Ajak Masyarakat Untuk Kendalikan Inflasi, Pemkab Bojonegoro Gencarkan Bertanam di Pekarangan Rumah

Pendampingan kepada warga juga disiapkan melalui koordinator penyuluh yang akan membimbing proses budidaya hingga panen

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Deddy Humana
surya/Misbahul Munir
KENDALIKAN INFLASI - Pemkab Bojonegoro mencanangkan program pemanfaatan lahan pekarangan warga sebagai strategi dalam menekan laju inflasi daerah dan mendukung ketahanan pangan. 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO – Pemkab Bojonegoro terus menggencarkan strategi konkret dalam menekan laju inflasi daerah.

Salah satu langkah inovasi yang menjadi fokus utama adalah pemanfaatan pekarangan rumah warga untuk budidaya tanaman produktif seperti cabai, tomat, dan sayur-sayuran.

Program ini diyakini tidak hanya mampu mendukung ketahanan pangan keluarga, namun juga menjadi kekuatan baru dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok di tingkat lokal.

Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemkab Bojonegoro, Sukaemi mengemukakan pentingnya langkah-langkah strategis yang menyasar langsung ke tingkat rumah tangga.

“Pekarangan rumah sekecil apapun, bisa menjadi sumber ketahanan pangan keluarga jika dioptimalkan. Minimal dengan menanam cabai. Ini sangat membantu menekan permintaan pasar yang tinggi akan komoditas tersebut,” ungkap Soekemi, selasa (15/4/2025). 

Program ini menjadi bagian dari sinergitas berbagai upaya, termasuk dukungan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), hingga mitra strategis seperti Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

Pendampingan kepada warga juga disiapkan melalui koordinator penyuluh yang akan membimbing proses budidaya hingga panen.

Langkah ini akan berjalan beriringan dengan program unggulan lain seperti GAYATRI (Gerakan Ayam Petelur Mandiri), serta pengembangan ternak ayam kampung dan budidaya ikan lele, yang sebelumnya telah diluncurkan untuk mendukung kemandirian pangan di tingkat keluarga.

Tidak hanya soal produksi, pemkab juga menyiapkan strategi distribusi. Salah satunya adalah pengaturan kalender tanam yang disusun bersama penyuluh pertanian agar panen tidak terjadi serentak, sehingga pasokan ke pasar lebih merata dan harga tetap stabil.

“Kalau panen dilakukan bertahap, tidak ada lagi ledakan pasokan yang bikin harga jatuh, atau kekurangan pasokan yang membuat harga melonjak,” imbuh Sukaemi.

Langkah jangka panjang pun tidak luput dari perhatian. Pemkab Bojonegoro menggandeng PPI sebagai mitra dalam memastikan pasokan bahan pokok tetap terjaga, terutama saat terjadi lonjakan permintaan.

Di sisi lain, Kepala Cabang Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja mengungkapkan bahwa stok bahan pokok di Gudang Bulog Sumengko (Kalitidu) dalam kondisi aman. Hingga pertengahan April 2025, tersedia 6.915 ton beras, 59,6 ton gula, dan 21.000 liter minyak goreng.

Bulog juga aktif menyerap gabah petani lokal. Bahkan Ferdian menyebut penyerapan gabah kering panen (GKP) di Bojonegoro telah melampaui dari yang ditargetkan.

"Serapan GKP mencapai 11.000 ton, melewati target pusat sebesar 8.700 ton. Proses ini turut melibatkan TNI dan penggilingan padi lokal," kata Fedian.

Harapannya, program-program berbasis masyarakat ini tidak hanya meredam inflasi, tetapi juga mempercepat penurunan angka kemiskinan di daerah. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved