Terminal Teluk Lamong Luncurkan System Berthing Priority untuk Tingkatkan Layanan Kapal Curah Kering
PT Terminal Teluk Lamong (TTL) secara resmi meluncurkan standard operation procedures (SOP) Berthing Priority untuk kapal curah kering.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - PT Terminal Teluk Lamong (TTL) secara resmi meluncurkan standard operation procedures (SOP) Berthing Priority untuk kapal curah kering.
Langkah ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan operasional curah kering.
Penandatanganan SOP telah dilakukan akhir bulan lalu oleh Kepala KSOP Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun, Division Head Operasi Regional 3, Johanes Wahyu dan Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David P Sirait.
"Sistem Berthing Priority merupakan inovasi dalam mekanisme penjadwalan tambat kapal yang mengatur urutan sandar berdasarkan booking yang disampaikan oleh Cargo Owner/Shipping Agent sebelum/setelah kapal berangkat dari pelabuhan muat (loading port)," jelas David, Dirut TTL, Jumat (9/5/2025).
Sistem Berthing Priority ini akan menggantikan metode sebelumnya, yaitu First In First Out (FIFO) atau First In First Serve, yang dinilai kurang optimal dalam menjawab tantangan operasional terkini.
Kepala KSOP Utama Tanjung Perak Surabaya, Agustinus Maun, menyampaikan harapannya untuk SOP ini dapat segera diimplementasikan sehingga penyandaran kapal dapat di planning dengan baik, kegiatan pandu tunda juga berjalan dengan lancar.
"Ini merupakan inovasi yang agile, SOP ini efektif untuk menunjang kelancaran operasional di Terminal Teluk Lamong. Inovasi seperti ini perlu terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk Nasional dan memperkuat sistem logistik Indonesia” ungkap Agustinus.
Penerapan SOP Berthing Priority ini telah melalui tahap uji coba sejak Oktober 2024.
Hasil implementasi menunjukkan penurunan signifikan pada waktu tunggu tambat kapal (waiting time to berth), dari rata-rata 8,9 hari mejadi 1,6 hari pada penjadwalan tambat Mei 2025.
Dari perspektif pengguna jasa, system ini memberikan berbagai manfaat seperti penurunan risiko denda demurrage, efisiensi konsumsi BBM melalui pengaturan kecepatan pelayaran yang disesuaikan, serta potensi memperoleh dispatch dari pihak charterer atas percepatan proses bongkar muat.
David juga menyampaikan bahwa sistem ini bentuk komitmen TTL dalam memberikan layanan yang unggul dan efisien bagi seluruh stakeholder.
“Melalui system Berthing Priority yang diterapkan secara transparan, efisien, dan efektif, kapal curah kering di terminal kami mendapatkan kepastian waktu untuk melakukan proses bongkar," terang David.
TTL telah menyiapkan dermaga curah kering dengan panjang 250 meter, dilengkapi fasilitas modern 2 unit Grab Ship Unloader (GSU), 4 unit Excavator, 2 unit Wheel Loader dan Conveyor system yang langsung terhubung dengan gudang penyimpanan.
Memiliki kedalaman perairan mencapai LWS -14 meter dan kapasitas bongkar mencapai 4.000 ton/jam, fasilitasi ini sangat mendukung pelayanan bongkar yang cepat dan efisien.
Keberhasilan implementasi SOP ini memerlukan kolaborasi antara regulator, operator, dan regional serta pengguna jasa.
| BPBD Jatim Kirim Material Bangunan untuk Ponpes Syeh Abdul Qodir Jailani Situbondo yang Ambruk |
|
|---|
| Beri Kesempatan Warga Disabilitas Masuk Dunia Kerja, Permkab Trenggalek Susun Basis Data Kompetensi |
|
|---|
| Bikin Foto Seperti Liburan Ke Luar Negeri Pakai Prompt Gemini AI |
|
|---|
| Pencemaran Air Terjadi Di Desa Prambon, Ketua DPRD Trenggalek Janjikan Pembuatan Sumur Dalam |
|
|---|
| Hadirkan GEN QuickDischarge, Generali Indonesia: Layanan Proses Administrasi Pasca Rawat Inap Instan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/SOP-BERTHING-PRIORITY-Direktur-Utama-PT-Terminal-Teluk-Lamong-David-P-Sirait.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.