Kapal Tenggelam di Selat Bali

3 Kisah Pilu Korban Tewas Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Ada Pengantin 12 Hari dan Ibu Anak

Ini kisah memilukan korban tewas saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. Ada yang pengantin 12 hari.

Editor: Musahadah
Kolase tribun bali/TVOne
DUKA - Foto kiri: Febriani, pengantin baru meratapi kepergian istrinya yang menjadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Foto kanan: seorang bapak membopong jasad anaknya yang tewas dalam kecelakaan itu. 

Namun karena ukurannya yang kecil, terpaksa hanya setengah yang bisa diangkut. Sedangkan sisanya dijemput setelah nelayan itu memberi informasi pada rekannya. 

Setibanya di darat, Febriani segera dibawa ke Posko ASDP Gilimanuk pukul 9.30 wita. 

Di tempat inilah ia menerima kabar bahwa Cahyani telah ditemukan namun meninggal dunia. 

Febriani juga diberi kesempatan untuk melihat wajah istrinya.

Ketika kantong jenazah dibuka, tangis Febriani langsung pecah, dan segera ditenangkan oleh kerabatnya. 

3. Pekerja kantin yang berjuang hidupi 2 anak ikut jadi korban 

BERDUKA - Keluarga Elok Rumantini (34), salah satu korban meninggal dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, saat ditemui perwakilan Pemkab Banyuwangi di rumah duka, Jumat (4/7/2025).
BERDUKA - Keluarga Elok Rumantini (34), salah satu korban meninggal dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, saat ditemui perwakilan Pemkab Banyuwangi di rumah duka, Jumat (4/7/2025). (SURYA.co.id/Aflahul Abidin)

Elok Rumantini (34) menjadi satu dari enam korban meninggal dunia insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Rabu (2/7/2025).

Elok adalah pekerja kapal yang baru sebulan bekerja di kantin KMP Tunu Pratama Jaya.

Elok yang merupakan single parent, bekerja di sana untuk menafkahi dua anaknya yaitu Z (13) dan T (4) setelah ditinggal suaminya meninggal dunia setahun lalu.

"Elok tulang punggung keluarga, anak-anaknya masih kecil, suaminya meninggal karena sakit paru-paru setahun lalu," cerita ibu Elok, Hartatik (55), Jumat (4/7/2025).

Elok bekerja di kantin KMP Tunu Pratama Jaya setelah mendapatkan penawaran dari temannya.

Ia pun mengambil tawaran tersebut usai bekerja serabutan dan hartanya habis untuk pengobatan sang suami.

Bekerja sejak Juni lalu, Elok akan tiga hari sekali pulang ke rumah untuk beristirahat selama satu hari, sebelum kembali bekerja.

"Seharusnya hari ini dia pulang, terakhir berangkat Rabu lalu (saat kejadian)," ucap Hartatik menahan tangis.

Pilu ditinggal anak kian terasa ketika Hartatik mengingat bahwa bulan Juli merupakan bulan kelahiran wanita yang akan berulang tahun apda 29 Juli tersebut.

Kini, Hartatik yang biasanya bekerja sebagai buruh cuci harus bekerja lebih keras untuk menghidupi kedua cucunya.

Termasuk untuk memastikan cucu-cucunya dapat hidup dengan baik setelah orangtua mereka meninggal dunia.

"Alhamdulillah tadi dapat bantuan dari Pemkab Banyuwangi, cucu saya dapat bantuan untuk pendidikan, saya juga dibantu untuk membuka usaha gorengan dan es di rumah," tuturnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kadek Oka Jadi Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali, Istri dan Anak Menunggu di Pelabuhan Gilimanuk

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved