Kisah Para Ibu Penebang Tebu di Magetan, Kerja Keras Demi Mencukupi Kebutuhan Keluarga

Meski pekerjaan ini umumnya identik dengan laki-laki, para ibu di Magetan, Jatim ini menunjukkan etos kerja tinggi dan semangat luar biasa.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani
IBU PENEBANG TEBU - Para ibu yang menekuni profesi sebagai penebangtTebu saat memasuki musim panen di sebuah ladang Desa Mangunrejo, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Senin siang (6/10/2025). Upah yang diterima dipakai untuk biaya anak sekolah dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. 

SURYA.CO.ID, MAGETAN -  Di tengah panasnya terik matahari siang, sejumlah perempuan di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur (Jatim), tetap giat bekerja sebagai penebang tebu

Mereka berjibaku di tengah ladang luas, menebang dan mengangkut tanaman tebu yang siap panen tanpa mengenal lelah.

Satu per satu batang tebu yang telah ditebang dipindahkan ke atas bak truk. 

Meski pekerjaan ini umumnya identik dengan laki-laki, para perempuan ini menunjukkan etos kerja tinggi dan semangat luar biasa.

Bekerja Demi Keluarga dan Pendidikan Anak

Salah satu penebang tebu, Nurjanah, mengaku sudah satu tahun menjalani profesi tersebut. 

Ia memilih bekerja di ladang tebu untuk membantu suaminya mencukupi kebutuhan keluarga, termasuk biaya sekolah anak.

“Saya ikut bantu suami cari nafkah. Sudah satu tahun bekerja seperti ini. Hasilnya buat kebutuhan rumah dan sekolah anak,” ujar Nurjanah saat ditemui di lokasi panen, Senin (6/10/2025).

Dalam sehari, kelompok kerja Nurjanah yang beranggotakan sekitar 25 hingga 30 orang mampu mengangkut 5 hingga 6 truk tebu. 

Ia mengaku tidak keberatan dengan beratnya pekerjaan ini, karena kebutuhan ekonomi keluarga menjadi motivasi utamanya.

“Capek memang, tapi saya niatkan demi anak supaya sekolahnya lancar. Pekerjaan ini juga musiman. Kalau sedang tidak ada panen, saya kembali jadi petani atau ibu rumah tangga,” tambahnya.

Sebagai penebang tebu, Nurjanah menerima upah sebesar Rp 55.000 per hari. Meski jumlahnya tidak besar, penghasilan itu sangat berarti bagi keluarganya.

Tantangan di Ladang Tebu

Hal senada disampaikan oleh Ngadmi, pekerja lain yang juga terlibat dalam panen tebu di desa tersebut. 

Ia menyebutkan, tantangan utama dalam pekerjaan ini adalah saat proses mengangkut tebu yang telah ditebang.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved