”Setelah Flyover Candi jadi, akan dibangun jalan kembar menuju Tanggulangin. Kita ingin industri tas, sepatu, dan koper di Tanggulangin kembali maju seperti dulu,” paparnya.
Selain grand desain, Kabupaten Sidoarjo harus punya master plan smart city.
Digitalisasi telah merasuk ke berbagai bidang.
Kabupaten Sidoarjo, lanjut calon Bupati Sidoarjo Subandi, tidak boleh melewatkan kesempatan untuk terus meningkatkan diri.
Perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan pembangunan tidak akan lepas dari teknologi digital.
Lebih-lebih pelayanan publik di berbagai sektor.
Semuanya diperkuat agar masyarakat bisa mengakses layanan pemerintah dengan mudah, transparan, dan efisien.
”Tidak ada lagi layanan izin usaha yang tidak selesai-selesai. Tidak ada lagi izin mendirikan sekolah yang lama tidak rampung. Dan, lain-lainnya,” ungkap Cabup Subandi.
Ketiga, selain grand design dan master plan smart city, dirinya menguatkan fondasi birokrasi.
Calon Bupati Sidoarjo Subandi menghimpun data tentang berapa banyak orang-orang pintar di Pemkab Sidoarjo.
Doktor-doktor hebat.
Namun, tidak sedikit yang belum mendapatkan tempat sesuai bidang keahliannya.
Fondasi birokrasi, lanjut Cabup Subandi, harus ditopang oleh merit system.
Penataan aparatur sipil negara (ASN) dilakukan berdasar kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
”Tidak ada lagi pejabat yang diangkat dengan cara asal comot. Mereka harus diberi kesempatan secara adil. Tanpa membeda-bedakan,” tambahnya.
Penjelasan calon Bupati Sidoarjo Subandi itu membuat anak-anak muda yang hadir terkesan.
Sekitar dua jam dialog berlangsung dinamis. Cabup Subandi pun pamit. Para pemuda mengajak foto bersama. Kompak dan sportif.