Gunung Semeru Erupsi

Akibat Trauma, Lansia Bertahan di Pengungsian Meski Rumahnya Selamat dari Erupsi Gunung Semeru

Lansia 69 tahun bertahan di pengungsian SDN 4 Supiturang, Lumajang, Jatim,. akibat trauma erupsi Gunung Semeru, meski rumahnya selamat.

|
Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Imam Nahwawi
JALAN KAKI: - Sumarwi, pengungsi di SDN 4 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025) Pria lansia ini jalan kaki selama satu jam untuk menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Semeru. 

Ringkasan Berita:
  • Sumarwi, 69 tahun, memilih mengungsi di SDN 4 Supiturang, meski rumahnya selamat dari erupsi Gunung Semeru.
  • Ia trauma setelah melihat lava menyembur tinggi, dan berjalan kaki satu jam ke pengungsian.
  • Marwi sudah lima kali menyaksikan erupsi Semeru dan menyebut letusan 2021 sebagai yang paling parah.

 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Sumarwi (69) warga lanjut usia (lansia) asal Dusun Gumukmas, Desa Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), memilih bertahan di pengungsian SDN 4 Supiturang, meski rumahnya tidak terdampak erupsi Gunung Semeru

Ia mengaku mengalami trauma mendalam, setelah melihat langsung luncuran lava panas pada Rabu (19/11/2025).

Trauma Setelah Melihat Luncuran Lava

Sumarwi atau akrab disapa Marwi, telah dua hari tinggal di pengungsian SDN 4 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo

Meski rumahnya masih utuh, ia mengaku tidak berani kembali, karena masih ketakutan setelah menyaksikan lava panas menyembur tinggi ke udara.

“Kalau rumah itu masih utuh, tetapi saya masih takut karena saya lihat lavanya meletup. Jadi takut sekali,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).

Marwi masih mengingat jelas momen ketika lava menjulang di udara sekitar pukul 14.00 WIB, lalu berubah hitam dan memercikkan api. Suara alarm peringatan membuatnya segera memutuskan untuk mengungsi.

Baca juga: Ibu-ibu di Lumajang Menangis Lihat Sekolah Anaknya Lenyap Tersapu Lahar Gunung Semeru

Berjalan Kaki Satu Jam Menuju Pengungsian

Dalam kondisi panik, Marwi memilih berjalan kaki menuju SDN 4 Supiturang tanpa sempat membawa barang apa pun. 

Ia mengatakan, jarak tempuhnya memakan waktu sekitar satu jam.

“Saya ke sini jalan kaki, wes kadung panik. Tidak sempat ambil motor. Kalau pakai motor mungkin tambah bingung, karena macet jalannya.” tutur Marwi.

Menurutnya, seluruh jalan raya dipenuhi warga yang berbondong-bondong menyelamatkan diri, sehingga kendaraan tidak bisa bergerak.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Hancurkan Ratusan Rumah di Sumbersari Lumajang, SDN 02 Supiturang Luluh Lantak

Pengungsian Ramai, Petugas Tertunda Datang karena Lava

Saat tiba di pengungsian, Marwi melihat lokasi sudah penuh warga. Namun belum ada petugas kebencanaan yang dapat mendekat, karena kondisi masih berbahaya.

“Petugas belum berani, karena lava masih besar. Mereka baru ke pengungsian sekitar pukul 16.00 WIB,” jelasnya.

Sudah Lima Kali Menyaksikan Erupsi Semeru

Marwi mengaku sudah lima kali menyaksikan erupsi Gunung Semeru sejak 1993. 

Dari seluruh kejadian, menurutnya letusan 2021 adalah yang paling parah karena memakan korban jiwa.

“Erupsi 2021 yang paling parah. Tapi tahun ini tidak ada korban jiwa, hanya rumah banyak yang habis,” tuturnya.

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved