Berita Viral

Nasib 4 Prajurit TNI yang Diamankan Usai Prada Lucky Tewas, Ayah Korban Minta Maaf Karena Hal Ini

Begini lah nasib empat prajurit TNI yang diamankan setelah kematian Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23). 

Editor: Musahadah
kolase youtube Metro TV/pos kupang
TERDUGA PENGANIAYA - Wakil Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Letkol Inf Amir Syarifudin mengungkap alasan mengamankan 4 prajurit terkait kematian Prada Lucky. 

SURYA.CO.ID - Begini lah nasib empat prajurit TNI yang diamankan setelah kematian Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23). 

Ramai dikabarkan bahwa empat prajurit TNI yang diamankan ini adalah terduga pelaku penganiayaan yang mengakibatkan Prada Lucky tewas.

Wakil Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Letkol Inf Amir Syarifudin, S.H.,M.I.P mengakui empat prajurit TNI ini diamankan, namun bukan karena sudah ada bukti-bukti keterlibatannya dalam kematian Prada Lucky.  

Dikatakan Amir, mereka diamankan dalam rangka mencegah terjadinya korban lebih bsnyak. 
Jangan sampai nanti ada main hakim sendiri.

Terkait keterlibatan mereka, hingga kini hasil penyelidikan dari tim invrestigasi belum ke luar. 

Baca juga: Yakin Prada Lucky Dianiaya Senior Sejak Lama Sebelum Tewas, Ibunda: Tak Hafal Nama Senior, Dipukul

"Jangan sampai karena ada isu yang beredar di masyarakat, mereka 4 orang dianggap bersalah. Karena kita tidak amankan, main hakim sendiri. Timbul kerugian yang lebih besar," kata  Letkol Inf Amir Syarifudin dikutip dari tayangan Nusantara TV pada Jumat (8/8/2025).

Lalu, siapa yang akan main hakim sendiri? 

Amir menyebut kemungkinan itu bisa saja terjadi, apakah dari teman satu angkatan korban, keluarga atau masyarakat yang memiliki simpati dalam kasus ini.  

"Kami mencegah lebih baik, daripada terjadi korban berikutnya," katanya. 

Amir meminta, saat ini semua pihak untuk mempercayakan penyelidikan kasus ini ke tim investigasi. 

Jika dalam investigasi terbukti ada pihak yang melanggar hukum, pihaknya akan tetap menjunjung hukum. 

"Yang bersalah, tetap akan dihukum. Hukum militer. Berdasarkan pedoman asas praduga tak bersalah," tegasnya. 

Tim investigasi yang dimaksud terdiri atas unsur Subdenpom Ende, Staf Intelijen, serta personel terkait lainnya.

Langkah ini diambil sebagai respons Pangdam IX/Udayana untuk memastikan penanganan dilakukan secara profesional, obyektif, dan sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Diwawancara terpisah, Amir meminta semua pihak, termasuk media dan masyarakat, untuk bersikap bijak dan menunggu hasil akhir dari proses penyelidikan.

“Kami menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Penyebutan nama atau jumlah terduga sebelum ada hasil investigasi hanya akan menyesatkan opini publik,” jelasnyaa dikutip dari Pos Kupang, Sabtu (9/8/2025).  

Lebih lanjut, ia mengklarifikasi, Kodam tidak memiliki kewenangan untuk memverifikasi foto-foto atau dokumen yang beredar luas di media sosial. Semua data resmi hanya akan disampaikan oleh tim investigasi sesuai hasil temuan lapangan.

Wakapendam juga menegaskan, Kodam IX/Udayana saat ini terus meningkatkan kualitas pembinaan personel dengan pendekatan yang lebih humanis.

Penekanan terhadap pencegahan kekerasan dalam proses pelatihan maupun penugasan menjadi bagian dari reformasi internal yang sedang berlangsung di lingkungan Kodam.

Terkait sanksi, Letkol Inf Amir memastikan, keputusan akan sepenuhnya berada di ranah pengadilan militer setelah seluruh proses investigasi rampung.

“Kami menghormati kekecewaan pihak keluarga. Namun, seluruh proses telah diserahkan ke institusi yang berwenang untuk ditangani secara objektif dan sesuai hukum,” tambahnya.

Kodam IX/Udayana menegaskan komitmennya dalam menegakkan keadilan dan memastikan bahwa setiap proses hukum dijalankan tanpa intervensi.

Tindakan cepat Pangdam dalam membentuk tim investigasi mencerminkan keseriusan institusi dalam menangani kasus ini secara profesional.

"Kodam tidak akan menoleransi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh siapa pun. Prinsip kebenaran dan keadilan adalah landasan utama dalam menyikapi setiap insiden di lingkungan militer,” pungkas Wakapendam.

Ayah Prada Lucky Minta Maaf

(kiri) Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dibungkus dengan sarung adat. (kanan) ucapan duka cita atas kematian Prada Lucky
(kiri) Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dibungkus dengan sarung adat. (kanan) ucapan duka cita atas kematian Prada Lucky (Kolase Dok. Warga Nagekeo, Ignas via KOMPAS.com/Instagram)

Sementara itu pihak keluarga, yang diwakili ayah almarhum, Serma Christian Namo, menyatakan keikhlasan atas kepergian putranya dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas pernyataan emosional sebelumnya di hadapan media, yang menurutnya terjadi akibat ketidakmampuan menahan kesedihan dan amarah.

Pihak keluarga berharap pelaku dapat menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. 

Sebelumnya, tewasnya Prada Lucky membuat Serma Christian histeris.

Sambil menengadahkan tangan kanannya dia berteriak di belakang mobil ambulans yang memuat jenazah putra tercintanya, Prajurit Lucky. 

Baca juga: Tabiat Prada Lucky Prajurit TNI yang Tewas Diduga Dianiaya Senior, Ayah: Saya Kejar Pelaku Kemanapun

Dengan suaranya bergetar, Christian yang mengenakan seragam pakaian dinas lapangan khas matra darat itu mempertanyakan kehadiran negara saat anaknya meninggal dengan cara tak wajar.

Berjalan mondar-mandir di halaman depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Kamis (7/8/2025), Christian yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao ini berulang kali meminta keadilan untuk anak lelaki sulungnya itu.

Beberapa kali rekan kerjanya berusaha menenangkan Christian, tetapi tetap saja tak mempan.

Dia terus saja mengumpat. 

"Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu," kata Christian dengan lantang.

Kekecewaannya semakin memuncak, lantaran keinginan untuk mengotopsi jenazah anaknya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang tak bisa terwujud. 

Di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada tenaga dokter untuk mengotopsi jenazah.

Sementara itu, di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi.

Christian hanya ingin membuktikan penyebab meninggalnya sang buah hati melalui otopsi.

Dia meminta negara harus untuk membantunya, termasuk juga mengungkap pelaku pembunuh anaknya.

"Saya masih sah jadi tentara, jiwa saya merah putih. Saya sudah 31 tahun berdinas TNI, baru pertama terjadi di diri saya. Apa ini balasan buat saya? Saya hanya menuntut keadilan, negara tidak bisa bantu saya kah?" katanya.

Beberapa rekan kerjanya, termasuk komandan dan keluarganya, terus saja membujuknya. 

Tak lama kemudian, Christian mulai melunak. Dia lalu meminta sopir ambulans untuk membawa jenazah putranya ke rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat, Kodim 1617 Rote Ndao, yang berada di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

Tiba di rumah duka, ratusan pelayat dan keluarga ikut menangis menyambut kedatangan jenazah Lucky.

Christian mengungkapkan bahwa putranya sempat curhat kepada dokter yang merawatnya bahwa dipukul senior di barak.

"Dia mengaku kepada dokter dipukuli oleh seniornya di barak," ujarnya, Kamis (7/8).

Christian tak terima anaknya dihajar hingga tewas. 

"Saya akan kejar pelakunya sampai ke mana pun. Anak saya sudah tidak ada, saya tuntut keadilan," tegasnya.

Ia mengungkapkan kondisi sang putra sebelum meninggal dunia.

Tubuh Prada Lucky Namo dipenuhi luka lebam dan sayatan. Ada juga luka seperti sulutan api rokok.

Pada bagian punggung korban penuh bekas hantaman benda keras, sementara lengan dan kakinya terdapat luka bakar mirip sundutan rokok.

Sersan Mayor Christian Namo menduga, putranya tewas akibat ginjal pecah dan paru-paru bocor.

Pernyataan Christian ini dibuktikan dengan dua foto yang beredar.

Foto pertama Prada Lucky Namo dibaringkan menyamping, dibantu petugas yang memakai sarung tangan.

Dia tidak memakai baju sehingga bagian belakangnya terekspose. Tampak bekas luka menyebar di sekujur belakangnya, dari pinggang sampai ke bahu.

Diduga foto itu diambil saat petugas hendak memandikan jenazah Prada Lucky Namo saat berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.

Foto kedua Prada Lucky Namo tidur tengadah. Meski ditutup kain putih namun bagian perut dan dadanya terekspose.

Dada bidangnya tertempel beberapa alat medis. Luka lebam tampak jelas terlihat di dada dan perut.

Lewat dua foto ini, menguatkan dugaan bahwa Prada Lucky Namo menjadi korban penganiayaan. 

Seorang warga yang membantu mengurus jenazah Prada Lucky Namo mengungkapkan bahwa tubuh anggota Batalyon Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere ( Yonif TP/834/WM ) Nagekeo ini dipenuhi luka lebam dan sayatan di beberapa bagian.

Siapakah Serma Christian Namo? 

Serma Christian sudah 31 tahun menjadi anggota TNI. 

Prada Lucky adalah anak kandungnya dengan Sepriana Paulina Mirpey.

Saat ini Serma Christian bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao.

Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Kodam IX/Udayana Bentuk Tim Investigasi Gabungan, Usut Kematian Prada Lucky

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved