SURYA.CO.ID - Kabar Tunjangan Hari Raya (THR) ojek dan kurir online bakal cair dalam bentuk tunai, ternyata berbuntut panjang.
Mitra aplikasi transportasi online menyambut baik keputusan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) untuk menyejahterakan para sopir ojol.
Di sisi lain, para sopir ojol juga merasa was-was jika hal tersebut hanya wacana saja.
Dipukul Rata
Seperti sopir ojek online (ojol) di Surabaya, Jawa Timur, Tri Novi (39), yang berharap THR diberikan secara merata tanpa pandang bulu.
“Sebenarnya THR ini secara umum menguntungkan sih."
"Tapi kan kasian sama teman-teman (driver ojol) yang misalnya beberapa bulan terakhir enggak aktif, masa ya enggak dapat,” kata Tri dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
Dia mengatakan, sekitar lima atau empat tahun lalu juga pernah menerima THR dari penyedia aplikasi ojek online.
Saat itu, ia mendapat THR ojol sebesar 10 sampai 20 persen dari rata-rata pendapatan bersih bulanan selama 90 hari kerja.
“Jadi meskipun misalnya 3 hari kerja, lalu 3 hari libur, itu tetap dihitungnya (rata-rata pendapatan) selama 90 hari."
"Biasanya turunnya (THR) itu tujuh hari sebelum Hari Raya dan lansgung masuk ke saldo,” ujarnya.
Baca juga: Syarat Dapat THR Ojol 2025 dari Gojek, Grab dan Maxim, Catat Tanggal Cair dan Besaran yang Diterima
Tetapi, selama tiga tahun terakhir dirinya tidak lagi mendapatkan THR, melainkan digantikan dengan sembako.
“Tiap tahun beda-beda, kalau tahun kemarin itu ada beras sekitar tiga kilogram, minyak, mi instan lima bungkus, terkadang juga pernah dapat uang Rp 50.000,” tuturnya.
Menurutnya, jumlah THR sebesar 20 persen dari rata-rata pendapatan bersih bulanan selama 12 bulan terakhir tersebut sudah terbilang cukup besar.
Dia berharap nominal THR yang didapat oleh pengemudi ojol bisa mencukupi kebutuhan untuk Lebaran.