Polemik di PBNU

Dzurriyah Mbah Kholil Di Bangkalan Prihatin Gejolak PBNU, Ingatkan Jaga Keuntuhan Jamiyyah NU

Ia menjelaskan, asbabun nuzul gejolak di internal PBNU berawal kegiatan pengkaderan lanjutan yang bernama Akademi Kader Nasional (AKN) NU

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
Tribunnews.com/Ahmad Amru Muiz
DINAMIKA PBNU - Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil Bangkalan sekaligus Rois Syuriyah KH Imam Buchori Cholil (kiri) meminta semua pihak di PBNU menahan diri. Hal itu disampaikan dzurriyah Syaikhona Kholil itu di kediamannya, Jalan Halim Perdana Kusuma Bangkalan, Senin (24/11/2025). 

“Dalam Rapat Harian Syuriyah kemarin, keputusannya adalah menyerahkan sepenuhnya kepada Rais Aam untuk mengambil keputusan.  Ketika dalam 3 hari tidak mundur, maka pemberhentian ini sudah inkrah secara perkum (peraturan perkumpulan) dan AD/ART. Itu hasil Rapat Harian Syuriyah, dan itulah kondisi di PBNU,” terang Kiai Imam.  

Setelah risalah rapat dan desakan untuk mundur beredar, Gus Yahya diketahui menghadiri rapat tertutup bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yang digelar di Hotel Novotel Samator Surabaya, Sabtu (22/11/2025) malam.

Dalam kesempatan tersebut Gus Yahya sempat memberikan empat poin tanggapan soal ultimatum untuk mundur dari kursi Ketua Umum PBNU di hadapan awak media. 

Empat poin tanggapan Gus Yahya meliputi; Mempersilahkan para PWNU melakukan koordinasi, Tidak berniat mundur dan menyelesaikan mandat 5 tahun jabatan Ketua Umum PBNU, serta Risalah Rapat Harian Syuriah tidak memiliki kewenangan. 

Kiai Imam menjelaskan, ada beberapa pengurus di tanfidziyah yang beranggapan bahwa Rapat Harian Syuriyah tidak cukup kuat untuk memberhentikan ketua umum karena ketum diangkat melalui muktamar, maka berhentinya juga harus melalui muktamar. 

“Namun saya kira Gus Ketum tentu mempunyai pemikiran-pemikiran. Namun apa pun itu, saya pribadi menghormati apa yang menjadi pemikiran beliau. Tetapi sekali lagi, saya pikir yang paling utama dalam hal ini adalah bagaimana keutuhan Jam'iyyah NU ini. Saya berharap secara pribadi, semua pihak harus bisa menahan diri,” pungkas Kiai Imam.  *****

Sumber: Surya
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved