Hikmah Ramadan 2025

Merawat Kemabruran Puasa 9 - Menebar Energi Positif

Menebarkan energi positif bagian dari misi suci Ramadan. Qalbu yang sehat, itulah yang akan meraih sukses.

Editor: Cak Sur
Istimewa
Menteri Agama, Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA. 

Namun dalam era masyarakat modern seperti sekarang ini, pola kepemimpinan masyarakat sudah lebih terbuka, artinya siapa pun secara obyektif memenuhi persyaratan dan kualifikasi tertentu yang ditetapkan secara terbuka, maka itulah yang akan meraih tiket pemimpin masyarakat. 

Dengan kata lain, masyarakat demokratis menghendaki pemimpin yang dicintai secara umum di dalam masyarakat. 

Sungguhpun bukan bangsawan tetapi kala ia mampu neraih simpati masyarakat, maka dialah yang akan terpilih sebagai pemimpin.

Meraih simpati sebagai kunci untuk meraih segala-galanya di dalam masyarakat, sudah lama dicontohkan Nabi. 

Itulah sebabnya, Nabi tidak pernah berwasiat kepada anggota keluarga dekatnya untuk menggantikan posisinya sebagai kepala pemerintahan. 

Kenyataan sejarah Khulafaur Rasyidin juga demikian. Tidak ada satu pun di antara keempat khalifah itu mewariskan pemerintahannya kepada anggota keluarga terdekatnya. 

Siapa yang meraih simpati paling besar di dalam masyarakat, pada akhirnya menjadi khalifah (pengganti). 

Jadi system yang diperkenalkan Nabi dan para sahabatnya, terlalu modern melampaui zamannya dalam arti positif. 

Sensi-sendi masyarakat konstruktif dii’tibarkan dalam konsep salat jamaah. Pemilihan sebagai imam salat bukan berdasarkan genetik, tetapi berdasarkan profesionalisme. 

Siapa yang terbaik menjadi pemimpin, tentunya juga yang paling profesional. Qalbu yang sehat, itulah yang akan meraih sukses. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved