SURYA Kampus
Program Belajar Tanpa Batas, Kelas Khusus untuk Anak Penderita Kanker di RSSA Malang
Sejumlah anak penderita kanker di RSUD dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang kini memiliki ruang baru untuk tetap belajar.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Titis Jati Permata
Ringkasan Berita:
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang menghadirkan pendampingan pendidikan khusus untuk anak-anak yang menjalani perawatan kanker di RSUD dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang
- Melalui program Belajar Tanpa Batas, berupaya menjaga kesinambungan pendidikan dasar bagi anak yang tengah berjuang melawan kanker
- Metode pembelajaran dibuat ramah anak dan disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing peserta
SURYA.CO.ID, MALANG - Sejumlah anak penderita kanker di RSUD dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang kini memiliki ruang baru untuk tetap belajar.
Melalui program Belajar Tanpa Batas, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang menghadirkan pendampingan pendidikan yang dirancang khusus untuk menemani anak-anak menjalani proses sekolah tanpa harus meninggalkan rumah sakit.
Program ini berupaya menjaga kesinambungan pendidikan dasar bagi anak yang tengah berjuang melawan kanker.
Baca juga: Waspadai Sariawan Tak Kunjung Sembuh, Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Mulut
Metode pembelajaran dibuat lentur, ramah anak, dan disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing peserta.
Kegiatan tidak hanya berupa penyampaian materi, tetapi juga permainan edukatif yang dirancang untuk memperkuat literasi dan numerasi.
Dibagi Tiga Kelompok
Ketua pelaksana program Reno Bagus Saputra, mahasiswa S2 Matematika UM, menjelaskan anak-anak dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan jenjang pendidikan: TK–RA, kelas 1–3 SD, dan kelas 4–6 SD.
Pembagian ini, kata dia, membuat materi lebih tepat sasaran dan memudahkan mahasiswa dalam memilih strategi belajar.
Baca juga: ITS Dorong Gaya Hidup Sehat : Sadar Deteksi dan Cegah, Kurangi Risiko Kanker dan Prostat
“Melalui permainan seperti puzzle, ular tangga angka, lempar bola angka, dan berbagai media interaktif, anak-anak bisa belajar tanpa merasa terbebani,” katanya dalam rilis yang diterima, Rabu (19/11/2025).
Disampaikannya, meski kehadiran mereka sering bergantung pada kondisi kesehatan dan jadwal terapi, semangat mereka untuk ikut serta selalu tinggi.
Bantu Anak-anak Tetap Ceria dan Termotivasi
Respons serupa juga datang dari orang tua peserta. Banyak di antara mereka mengaku bahwa kegiatan ini membantu anak-anak tetap ceria dan termotivasi, sekaligus mengalihkan perhatian mereka dari proses pengobatan yang berat.
Lebih dari sekadar dukungan akademik, program pendampingan ini juga menumbuhkan kepercayaan diri anak dan memperkuat kesejahteraan psikologis mereka.
Bagi mahasiswa UM, kegiatan ini menjadi pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran inklusif di lingkungan yang sangat berbeda dari ruang kelas pada umumnya.
“Kami berharap, pendampingan model adaptif ini kelak dapat diterapkan di lebih banyak rumah sakit maupun lembaga pendidikan sebagai upaya mendukung tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas,” paparnya.
Perluas Kolaborasi
Universitas Negeri Malang juga menegaskan akan memperluas kolaborasi serupa agar manfaatnya menjangkau lebih banyak anak.
| Mendiktisaintek Tekankan Kolaborasi Kampus dan Industri, Dorong Lulusan Siap Kerja |
|
|---|
| Sosok Serah Nuban Mahasiswi NTT yang Bayar Kuliah dengan Jualan Hasil Tenun, 1 Kain Selesai 2 Bulan |
|
|---|
| Sosok Eva Nandha Anak Buruh asal Nganjuk Jadi Wisudawan Terbaik Unesa, Ini Kisah Inspiratifnya |
|
|---|
| Sosok Farid Lulusan FK UAD Yogyakarta, Dulu Diremehkan, Kini Berprestasi Punya 19 Jurnal Ilmiah |
|
|---|
| Surabaya Dev Dorong Mahasiswa Untag Surabaya Jadi Pencipta Teknologi AI |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Mahasiswa-FMIPA-UM-saat-mendampingi-anak-anak-penderita-kanker.jpg)