Diberikan Gratis Dan Dibayar Rp 450 Ribu, Pria Penerima Vasektomi KB di Tulungagung Mulai Bertambah

Hal ini dikarenakan akseptor vasektomi di antara para suami di Kabupaten Tulungagung masih kurang diminati. 

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
Kemendukbangga/BKKBN
KONSULTASI KONTRASEPSI - Ilustrasi pasangan suami istri berkonsultasi sebelum memilih kontrasepsi vasektomi untuk laki-laki. Vasektomi dinilai menguntungkan untuk suami dan istri, namun peminatnya belum terlalu tinggi di Tulungagung. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) terus melakukan sosialisasi kontrasepsi pria yaitu vasektomi KB. 

Hal ini dikarenakan akseptor vasektomi di antara para suami di Kabupaten Tulungagung masih kurang diminati. 

Padahal vasektomi pada pria dinilai sebagai upaya pencegah kehamilan paling efektif dan menguntungkan suami maupun istri. 

Menurut Kepala Dinas KBPPPA Tulungagung, Kasil Rokhmad, pihak istri sangat diuntungkan karena tidak perlu KB.

“Pada perempuan biasanya kan takut gemuk, gangguan hormonal dan lain-lain. Dengan vasektomi pada pria, perempuan tidak perlu kontrasepsi,” jelas Kasil, Kamis (16/10/2025).

Data tahun 2024, ada 221 suami yang ikut program KB vasektomi dengan akseptor tertinggi di Kecamatan Pakel sebanyak 20 orang, disusul Kecamatan Boyolangu 17 orang. 

Sedangkan data sampai September 2025 ini, jumlah suami yang ikut program vasektomi ada 212 orang, tertinggi di Kecamatan Pakel sebanyak 18 orang, Gondang 16 orang dan Boyolangu 15 orang. 

Capaian ini sebenarnya cukup tinggi di Jawa Timur, namun masih butuh proses penyadaran pentingnya kontrasepsi pada pria. “Selama ini KB identik dengan perempuan. Ini yang perlu proses penyadaran ke masyarakat,” ujar Kasil. 

Secara teknis, pelaksanaan vasektomi ini tidak pernah ada masalah. Para pria akseptor vasektomi juga tidak pernah ada kendala kesehatan. 

Kasil menjelaskan, vasektomi dilakukan dengan mengikat atau memutus saluran sperma (vas deferens). Proses ini dilakukan dengan operasi kecil yang butuh bius lokal saja.

Akseptor butuh istirahat sekitar 3 hari untuk proses pemulihan kondisi. Akseptor juga mendapatkan uang kompensasi dari pemerintah sebesar Rp 450.000 selama pemulihan karena tidak bisa bekerja.

“Vasektomi ini gratis, difasilitasi oleh pemerintah. Malah dapat uang pengganti selama pemulihan,” tegasnya.

Laki-laki yang sudah divasektomi tidak mengalami perubahan secara seksual. Ia tetap mempunyai gairah seperti pada laki-laki umumnya.

Hanya yang membedakan, saat terjadi ejakulasi di dalam cairan semen yang dikeluarkan tidak mengandung sel sperma.

“Tidak ada penurunan seksual, semua normal seperti biasa. Hanya akseptor pria tidak bisa membuahi,” tambah Kasil.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved