cocok. Cuma dia tidak bisa berjalan sendiri. Dia harus ketok-ketok pintu kemana-mana, kalau gak dibuka, laporan ke pak Prabowo," ujar Aviliani

Menurut Avi, Purbaya harus berani bicara dengan Prabowo agar anggaran fokus pada hal-hal yang memang dibutuhkan. 

"Kalau dia berani, dia bisa terbantu belanja dengan baik," katanya.

Sebelumnya, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) juga sempat merespons penunjukan Purbaya sebaga menteri keuangan.  

Menurut Jokowi, keputusan Presiden Prabowo Subianto menunjuk Purbaya Yudhi Sadrwa adalah pilihan yang tepat. 

Jokowi bahkan memberikan pujian pada Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan yang baru. 

"Bagus, bagus. Saya kenal baik dengan Pak Purbaya. Sangat bagus dan mahzabnya memang berbeda dengan Bu Sri Mulyani. Mahzab ekonominya berbeda dengan Bu Sri Mulyani," kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/9/2025). 

Jokowi juga menyinggung dampak langsung pergantian tersebut terhadap kondisi pasar. 

Ia menyebut pergerakan indeks saham hingga kurs rupiah menunjukkan respon yang positif. 

"Kalau kita melihat dari respons pasar, respons masyarakat saya lihat IHSG juga kembali naik, kemudian dollar terhadap rupiah melemah, rupiah menguat. Artinya pasar bisa menerima itu," ujarnya. 

Menurut Jokowi, penerimaan pasar adalah sinyal baik karena investor dinilai akan lebih percaya diri. 

"Kalau pasar menerima artinya investor, aliran uang akan kembali masuk ke negara kita," tambahnya. 

Meski demikian, Jokowi menegaskan bahwa semua keputusan reshuffle ada di tangan Presiden Prabowo. Ia menilai kewenangan itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif kepala negara. 

"Reshuffle kabinet, reshuffle menteri itu adalah hak prerogratif Presiden. Kewenangan penuh dari Presiden Prabowo Subianto," tegasnya. 

Rekam Jejak Purbaya

MENTERI KEUANGAN BARU - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan kepada awak media di Gedung Kemenkeu, Jakarta, usai dilantik Presiden Prabowo Subianto, Senin (8/9/2025). Dalam kesempatan itu, Purbaya mendapat pertanyaan soal
MENTERI KEUANGAN BARU - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan kepada awak media di Gedung Kemenkeu, Jakarta, usai dilantik Presiden Prabowo Subianto, Senin (8/9/2025). Dalam kesempatan itu, Purbaya mendapat pertanyaan soal "17+8 Tuntutan Rakyat". (Nitis Hawaroh/Tribunnews.com)

Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor pada 7 Juli 1964.

Latar belakang pendidikannya cukup beragam, dimulai dari Sarjana Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Amerika Serikat, tepatnya di Purdue University, hingga berhasil menyelesaikan program Magister (MSc) dan Doktor (Ph.D) di bidang Ilmu Ekonomi.

Perjalanan karier Purbaya tidak langsung ke ranah pemerintahan.

Awalnya ia bekerja sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA pada periode 1989–1994. Setelah beberapa tahun di industri energi, ia banting setir ke dunia riset ekonomi.

Pada tahun 2000–2005, ia dipercaya sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute.

Langkahnya kemudian berlanjut ke jajaran pimpinan. Purbaya menjadi Chief Economist Danareksa Research Institute pada 2005–2013, lalu ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas pada 2006–2008, serta menjadi Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) pada 2013–2015.

Purbaya mulai aktif di pemerintahan sejak 2010. Ia dipercaya sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Perekonomian, sekaligus tercatat sebagai Anggota Komite Ekonomi Nasional.

Pada 2015, perannya semakin strategis ketika diangkat menjadi Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (KSP). Di tahun yang sama, ia juga mendampingi Menko Polhukam sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi.

Selanjutnya, Purbaya aktif di sektor maritim. Ia ditunjuk sebagai Wakil Ketua Satgas Debottlenecking (Pokja IV) dan juga menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Maritim sepanjang 2016–2020. Kariernya berlanjut sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi (2018–2020).

Puncak karier birokrasi Purbaya terjadi pada 2020. Presiden RI ke-7 Joko Widodo mengangkat Purbaya sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), melalui Keputusan Presiden RI No. 58/M Tahun 2020. Ia resmi dilantik pada 3 September 2020. Posisi ini menempatkannya sebagai salah satu tokoh kunci dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Selain itu, ia juga tercatat pernah menjabat Komisaris PT Inalum (Persero), holding BUMN pertambangan yang mengelola aset strategis di sektor mineral.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved