Dua OPD Pemkab Lamongan Kerja Cepat Atasi Genangan Akibat Hujan Ekstrem

Pemkab Lamongan, Jatim, bergerak cepat atasi genangan dengan pemantauan drainase, kolam retensi dan normalisasi saluran saat hujan ekstrem.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Hanif Manshuri
KERUK SEDIMENTASI SALURAN - Dua OPD di Pemkab Lamongan, Jawa Timur, sejak dua hari terakhir intens memantau kondisi drainase, untuk memastikan tidak terjadi sumbatan, Rabu (19/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Dua OPD di Pemkab Lamongan, Jatim, pantau dan bersihkan drainase akibat curah hujan hingga 117,5 mm.
  • Kolam retensi Sidokumpul dan normalisasi saluran bikin genangan cepat surut.
  • Sampah masih jadi hambatan aliran, normalisasi drainase terus dilanjutkan.

 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan melalui dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bergerak cepat memantau, dan membersihkan drainase kota setelah genangan air kembali muncul akibat curah hujan ekstrem yang mencapai 117,5 mm.

Genangan air yang kerap muncul di ruas jalan perkotaan Lamongan setiap turun hujan, menjadi perhatian serius Pemkab Lamongan

Dua OPD, yakni Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKPCK) serta Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA), sejak dua hari terakhir intens memantau kondisi drainase, untuk memastikan tidak terjadi sumbatan.

Kepala DPRKPCK Lamongan, M Fahrudin Ali Fikri, menyebut tingginya intensitas hujan menjadi faktor utama kemunculan genangan. 

Curah hujan yang biasanya berada di kisaran 50 mm, kini melonjak menjadi 106,5 mm, bahkan sempat mencapai 117,5 mm pada malam hari.

“Curah hujan sangat tinggi, kemarin malam mencapai 117,5 mm,” ujar Fahrudin, Rabu (19/11/2025).

Koordinasi Dua OPD dan Peran Kolam Retensi

Untuk meminimalkan genangan, Pemkab Lamongan melakukan pemantauan terpadu, termasuk pembersihan saluran kecil hingga besar, agar air mengalir ke pembuangan di sisi utara kota. 

Fahrudin menjelaskan, kondisi genangan kini jauh berbeda dibanding dua tahun lalu.

Adanya kolam retensi Sidokumpul, dan normalisasi drainase yang dilakukan berkelanjutan, membuat genangan lebih cepat surut.

“Kolam ini menjadi penampung sementara, sehingga volume air di jalur perkotaan dapat dikendalikan. Minimal genangan tidak bertahan lama,” jelas Fahrudin.

Dua tahun lalu, hujan 25 mm saja bisa menyebabkan banjir di Lamongan. Kini, meski hujan deras, genangan menghilang dalam waktu singkat.

Kajian Sistem Perpompaan untuk Titik Rawan

Dengan kontur Lamongan yang rendah, pemerintah juga mengkaji penerapan sistem perpompaan sebagai solusi tambahan untuk mempercepat aliran air. Sebab, tidak semua saluran bisa diperbesar.

Fahrudin menegaskan, bahwa saluran disebut bermasalah apabila air tidak mengalir. 

Namun saat hujan deras malam sebelumnya, seluruh saluran tetap bergerak, sehingga genangan cepat surut.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved