Cuaca Ekstrem Berbarengan dengan Peningkatan Aktivitas Gunung Semeru, BPBD Lumajang Lakukan Hal Ini
BPBD Lumajang mewaspadai cuaca ekstrem hujan lebat akhir-akhir ini yang bersamaan dengan peningkatan aktivitas Gunung Semeru.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: irwan sy
Ringkasan Berita:
- BPBD Lumajang mewaspadai hujan lebat bersamaan dengan peningkatan aktivitas Gunung Semeru.
- Terdeteksi kubah baru di puncak Semeru yang meningkatkan potensi banjir lahar dingin saat terjadi hujan lebat.
- Potensi bencana didukung prediksi BMKG mengenai peningkatan suhu di Samudra Hindia (Indonesia Siaga 1 hingga Maret 2026).
- Masyarakat diimbau peka, melakukan mitigasi mandiri, seperti membersihkan drainase, dan mewaspadai gempa megathrust di pesisir.
SURYA.co.id | LUMAJANG - BPBD Lumajang mewaspadai cuaca ekstrem hujan lebat akhir-akhir ini yang bersamaan dengan peningkatan aktivitas Gunung Semeru.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Is Nugroho, menjelaskan terjadinya banjir di wilayah Gondoruso disinyalir berkaitan dengan curah hujan di puncak Gunung Semeru.
Baca juga: Hujan Lebat, Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Terjang Wilayah Desa Gondoruso Lumajang
"Kemungkinan juga ada aktivitas Gunung Semeru ya berdasarkan pantauan Pos Pengamatan bahwa ada peningkatan aktivitas," ujar Is ketika dikonfirmasi, Jumat (7/11/2025).
Is menambahkan pengamatan terkini ditemukan kubah baru di puncak Semeru yang mana hal tersebut turut meningkatkan potensi bencana di lereng aliran Gunung Semeru.
"Puncak Semeru juga ada pembentukan kubah baru. Andaikata di puncak hujan, maka banjir lahar dingin bisa terjadi. Melihat potensi yang ada sepertinya bisa terjadi," papar Is.
Potensi Banjir Lahar Dingin
Peningkatan potensi bencana banjir lahar dingin juga dipicu kondisi iklim yang sedang mengalami peningkatan suhu di perairan laut.
"Melihat prediksi BMKG hingga maret 2026, suhu di perairan Samudra Hindia meningkat. Dan sekarang Indonesia siaga 1. Mulai Lampung hingga Jawa Timur," katanya.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD mengimbau masyarakat turut peka terhadap kondisi sekitar.
Menurut Is, mitigasi mandiri bisa dilakukan dengan pencegahan berupa membersihkan drainase saluran air.
"Dalam kondisi ini paling tidak dibersihkan drainase, pemerintah desa bisa mengimbau masyarakat," ungkap Is.
Di sisi lain, ia juga mengimbau masyarakat pesisir agar mewaspadai potensi gempa megathrust.
"Tetap waspada, untuk alat deteksi memang masih belum maksimal dan perlu dipasang di pesisir pantai," imbaunya.
| Ungkap 12 Kasus Kejahatan Di Blitar, Polisi Kembali Tangkap Residivis Curanmor Di 14 TKP |
|
|---|
| Polres Gresik Gerebek Warkop Dekat Stasiun KA, Bongkar Penjualan Arak Bali Selama 5 Bulan Terakhir |
|
|---|
| Terminal Teluk Lamong Luncurkan Program AKSI DILAN untuk Warga Surabaya di Kawasan Ring 1 TTL |
|
|---|
| Polres Tulungagung Bekuk 3 Pengedar Miras, Penjualan Live Streaming Dengan Kode-Kode Dan Sistem COD |
|
|---|
| Alasan KPK Tangkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Diduga Terlibat Kasus Mutasi dan Promosi Jabatan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/CUACA-EKSTREM-Masyarakat-bersama-petugas-BPBD-dan-Polres-Luma.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.