Berita Viral

Jurus Silfester Matutina Ajukan PK Agar Terhindar Eksekusi Bui Ternyata Tak Ampuh, Kejagung Kekeuh

Jurus Silfester Matutina (kanan) mengajukan PK agar terhindar dari eksekusi penjara, ternyata tidak ampuh. Kejaksaan tetap akan ekskusi.

Editor: Musahadah
kolase instagram
EKSEKUSI - Jurus Silfester Matutina (kanan) mengajukan eninjauan Kembali (PK) agar terhindar dari eksekusi penjara, ternyata tidak ampuh. Kejaksaan tetap akan mengeksekusi meski belum dipastikan kapan waktunya. 

Kajari Jakarta Selatan saat ini dijabat Iwan Catur Karyawan baru. 

Iwan baru menjabat pada 4 Juli 2025 menggantikan Kajari sebelumnya, Haryoko Ari Prabowo. 

Mutasi itu tertuang dalam Surat Keputusan Jaksa Agung RI Nomor 352 Tahun 2025 tertanggal 4 Juli 2025. 

Iwan Catur Karyawan, sebelumnya menjabat sebagai Asisten Tindak Pidana Khusus pada Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kendari.

Iwan juga pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Barito Utara (Barut). 
 
Sementara Haryoko Ari Prabowo kini diangkat menjadi Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) pada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Daerah Khusus Jakarta.
 
Acara pisah kenal keduanya digelar pada Jumat, 1 Agustus 2025. 

Belum banyak informasi mengenai rekam jejak Iwan Catur Karyawan selama berkiprah di korps adyaksa.  

Kronologi kasus Silfester Matutina

NASIB SILFESTER MATUTINA - FotoSilfester Matutina saat menjabat Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (15/3/2024).
NASIB SILFESTER MATUTINA - FotoSilfester Matutina saat menjabat Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (15/3/2024). (Tribunnews/Igman Ibrahim)

Kasus yang menjerat Silfester Matutina sebenarnya sudah terjadi sejak 2017. 

Berikut kronologinya: 

  1. Orasi hina Jusuf Kalla

Silfester dituduh memfitnah Jusuf Kalla akibat orasinya pada 15 Mei 2017. 

Pada saat itu, Silfester menyebut JK sebagai akar permasalahan bangsa.

"Jangan kita dibenturkan dengan Presiden Joko Widodo. Akar permasalahan bangsa ini adalah ambisi politik Jusuf Kalla," kata Silfester dalam orasi itu.  

Silfester juga menuduh JK menggunakan isu rasis demi memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta saat itu, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, dalam Pilkada DKI Jakarta.

Silfester juga mengatakan bahwa JK berkuasa hanya demi kepentingan Pilpres 2019 dan kepentingan korupsi daerah kelahirannya.

"Kita miskin karena perbuatan orang-orang seperti JK. Mereka korupsi, nepotisme, hanya perkaya keluarganya saja," lanjut Silfester dalam orasi. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved