Berita Viral

Pantas Film Merah Putih: One for All Lolos Tayang di Bioskop, Begini Kata Dirut PFN Ifan Seventeen

Film animasi Merah Putih: One for All yang tayang di bioskop kini tengah jadi sorotan publik. Terungkap penyebab bisa lolos tayang.

kolase tangkap layar youtube CGV Kreasi
FILM MERAH PUTIH - Kolase tangkap layar trailer Film Merah Putih: One for All yang Lolos Tayang di Bioskop. 

SURYA.co.id - Film animasi Merah Putih: One for All yang tayang di bioskop kini tengah jadi sorotan publik.

Pasalnya, grafis animasi film tersebut banjir kritikan karena dianggap kurang bagus.

Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN), Riefian Fajarsyah atau yang lebih dikenal dengan Ifan Seventeen angkat bicara terkait polemik ini.

Menurutnya, film tersebut sama sekali bukan produksi PFN dan tidak menggunakan dana pemerintah.

Ia mengaku perlu menjelaskan duduk perkaranya karena ada pihak yang mengaitkan film tersebut dengan PFN dan perannya sebagai pimpinan lembaga.

"Film Merah Putih: One for All itu film yang dimiliki dan diproduksi oleh teman-teman yang ada di PH swasta," kata dia dikutip dari akun Instagram Pusat Konten Negara pada Rabu (13/8/2025).

Ifan menegaskan, posisinya sebagai Dirut PFN hanya memberinya wewenang untuk mengelola production house milik negara.

"Kewenangan saya hanya sebatas sebagai direktur utama dari PH-nya Negara, yaitu PT Produksi Film Negara," ujarnya.

Menjawab pertanyaan publik soal kualitas film, Ifan menjelaskan bahwa proses kurasi tayang di bioskop dilakukan oleh Lembaga Sensor Film (LSF).

"Lembaga Sensor Film itu hanya menilai maupun mengkurasi berdasarkan dari kaedah dan ketentuan yang ada. Contoh, film itu tidak boleh ada isu sara, pornografi, kekerasan, dan lain-lain," ujarnya.

Menurut Ifan, LSF tidak memiliki kewenangan menilai aspek teknis atau kualitas artistik film. Setelah lulus sensor, keputusan tayang sepenuhnya ada di pihak bioskop.

"Dikarenakan bioskop ini adalah perusahaan swasta, maka prerogatif dari bioskop untuk memberikan tayangan di tempat mereka," jelasnya.

Ifan mengakui bahwa produksi film Merah Putih: One for All masih jauh dari kata maksimal.

Namun, ia melihat kritik sebagai bagian dari proses peningkatan kualitas karya.

"Memang, menurut kami pun di PFN, film ini memang jauh dari kata maksimal secara produksinya. Tapi bukankah kualitas produksi adalah bagian dari proses pembelajaran?," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved