UTM Apresiasi Gelar Pahlawan Untuk Mbah Kholil dan Gus Dur, Menjadi Nama Mushala dan Aula Kampus

Ungkapan terima kasih secara khusus dan spesifik yang disampaikan Prof Safi’ itu merupakan wujud rasa bangga kepada sosok Mbah Kholil dan Gus Dur. 

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
humas UTM Bangkalan
SANTRI PAHLAWAN - Rektor UTM, Prof Dr Safi’, SH, MH meresmikan Aula Pertemuan Syaikhona Mohammad Kholil (Mbah Kholil) di lantai 10 Gedung Rektorat UTM pada Februari 2023. Mbah Kholil kini bergelar Pahlawan Nasional juga diabadikan sebagai nama mushala pada gedung yang sama di lantai 9 UTM. 

“Menjadi suatu hal yang sangat mengharukan, saya menjadi bagian dari proses penerimaan anugerah Syaikhona Mohammad Kholil sebagai Pahlawan Nasional. Kebetulan saya mewakili Pak Bupati untuk mendampingi ahli waris,” ungkap Wabup Fauzan melalui sambungan selulernya.  

Selain Mbah Kholil dan Gus Dur, gelar Pahlawan Nasional juga dianugerahkan kepada Presiden Ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid, Presiden Ke-2 RI, Soeharto, Marsinah, Mochtar Kusumaatmaja, Sarwo Edhie Wibowo, Sultan Muhammad Salahuddin, Tuan Rondahaim Saragih, dan Zainal Abidin Syah.

Mbah Kholil Guru Para Ulama Besar

“Ini adalah suatu kehormatan dan kebanggan bagi masyarakat Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan karena Syaikhona Kholil merupakan ulama besar, guru bagi banyak ulama besar di Nusantara. Bahkan murid-murid beliau menjadi ulama besar, di antaranya sudah terlebih dahulu dianugerahi sebagai pahlawan nasional,” jelas Fauzan.

Murid dari Mbah Kholil yang terlebih dulu bergelar Pahlawan Nasional adalah KH Hasyim Asy'ari, pendiri Ponpes Tebuireng dan Nahdlatul Ulama (NU), KH Wahab Chasbullah yang merupakan salah satu tokoh kunci pergerakan kebangsaan dan pendiri NU.

Dan KHR As'ad Syamsul Arifin yang menjadi tokoh ulama besar di Situbondo serta turut berperan dalam berdirinya NU.   

“Anugerah gelar Pahlawan Nasional untuk Mbah Kholil memang menjadi hal istimewa bagi kami. Karena beberapa sebelumnya, yakni pada 24 Oktober, Bangkalan merayakan Hari Jadi Ke-494. Beberapa hari kemudian, pada 10 November, ulama besar sekaligus guru kita semua dianugerahi Pahlawan Nasional,” tutur Fauzan.

Namun, lanjutnya, penganugerahan Pahlawan Nasional bagi Mbah Kholil bukan sebatas seremonial penerimaan anugerah semata. Melainkan sebuah kewajiban untuk meneladani nilai-nilai perjuangan Mbah Kholil.  

“Ini harus terus kita rawat bersama, baik itu ahli waris, keluarga besar, dan masyarakat punya kewajiban yang harus terus meneladani perjuangan Syaikhona Mohammad Kholil. Selaras dengan tema Hari Pahlawan tahun ini, ‘Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan,” pungkas Fauzan.  *****

Sumber: Surya
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved