UTM Apresiasi Gelar Pahlawan Untuk Mbah Kholil dan Gus Dur, Menjadi Nama Mushala dan Aula Kampus

Ungkapan terima kasih secara khusus dan spesifik yang disampaikan Prof Safi’ itu merupakan wujud rasa bangga kepada sosok Mbah Kholil dan Gus Dur. 

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
humas UTM Bangkalan
SANTRI PAHLAWAN - Rektor UTM, Prof Dr Safi’, SH, MH meresmikan Aula Pertemuan Syaikhona Mohammad Kholil (Mbah Kholil) di lantai 10 Gedung Rektorat UTM pada Februari 2023. Mbah Kholil kini bergelar Pahlawan Nasional juga diabadikan sebagai nama mushala pada gedung yang sama di lantai 9 UTM. 

Ringkasan Berita:
  • Pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada dua ulama besar yaitu  Syaikhona Mohammad Kholil (Mbah Kholil) dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
  • Pihak UTM Bangkalan mengapresiasi gelar pahlawan nasional kepada Mbah Kholil sebagai guru bangsa dan guru para ulama besar yang berperan pada kemerdekaan Indonesia.
  • UTM sudah mengabadikan kedua tokoh santri itu menjadi nama mushala, aula pertemuan dan masjid di kampus tersebut jauh sebelum penyematan gelar pahlawan.

 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Nama ulama besar Bangkalan, Syaikhona Mohammad Kholil (Mbah Kholil) serta Presiden Ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sudah akrab di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura (UTM). 

Mbah Kholil diabadikan sebagai nama mushala di lantai 9 serta nama ruang pertemuan di lantai 10 gedung rektorat, sedangkan Gus Dur diabadikan menjadi nama masjid di UTM.

Aula Pertemuan Syaikhona Mohammad Kholil diresmikan pada Februari 2023, Mushola Syaikhona Mohammad Kholil diresmikan pada Maret 2025 di Bulan Ramadhan, dan Masjid KH Abdurrahman Wahid diresmikan pada Desember 2022.  

Dua ulama besar beda generasi itu kini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) RI, Prabowo Subianto tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional bersama delapan tokoh bangsa di Istana Negara pada Senin (10/11/2025).

Rektor UTM, Prof Dr Safi’, SH, MH mengungkapkan, sebagai pimpinan UTM menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya ke Presiden RI Prabowo Subianto, atas anugerah Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh bangsa yang pernah berkontribusi dalam perjuangan  kemerdekaan maupun dalam mengisi Kemerdekaan Republik Indonesia. 

“Khususnya kepada KH Abdurrahman Wahid dan Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan,” ungkap Prof Safi’ kepada SURYA.

Ungkapan terima kasih secara khusus dan spesifik yang disampaikan Prof Safi’ itu merupakan wujud rasa bangga kepada sosok Mbah Kholil dan Gus Dur. 

Bagi Prof Safi’ pribadi dan UTM, sosok Gus Dur sangat berperan penting atas terwujudnya UTM menjadi kampus negeri di tahun 2001 silam.

Kampus UTM berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Sebelum berstatus perguruan tinggi negeri, UTM merupakan kampus swasta dengan nama Universitas Bangkalan (Unibang) dan resmi menjadi perguruan tinggi negeri berdasarkan Keputusan Presiden Abdurrahman Wahid tertanggal 5 Juli 2001.  

“Gus Dur tentu adalah seorang Presiden RI, melalui tangan dingin beliau, Madura bisa memiliki universitas negeri yang diberi nama Universita Trunojoyo Madura. Saat ini terus berkembang dan berkontribusi mencerdaskan masyarakat bangsa dan negara, Gus Dur kami abadikan menjadi nama masjid yang dimiliki UTM, Masjid KH Abdurrahman Wahid,” jelas Prof Safi’.  

Sementara Syaikhona Mohammad Kholil, lanjutnya, merupakan sosok guru bangsa Indonesia, guru intelektual, dan guru spiritual yang telah melahirkan banyak tokoh, baik tokoh nasional maupun tokoh agama yang telah berkontribusi memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sebagai pengakuan kepada Mbah Kholil yang membimbing spiritual dan intelektualitas bangsa Indonesia, UTM mengabadikannya menjadi nama Ruang Pertemuan Syaikhona Kholil di lantai 10 dan nama Mushala Mohammad Syaikhona Kholil di lantai 9 gedung rektorat.

“Gedung tertinggi yang dimiliki UTM, bahkan lantai tertingi di Pulau Madura. Semua itu bagian dari bentuk tabarukan agar ilmu serta barokah Mbah Kholil dan Gus Dur terus mengalir kepada kita semua,” pungkasnya.

Dalam prosesi penganugerahan Pahlawan Nasional di Istana Negara, keluarga besar dzurriyah Mbah Kholil diwakil RKH Imron Amin serta KH Dimyati. Keduanya didampingi Wakil Bupati (Wabup) Bangkalan, Moch Fauzan Ja’far yang mewakili Bupati Bangkalan, Lukman Hakim.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved