Kapal Tenggelam di Selat Bali

Profil dan Spesifikasi Kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali, Dibangun Tahun 2010

Profil dan spesifikasi kapal KMP Tunu Pratama Jaya ikut jadi sorotan seiring dengan insiden yang menimpanya baru-baru ini.

kolase Tribunnews
KAPAL TENGGELAM - Kolase foto Kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali. Simak profil dan spesifikasinya. 

SURYA.co.id - Profil dan spesifikasi kapal KMP Tunu Pratama Jaya ikut jadi sorotan seiring dengan insiden yang menimpanya baru-baru ini.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di selat Bali pada Rabu (2/7/2025) tengah malam. 

Saat tenggelam, KMP Tunu Pratama Jaya diketahui mengangkut 60 orang (53 penumpang dan 12 kru), serta 22 kendaraan.

Lantas, seperti apa profil dan spesifikasinya?

KMP Tunu Pratama Jaya merupakan kapal motor penyeberangan jenis roll-on/roll-off (Ro-Ro) yang dibangun pada tahun 2010 dan berbendera Indonesia.

Kapal ini dioperasikan oleh PT Pasca Dana Sundari dan telah beroperasi melayani beberapa rute pelayaran antarpulau, termasuk rute Torobulu–Tampo di Sulawesi Tenggara serta rute populer Ketapang–Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali.

Baca juga: Daftar Crew Kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali, Pencarian Terkendala Ombak

Dengan panjang keseluruhan mencapai 63,3 meter dan lebar sekitar 12 meter, kapal ini memiliki bobot kotor (Gross Tonnage) sebesar 792 GT.

KMP Tunu Pratama Jaya dirancang untuk mengangkut penumpang dan kendaraan secara bersamaan.

Kapasitas angkutnya mencapai 65 orang yang terdiri atas 53 penumpang dan 12 kru kapal. 

Untuk kendaraan, kapal ini mampu menampung hingga 22 unit, termasuk 14 truk tronton besar.

Tinggi bebas pada dek kendaraan mencapai sekitar 4,2 meter, memungkinkan kapal ini mengangkut kontainer atau kendaraan berbobot besar secara efisien.

Dari sisi performa, KMP Tunu Pratama Jaya mampu melaju dengan kecepatan maksimal sekitar 9 knot.

Kapal ini sempat mencuri perhatian ketika diresmikan untuk beroperasi di jalur Torobulu–Tampo oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai bagian dari upaya mendukung konektivitas wilayah.

Namun, pada malam 2 Juli 2025, kapal ini mengalami musibah tragis saat tengah berlayar dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk di Bali.

Sekitar 25 menit setelah bertolak dari Ketapang, kapal dilaporkan mengalami kebocoran di ruang mesin, yang kemudian memicu padamnya sistem kelistrikan (blackout).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved