Penemuan Mayat Dalam Kardus di Gresik

Hasil Pemeriksaan Otopsi Sevi Ayu Ungkap Luka Fisik dan Bukti Kekerasan yang Mengerikan Syahrama

Proses autopsi terhadap jasad Sevi Ayu Claudia (30), driver ojol asal Sidoarjo, mengungkap fakta mengerikan di balik pembunuhan sadis yang dilakukan o

Editor: Adrianus Adhi
Dok Polres Gresik
PEMBUNUH - Syahrama, pelaku pembunuhan Sevi Ayu Claudia 

SURYA.co.id, Gresik - Proses autopsi terhadap jasad Sevi Ayu Claudia (30), driver ojol asal Sidoarjo, mengungkap fakta mengerikan di balik pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Syahrama alias SR (36).

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa korban mengalami luka fisik berat yang mengindikasikan pembunuhan penuh kekerasan.

Diketahui, ada sekitar delapan luka robek di kepala Sevi. Luka tersebut memiliki panjang bervariasi, antara dua hingga enam setengah sentimeter.

Luka robek itu disertai memar hebat yang menyebar dari puncak kepala hingga ke bagian belakang tengkuk. Diduga ini akibat hantaman benda tumpul secara bertubi-tubi.

Pemeriksaan luar juga mencatat adanya lebam keunguan di bagian dada kiri dan punggung. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa korban mengalami kekerasan ekstrem dalam kondisi sadar.

Pada bagian bibir dalam, ditemukan memar yang mengindikasikan benturan atau tekanan dari luar.

Sementara itu, lakban hitam sepanjang 10 cm ditemukan tertinggal di rongga mulut korban, diduga sebagai usaha pelaku untuk membungkam atau mencegah teriakan.

Baca juga: 4 Fakta Pembunuhan Driver Ojol Sevi Ayu, Pelaku Syahrama Ternyata Residivis Dulu Buang Jasad Remaja

Leher Sevi juga menunjukkan tanda-tanda kekerasan. Terlihat luka lecet akibat gesekan benda keras, yang diduga berasal dari alat pemotong kertas besi yang digunakan pelaku untuk mencekik korban.

Pemeriksaan pada tangan korban menampilkan memar dan goresan yang diyakini sebagai bentuk perlawanan terhadap serangan pelaku. Kedua pergelangan tangan menunjukkan luka yang tidak beraturan, menandakan bahwa korban berusaha melepaskan diri atau menangkis pukulan.

Tim forensik kini mengamati kekakuan mayat pada bagian rahang dan pergelangan kaki. Kaku mayat ini menandakan bahwa korban sudah dalam keadaan tak bernyawa selama 18 hingga 24 jam sebelum dilakukan autopsi.

Dokter forensik juga menemukan tanda-tanda lain berupa luka lecet kecil di bagian lutut dan siku. Luka-luka ini muncul sebagai hasil gesekan dengan permukaan kasar, kemungkinan saat tubuh korban dipindahkan atau dimasukkan ke dalam kantong plastik.

RESIDIVIS PEMBUNUHAN - Tampang Syahrama (kiri) pembunuh driver ojol Sevi Ayu, asal Sidoarjo ternyata residivis pembunuhan. TErnyata SYahrama seorang residivis.
RESIDIVIS PEMBUNUHAN - Tampang Syahrama (kiri) pembunuh driver ojol Sevi Ayu, asal Sidoarjo ternyata residivis pembunuhan. TErnyata SYahrama seorang residivis. (kolase surya/willy abraham/istimewa)

Pemeriksaan Internal dan Dugaan Trauma Otak

Bagian dalam tubuh Sevi tak kalah mengerikan. Autopsi menunjukkan adanya perdarahan di bawah selaput otak dan selaput laba-laba. 

Selain itu, tim medis menemukan resapan darah pada jaringan otak yang kemungkinan menjadi penyebab utama kematian. 

Organ dalam lainnya seperti paru-paru, jantung, dan lambung menunjukkan kondisi normal, menandakan bahwa kerusakan fatal hanya terjadi akibat luka di kepala dan leher.

Baca juga: Dulu Lindas Korban, Kini Bungkus Mayat: Inilah Jejak Brutal Syahrama di Sidoarjo Sejak 2007

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved